JATIMTIMES - Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Pemkot Batu mengalokasikan banyak anggaran untuk bedah rumah di tahun 2025 ini. Jumlahnya mencapai Rp 2,6 miliar.
Anggaran tersebut untuk program bedah rumah tidak layak huni (rutilahu) sebanyak 88 unit. Masing-masing rumah dijatah Rp 30 juta. Sebanyak 88 unit rumah yang dibedah itu belum mencakup seluruhnya rumah tidak layak huni di Kota Wisata ini. Pada pengajuan bedah rumah di tahun 2024 sebanyak 148 unit.
Baca Juga : Bank Jatim Tanggung Biaya Operasi Pemisahan Bayi Kembar Siam dari Ngawi
Kepala Disperkim Kota Batu Bangun Yulianto mengatakan, 88 Rutilahu yang direnovasi telah melalui proses seleksi prioritas dan verifikasi data. Selain itu, jumlah yang ditentukan juga disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang ada.
"Untuk verifikasi dilakukan sebanyak dua tahap. Pertama memastikan kondisi rumah dengan memastikan kondisi rumah. Kedua, memastikan Rutilahu yang diajukan belum pernah mendapatkan bantuan renovasi sebelumnya," jelas Bangun saat ditemui, belum lama ini.
Bangun menyebut, total bantuan per rumah yang kami berikan sebesar Rp 30 juta. Dengan demikian, total dana yang disiapkan mencapai Rp 2,6 miliar. Dimana tingkat kerusakan menjadi pertimbangan utama untuk diputuskan mendapatkan program renovasi.
Bangun menyontohkan seperti atap jebol, lantai belum berkeramik, hingga dinding yang sudah tak representatif. Penerima bantuan renovasi juga harus terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
"Saat ini sudah jalan. Rata-rata progresnya sudah sekitar 60 persen," sebut dia.
Baca Juga : Polisi Periksa Sopir Bus Rombongan Wisatawan Siswa SD Lindas Pengendara Motor
Belum lama ini, Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewai meninjau progres renovasi yang sedang berjalan di beberapa Rutilahu. Aries mengatakan Pemkot berupaya terus memerhatikan kebutuhan rumah layak bagi masyarakat. Khususnya untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan tunawisma.
Sesuai dengan mandat Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono. Program renovasi Rutilahu atau bedah rumah bekerja sama dengan masyarakat sekitar. Bahkan, ada beberapa sumbangan dari donatur yang kerap mempercepat proses renovasi atau pembangunannya.
Pemkot menargetkan program tersebut tuntas dalam waktu satu hingga tiga bulan. Tentu itu akan disesuaikan dengan tingkat kerusakannya. "Kami juga diminta untuk melaporkan proses bedah rumah ini ke Pemprov Jatim minggu ini juga," jelasnya.