free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Profil

Profil Lutfy Azizah, CEO Zendo yang Ngaku Hanya Dapatkan Gaji Rp4 Juta per Bulan

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Nurlayla Ratri

16 - Jan - 2025, 16:41

Placeholder
Lutfy Azizah sebagai CEO Zendo, aplikasi ojek online berbasis Whatsapp yang bermitra dengan Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU). (Foto: YouTube)

JATIMTIMES - Aplikasi ojek online Zendo, yang bermitra dengan Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU), baru-baru ini menjadi sorotan publik. Salah satunya yakni sosok di balik Zendo, yaitu CEO-nya, Lutfy Azizah.

Meski dipandang sebagai alternatif Islami, kritikan muncul pada Zendo diduga karena aturan ketat yang diterapkan pada mitra driver.

Baca Juga : Berapa Langkah Kaki Ideal Setiap Hari? Ini Kata Dokter

Salah satu kritik datang dari warganet sekaligus akademisi, Arif Novianto, melalui unggahan di akun X pribadinya, @arifnovianto_id. Dalam unggahannya, Arif menyatakan kekecewaannya terhadap sistem Zendo yang dianggap tidak berpihak kepada mitra pengemudi.

"Ketika mendengar kabar bahwa Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU) menggagas ojek online bernama Zendo, saya jujur memiliki harapan agar ada platform alternatif yang menjamin kesejahteraan driver. Namun harapan itu pupus setelah tahu aturannya lebih mengerikan," tulis Arif.

Ia menyoroti beberapa aturan yang dianggap memberatkan, seperti larangan mengambil libur selama dua minggu pertama, sistem kerja shift, hingga larangan menolak orderan, meskipun status pengemudi hanya sebagai mitra.

"Driver bekerja dalam sistem kemitraan seperti di Gojek dan Grab, tapi ada kerja shift. Driver baru bahkan tak boleh mengambil libur selama 2 minggu. Tidak boleh menolak atau pilih-pilih orderan yg masuk, dll. Jika driver diklasifikasikan sebagai pekerja formal sih ok, ini mitra," lanjutnya.

Arif menyarankan agar Zendo benar-benar menjadi solusi Islami dengan tiga langkah utama. Di antaranya, menjamin kesejahteraan mitra pengemudi, menghindari eksploitasi yang mengatasnamakan kemitraan dan memberikan perlindungan yang layak kepada pengemudi.

Namun, di balik kritik ini, banyak yang penasaran dengan sosok di balik Zendo, yaitu CEO-nya, Lutfy Azizah. Siapa sebenarnya wanita tangguh yang berhasil membangun Zendo dari nol?

Dilansir dari profil LinkedIn, Lutfy Azizah telah menjabat sebagai CEO Zendo sejak Oktober 2015. Namun, perjalanan kariernya dimulai jauh sebelum itu. Ia pernah menjadi guru honorer di TK Aisyiyah Bangau Putih selama empat tahun (2006-2010). 

Setelah itu, ia melanjutkan profesinya sebagai guru honorer di SDN Kepatihan 2 hingga 2015 dan juga menjadi staf akademik di STAI Muhammadiyah Tulungagung selama lebih dari 10 tahun.

Dalam sebuah wawancara di kanal YouTube PecahTelur, Lutfy menceritakan bahwa penghasilannya sebagai guru honorer hanya Rp150 ribu per bulan. Selain itu, ia juga harus membesarkan anak sebagai single parent sejak 2013.

Baca Juga : Nagita Slavina Diduga Santap Bagel Tak Halal di Korea Selatan, Ini Faktanya

Setelah bercerai, Lutfy mencoba membangun berbagai bisnis kecil-kecilan, meski kerap menemui kegagalan. Hingga akhirnya, pada tahun 2014, ia memutuskan untuk berhenti bekerja dan mencoba membangun usaha yang lebih serius.

Berbekal diskusi dengan dosennya, Lutfy menciptakan konsep Zendo sebagai platform pengantaran makanan sederhana. "Awalnya Zendo itu saya maunya hanya delivery order. Tapi Alhamdulillah sampai di sini nggak cuma delivery, bisnisnya berkembang ke cleaning service. Jadi namanya Zendo Cleaning Service," tutur Lutfy.

Nama Zendo sendiri memiliki arti khusus. "Saya pengen bisnisnya abadi, jadi saya pilih nama anak saya yang abadi jadi anak saya. Namanya kan Zein, jadi saya kasih nama Zein Delivery Order, Zendo gitu," imbuhnya.

Sementara itu, M. Ghufron Mustaqim, Sekjen SUMU sekaligus CEO Evermos menyebutkan bahwa Zendo adalah contoh usaha yang dibangun dari kemandirian dan perjuangan. Tidak seperti platform global yang mendapat suntikan dana besar, Zendo berkembang dari modal kecil dan semangat pantang menyerah.

"Zendo ini bukan dimodali triliunan oleh investor global. Zendo ini dimodali keringat, darah (iya, karena berantem sama preman), dan doa. Ini adalah usaha yang tumbuh dari akar rumput," ungkap Ghufron melalui akun X pribadinya.

Ghufron menjelaskan bahwa meski sistemnya terkesan ketat, Zendo mengedepankan pendekatan kekeluargaan. Hal ini terlihat dari banyaknya mitra pengemudi yang sudah bekerja lebih dari lima tahun.

"Njenengan tahu gaji Mbak Lutfy sebagai CEO & Founder Zendo yang kerja dan hampir 24 jam sehari standby melayani tim dan pelanggan? Rp 4 JUTA per bulan. Banyak drivers-nya yang penghasilannya lebih banyak dari owner-nya Zendo," tambah Ghufron. 

Zendo kini telah beroperasi di lebih dari 70 kota di Indonesia dengan lebih dari 700 mitra pengemudi. Wilayah cakupannya meliputi Tulungagung, Malang, Sidoarjo, Yogyakarta, Indramayu, Garut, Bekasi, Tangerang, hingga Banjarmasin. 

Selain menjadi platform ojek online, Zendo juga menawarkan peluang usaha dengan lisensi yang terjangkau, hanya Rp1,5 juta per tahun. Dengan biaya tersebut, pemegang lisensi mendapatkan bimbingan langsung dari Lutfy untuk menjalankan bisnisnya. 

Di tengah kritik yang ada, Zendo menurut Ghufron diklaim sebagai simbol perjuangan usaha lokal. Ghufron mengajak semua pihak, untuk memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan Zendo. 

"Usaha rakyat dan UMKM adalah soko guru ekonomi bangsa. Mari kita dukung dan bantu sesuai kapasitas kita agar usaha rakyat semakin berkembang. Semua kritik dan saran yang didasarkan pada kebersihan hati, bukan kedengkian, insya Allah bermanfaat," pungkas Ghufron.
 


Topik

Profil CEO Zendo Lutfy Azizah



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

Nurlayla Ratri