JATIMTIMES - Universitas Islam Malang (Unisma) kembali menunjukkan komitmennya dalam memperluas jejaring global. Melalui gelaran Tazkirah, Kajian Tasawuf, dan Doa Bersama, Unisma menghadirkan ulama terkemuka dunia, Al-Sheikh Al-Sayyid Afeefuddin Al-Jailani dari Baghdad, Irak, Senin malam (28/4/2025) di lantai 7 gedung pascasarjana Unisma.
Kegiatan yang menghadirkan sosok penjaga agung makam Al-Sheikh Abdul Qadir Al-Jailani di Baghdad itu bukan sekadar forum spiritual biasa. Lebih jauh, Unisma memanfaatkan momentum kehadiran Al-Jailani untuk membuka ruang dialog lintas budaya, memperkuat relasi internasional, dan memperkenalkan wajah Islam yang moderat dan multikultural ke tingkat dunia.

Rektor Unisma Prof Drs Junaidi Mistar MM PhD dalam sambutannya memperkenalkan secara rinci keunggulan kampus yang berhaluan Ahlus Sunnah wal Jama'ah ini. Berdiri sejak 27 Maret 1981, Unisma telah bertransformasi menjadi salah satu perguruan tinggi swasta terkemuka di Indonesia. Dengan sepuluh fakultas dan 38 program studi, Unisma menegaskan eksistensinya, termasuk di tingkat magister dan doktoral.
Baca Juga : Kota Batu Punya Rumah Inklusi, Hadirkan Layanan bagi Penyandang Disabilitas
Tak hanya itu. Unisma membanggakan pencapaian internasionalnya. Beberapa program studi telah mengantongi akreditasi internasional. Empat program bidang sains telah diakreditasi oleh ASIIN (Akkreditierungsagentur für Studiengänge der Ingenieurwissenschaften, der Informatik, der Naturwissenschaften und der Mathematik) yang berbasis di Jerman. Sementara empat program sosial-humaniora telah diakui oleh FIBAA (Foundation for International Business Administration Accreditation), lembaga akreditasi internasional ternama yang juga berbasis di Jerman.

Dalam kancah nasional, Unisma berhasil menorehkan prestasi sebagai kampus unggulan di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia yang menaungi sekitar 280 perguruan tinggi. Dari total sekitar 5.000 perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia, Unisma bangga menempati peringkat ke-54.
Secara regional internasional, Unisma juga mencatatkan prestasi membanggakan di Asia Tenggara dengan berada di peringkat ke-153. Pencapaian ini menjadi motivasi kuat bagi Unisma untuk terus berlari lebih kencang menuju internasionalisasi.
"Kolaborasi internasional adalah fokus utama kami saat ini," tegas rektor Unisma. Ia menyebutkan bahwa Unisma telah membangun jejaring erat dengan perguruan tinggi di Uzbekistan, Azerbaijan, Rusia, dan lainnya, serta kini tengah membuka peluang kerja sama strategis dengan institusi atau perguruan tinggi di Irak.

Sebagai bagian dari langkah konkret, Unisma juga tengah memfinalisasi penandatanganan memorandum of understanding (MoU) dengan Al-Azhar Observatory for Combating Extremism, sebuah badan prestisius di bawah Universitas Al-Azhar yang bergerak di bidang studi anti-ekstremisme. Rencana ini diharapkan segera terwujud dalam waktu dekat, baik di Indonesia maupun di Mesir.
Sementara itu, Direktur Pascasarjana Unisma Prof Mas'ud Said menyoroti betapa luar biasanya perjalanan Sheikh Afeefuddin dari Baghdad ke Indonesia, sebuah perjalanan panjang yang memakan waktu hingga 14 jam penerbangan. “Ini bukan perjalanan mikrolet, Bapak-Ibu, ini penerbangan internasional 14 jam. Betapa besar semangat beliau untuk hadir di tengah-tengah kita,” ungkapnya disambut tawa hangat hadirin.

Lebih jauh, Prof. Mas'ud Said mengingatkan pentingnya kedekatan umat Islam dengan sosok besar seperti Al-Sheikh Abdul Qadir Al-Jailani, yang dalam tradisi NU menjadi salah satu wasilah doa setelah Rasulullah SAW. Ia berkisah tentang pengalaman spiritual pribadinya saat berziarah ke makam Al-Sheikh Abdul Qadir Al-Jailani di Baghdad, sebuah perjalanan yang ia lakukan bersama gubernur Jawa Timur pada Mei tahun lalu.
Baca Juga : TRAC Hadirkan Sewa Mobil Lepas Kunci yang Aman untuk Mobilitas Tanpa Batas
"Di sana, di kompleks yayasan Al-Jailani, saya menyaksikan sendiri warisan keilmuan beliau. Ada perpustakaan besar Al-Qadiriyah yang menyimpan kekayaan literatur tasawuf dan fikih. Sungguh, tempat itu penuh getaran spiritual," ungkap Prof. Mas'ud penuh haru.
Ia juga mengungkapkan kemuliaan akhlak Al-Sheikh Abdul Qadir Al-Jailani yang tercatat dalam sejarah Islam. Salah satu kiprah monumental beliau adalah memberi makan 600 orang yatim, fakir, dan miskin setiap hari selama enam abad. “Ini bukan sekadar legenda, ini fakta sejarah yang menunjukkan kebesaran ruhani dan kemuliaan hati beliau,” imbuhnya.
Kehadiran Sheikh Afeefuddin, yang merupakan keturunan langsung dari Sheikh Abdul Qadir Al-Jailani, dianggap sebagai anugerah besar bagi Unisma. Prof. Mas'ud Said berharap momentum ini menjadi pintu pembuka keberkahan, baik dalam penguatan spiritualitas sivitas akademika
Dengan kehadiran tokoh ulama dunia dan misi besar memperluas jejaring akademik global, Unisma membuktikan dirinya tidak hanya menjadi pusat pendidikan tinggi yang bermutu, tetapi juga sebagai duta Islam moderat yang siap bersaing di kancah internasional.