JATIMTIMES - Sering makan mi instan dikaitkan dengan penyakit radang usus, usus lengket, sampai usus buntu. Alhasil banyak orang khawatir memakan produk ini.
Mi instan merupakan produk mi praktis yang banyak digemari karena rasanya nikmat. Sayangnya ada banyak anggapan buruk soal mi instan hingga banyak orang benar-benar menghindari konsumsinya.
Baca Juga : Viral di Sosmed, Orang Tua Misterius Kesulitan Berjalan di Area Kedungwaru Tulungagung
Salah satu yang banyak dipercaya sejak dulu sampai sekarang adalah makan mi instan menyebabkan pelengketan usus, radang usus, hingga usus buntu. Konsumsinya disebut-sebut sangat berisiko untuk sistem pencernaan. Lantas benarkah hal itu?
Mi Instan Tidak Sebabkan Usus Buntu
Mengutip dari laman Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, menyatakan bahwa tak mungkin mi instan membuat usus buntu. Walau mengonsumsinya setiap hari, tetapi mi instan tidak ada kaitannya dengan usus buntu atau radang usus.
Sementara itu, dr. Dion Haryadi yang aktif berbagi informasi soal gizi juga meluruskan anggapan soal makan mi instan bikin usus buntu.
“Mitos ini kayaknya sudah ada dari zaman saya masih kecil sampai saya sudah punya anak kecil sekarang. Cuma memang agak di-update, (efek makan mi instan), nggak usus buntu lagi, tapi usus lengket atau kanker usus. Yang yah, namanya mitos, yah tidak berlandaskan fakta kesehatan sama sekali,” kata dr. Dion dalam unggahan di akun Instagramnya @dionharyadi, dikutip Kamis (30/1/2025).
Mi Instan Rendah Kandungan Gizi
Namun, tentu saja, mengonsumsi mi instan terlalu sering juga tidak bagus karena kandungan gizinya tidak seimbang. Lebih jauh, kebiasaan tersebut dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
Perlu diketahui bahwa satu paket mi instan bersama bumbunya mengandung karbohidrat, lemak, lemak jenuh, garam, dan bahan pengawet. Sementara, mie instan seringkali rendah kandungan protein, serat, vitamin, dan mineral yang penting bagi tubuh.
Baca Juga : Gaya Kuliner Kekinian jadi Daya Tarik Pasar Klojen di Kalangan Muda
Dr. Dion juga menambahkan beberapa fakta terkait alasan konsumsi mi instan kebanyakan tidak baik bagi kesehatan. Pertama, mi instan tinggi kandungan garam atau sodium, yang mana dalam sebungkus mi instan mengandung lebih dari 50% kebutuhan garam harian. Kedua, mi instan tergolong makanan tinggi karbohidrat dengan kandungan sekitar 350-an kalori per bungkus.
“Ini setara dengan sekitar 200-300 gram nasi putih,” tulis dr. Dion.
Seperti banyak makanan olahan, mi instan mengandung zat tambahan makanan seperti garam, MSG dan pengawet TBHQ, dikutip dari Healthline. Jika sering mengonsumsinya, kamu berisiko lebih tinggi mengalami sindrom kardiometabolik, yaitu sekumpulan kelainan metabolisme yang dapat menjadi faktor risiko penyakit jantung, stroke, diabetes, dan fatty liver.
Jurnal Nutrition Research and Practice (2017) menunjukkan hasil penelitian di Korea Selatan bahwa konsumsi mi instan yang sering dapat meningkatkan faktor risiko kardiometabolik di kalangan mahasiswa sehat berusia 18–29 tahun.
Mi instan dapat menjadi pilihan makanan yang praktis dan lezat, tapi penting untuk mengonsumsinya dengan bijak dan tidak berlebihan. Untuk memenuhi kebutuhan gizi harian, tambahkan sayuran segar seperti sawi hijau, bayam, wortel, brokoli, atau tauge, dan juga sumber protein seperti telur atau ayam ke dalam mi instan untuk meningkatkan kandungan serat, vitamin, dan protein.