free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Gunung Kelud Dikabarkan Bakal Erupsi, Benarkah?

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

11 - Feb - 2025, 15:54

Placeholder
Petugas Pengamat Gunung Kelud dari PVMBG, Khoirul Huda. (foto: TikTok @mas.ari.purnomo.a)

JATIMTIMES - Baru-baru ini, informasi mengenai potensi erupsi Gunung Kelud, gunung berapi aktif yang terletak di perbatasan Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Malang, Jawa Timur kembali mencuat. Hal ini berawal dari pertanyaan seorang warga dengan akun TikTok @mas.ari.purnomo.a kepada Petugas Pengamat Gunung Kelud dari PVMBG, Khoirul Huda. 

Dalam video tersebut, pengguna TikTok bertanya, "Mbah Khoirul? Ini Gunung Kelud kan sudah masuk fase kedua, sudah lebih dari 10 tahun dari erupsi tahun 2014. Mungkin ada info tentang perubahan karakter Gunung Kelud sekarang dibanding yang dulu? Apa bahaya dan apa yang harus kita lakukan untuk mitigasi bencana Kelud?

Baca Juga : Gebyar Undian 2025 Graha Bangunan: Hadiah Uang, Smart TV dan Handphone Menanti

Menanggapi pertanyaan tersebut, Khoirul menjelaskan bahwa karakter Gunung Kelud telah mengalami perubahan signifikan dari waktu ke waktu. Ia menyebutkan bahwa pada tahun 1990, Gunung Kelud memiliki volume air danau kawah sekitar 2.500.000 m³. Namun, situasinya berubah pada tahun 2007 dengan terjadinya erupsi efusif yang memunculkan "Anak Kelud." 

“Anak gunung tersebut menjadi sumbat yang akhirnya menutup permukaan kawah Gunung Kelud. Sumbatan ini kemudian dihancurkan oleh erupsi dahsyat pada 2014 yang mencapai ketinggian 20 km,” jelas Khoirul. 

Ia juga mengenang bahwa erupsi tahun 1990 tidak terlalu besar karena keberadaan air danau kawah yang mampu meredam letusan. “Sekarang lagi proses, mudah-mudahan banyak pihak membantu mengurangi volume air kawah tersebut,” tambahnya. 

Mengenai potensi erupsi di masa mendatang, Khoirul meyakini jika erupsi yang akan terjadi nanti tidak sedahsyat tahun 2014. Namun akan mirip seperti model tahun 1990-an.  

"Insya Allah kondisi tidak seperti tahun 2014. Karakter letusannya mungkin tidak akan terlalu jauh dari model 1990," ujarnya. 

Ia menjelaskan bahwa letusan seperti tahun 1990 memiliki ketinggian sekitar 10 km. "Itu nanti mengakibatkan awan panas kolab tidak sampai awan guguran. Jadi meluncur naik ke atas tidak sampai ke atas, tenaganya habis terus menyusut ke bawah," jelasnya. 

Menurut Khairul, jangkauan letusannya tergantung dari material erupsi Kelud seberapa banyak, seberapa tinggi erupsinya. Yang pasti kata Khairul, material erupsi akan mengalir di semua lembah yang berhulu di puncak Kelud. 

"Jadi kalau pengalaman tahun-tahun 1990 itu sampai dengan 5 km, jaraknya dari kawah. Kalau di daerah sini, daerah barat itu sampai dengan, perkebunan Margomulyo. Kemudian sebelah selatan itu kemarin sampai Gandusari, Blitar. Jadi (dulu) awan panasnya sampai di lahan penduduk," ujarnya. 

Baca Juga : Heboh! Hubungan Lee Jong Suk dan IU Dirumorkan Berakhir, Benarkah? 

"Kalau ke utara sampai di Kalinogo, pertemuan Kalinogo ke selatan dikit  arah kurang lebih sekitar 4 km, di hulu sungai Konto," tambah Khairul. 

Meski begitu, upaya mitigasi tetap diperlukan. Khoirul menegaskan bahwa salah satu cara terbaik untuk mengurangi dampak awan panas adalah dengan menjaga vegetasi dan menanam pohon di sekitar lereng gunung. "Jika ingin aman dari letusan, wajib menanam pohon," tegasnya. 

Jika disuruh memilih, Khoirul mengaku memilih erupsi Kelud yang dahsyat seperti 2014 daripada erupsi 2009. Sebab dampaknya tersebar ke seluruh area Jawa. 

"Kalau dibilang bahaya untuk area kita, kalau saya suruh milih, milih yang gede, yang ada anak gunung itu, yakni pada 2014, karena material yang dikeluarkan selama kurang lebih sekitar 130 sampai 153 m³. Jika itu mumbul tinggi, dan disebar ke seluruh area Jawa dan otomatis lebih mudah. Tapi jika hanya sekitar 10 km letusan, ya 123 m³, hanya kena Kediri-Blitar," pungkas Khairul. 

Untuk diketahui, Gunung Kelud terakhir meletus pada tanggal 13 Februari 2014. Letusan ini terjadi pada malam hari dan sangat dahsyat. Letusan terjadi pada pukul 22.50 WIB. Sementara itu, saat ini per Februari 2025 Gunung Kelud berstatus Level I atau normal.


Topik

Peristiwa Gunung Kelud erupsi erupsi gunung kelud



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

Sri Kurnia Mahiruni