JATIMTIMES - Surat Al-Kafirun adalah salah satu surat dalam Alquran yang memiliki makna mendalam dan manfaat yang luar biasa bagi umat Islam. Meskipun banyak yang sudah akrab dengan surat ini, masih banyak pula yang belum memahami secara utuh faedah dan hikmah di balik ayat-ayatnya.
Salah satu anjuran Rasulullah SAW yang sangat penting adalah membaca surat ini sebelum tidur, karena kandungannya mampu menjadi pelindung dari berbagai dosa, terutama yang berkaitan dengan kemusyrikan.
Baca Juga : Jadi Syarat Pendaftaran Beasiswa LPDP, Apa itu LoA?
Surat ini sering disebut sebagai Surat Al-Kafirun, tetapi juga dikenal dengan nama lain, seperti Al-Ikhlash dan Al-Muqasqisyah. Nama-nama tersebut menggambarkan esensi surat ini, yakni sebagai bentuk penegasan akidah yang murni dan penyembuh dari penyakit hati, seperti nifaq (kemunafikan) dan syirik (menyekutukan Allah). Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Ar-Razi dalam kitab Mafatih Al-Ghaib.
Surat Al-Kafirun menegaskan prinsip dasar tauhid, yaitu keesaan Allah SWT. Ayat-ayatnya dengan lugas menyatakan perbedaan tegas antara keimanan kepada Allah dan penyembahan kepada selain-Nya. Dalam kalimat "Laa a'budu maa ta'budun" (Aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah), terdapat penekanan individu bahwa setiap Muslim harus memiliki prinsip yang kokoh dalam beragama, baik secara komunal maupun personal.
Rasulullah SAW memiliki kebiasaan membaca surat ini sebelum tidur. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh At-Thabrani dalam Al-Mu'jam Al-Kabir, Rasulullah bersabda: "Jika kalian pergi ke tempat tidur maka bacalah: Qul ya ayyuhal kafirun hingga akhir, karena bacaan surat itu adalah pelepas diri dari kesyirikan."
Kebiasaan ini bukan hanya menunjukkan pentingnya surat ini dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga menggambarkan bagaimana umat Muslim dapat menjadikan surat Al-Kafirun sebagai bagian dari ibadah mereka. Dengan membaca surat ini, seorang Muslim menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada Allah, menghindarkan diri dari segala bentuk kemusyrikan, baik kecil maupun besar.
Surat Al-Kafirun juga mengajarkan bahwa prinsip dalam akidah adalah hal yang personal. Setiap individu bertanggung jawab atas keyakinan dan ibadahnya kepada Allah SWT. Pesan ini tercermin dalam pengulangan kalimat "Wa laa antum 'abiduuna maa a'bud" (Dan kalian tidak menyembah apa yang aku sembah). Ayat ini menegaskan bahwa keimanan tidak bisa dicampuradukkan dengan keyakinan lain.
Baca Juga : Pendaftaran Beasiswa LPDP 2025 Resmi Dibuka! Ini Jadwal dan Syarat Lengkapnya
Menariknya, surat ini menggunakan bentuk kata ganti tunggal ("aku"), yang menekankan tanggung jawab personal dalam menjaga tauhid. Pesan ini relevan sepanjang masa, menjadi pegangan bagi umat Muslim untuk tetap teguh dalam keyakinan mereka, baik di tengah lingkungan yang mendukung maupun yang menantang.
Surat Al-Kafirun bukan hanya sebuah bacaan, tetapi juga sebuah pedoman hidup. Kandungannya mengajarkan tentang prinsip tauhid yang murni, penghindaran dari kemusyrikan, dan pentingnya memiliki keyakinan yang kokoh dalam beragama. Membaca surat ini sebelum tidur, seperti yang diajarkan Rasulullah SAW, tidak hanya membawa ketenangan batin tetapi juga menjadi pelindung dari dosa-dosa syirik.
Melalui surat ini, umat Muslim diingatkan untuk selalu menjaga akidah mereka dengan sepenuh hati dan menjadikannya sebagai pijakan hidup, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun di hadapan Allah SWT kelak.