free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Agama

Pelajaran Berharga dari Kisah Murid Nabi Musa yang Dihukum Menjadi Kelinci

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : A Yahya

13 - Jan - 2025, 10:51

Placeholder
Ilustrasi kelinci (pixabay)

JATIMTIMES - Menggunakan agama untuk kepentingan duniawi adalah sebuah tindakan yang sangat dibenci Allah SWT. Kisah seorang murid Nabi Musa AS yang berubah menjadi seekor kelinci akibat perilakunya menjadi pengingat penting bagi kita semua untuk menjaga niat tulus dalam beragama. 

Kisah ini tidak hanya mengandung hikmah, tetapi juga peringatan agar manusia senantiasa menjaga keikhlasan dalam menjalankan ajaran agama.

Baca Juga : Puasa Ayyamul Bidh Berapa Hari? Ini Jadwal dan Bacaan Niatnya

Dirangkum dari cerita dalam buku Jangan Terlalu Berlebihan dalam Beribadah hingga Melupakan Hak-hak Tubuh oleh Nur Hasan, di masa Nabi Musa AS, terdapat seorang murid yang dikenal cerdas dan penuh semangat belajar. Ia adalah pelayan setia yang selalu siap menerima ilmu dan petunjuk dari Nabi Musa. Selama masa pengajarannya, Nabi Musa dengan sabar membimbing murid ini menuju jalan kebenaran.

Namun, suatu ketika, sang murid meminta izin untuk pulang ke kampung halamannya. Dengan penuh keyakinan, ia berjanji akan kembali setelah bertemu keluarganya. "Wahai Nabi, izinkan aku pulang sebentar. Aku ingin mengunjungi keluarga dan kampung halamanku. Aku janji akan kembali padamu".

Nabi Musa AS sempat ragu, namun melihat sosok sang murid dengan wajah tulusnya, Nabi Musa mengizinkan dengan isyarat  menganggukkan kepala, "Pergilah, semoga Allah memudahkan jalanmu, dan kembalilah ketika waktunya tiba."

Setibanya di kampung halaman, murid tersebut tidak langsung menemui keluarganya. Sebaliknya, ia mulai menyampaikan ilmu yang diperolehnya dari Nabi Musa kepada orang-orang sekitar. Kata-katanya yang penuh hikmah berhasil menarik perhatian banyak orang. Namun, niatnya mulai berubah.

Daya tarik duniawi menguasai hatinya. Ia menerima banyak imbalan atas ceramahnya hingga kekayaan mengalir deras. Seiring berjalannya waktu, sang murid semakin tenggelam dalam kenikmatan dunia dan melupakan janji untuk kembali kepada Nabi Musa.

Nabi Musa mulai merasa cemas karena muridnya tak kunjung kembali. Ia mencari tahu kabar sang murid, namun tidak ada yang dapat memberikan jawaban pasti. Suatu hari, Nabi Musa bertemu dengan seorang pria yang menggandeng seekor kelinci.

Ia kemudian bertanya, "Apakah kau mengenal si Fulan itu?" tanya Nabi Musa AS pada pria tersebut.

Ketika ditanya, pria itu mengungkapkan bahwa kelinci tersebut adalah murid Nabi Musa yang telah dihukum oleh Allah SWT. "Kelinci yang saya gandeng ini adalah si Fulan itu," jawab pria itu.

Mendengar hal itu, Nabi Musa terkejut dan segera memanjatkan doa kepada Allah agar muridnya dikembalikan ke wujud manusia.

Baca Juga : Keluarga Imran, Teladan Kehidupan dalam Al-Qur'an

Allah SWT menjawab doa Nabi Musa dengan tegas. Dia menjelaskan bahwa hukuman tersebut diberikan karena murid itu telah menggunakan agama sebagai alat untuk mencari keuntungan duniawi. Nabi Musa kemudian berdoa kepada Allah SWT, agar azab yang diberikan kepada muridnya dicabut oleh Allah. 

"Ya Tuhanku, kembalikanlah dia pada wujud aslinya, supaya aku bisa bertanya kepadanya tentang apa yang telah dia perbuat hingga menjadi seperti ini."

Namun, Allah menegaskan tidak akan mengabulkan permintaan siapa pun untuk mengubah hukuman itu, bahkan jika nabi-nabi lain memohon hal yang sama. "Wahai Musa, seandainya semua nabi, mulai dari Adam hingga Muhammad, meminta kepada-Ku hal yang sama, Aku tidak akan melakukannya. Aku melakukan hal ini padanya karena dia menggunakan agama untuk mencari dunia. Dia mengubah ajaran-Ku menjadi jalan untuk meraih kemuliaan duniawi."

Allah melanjutkan, "Aku membenci orang-orang yang menjadikan agama sebagai alat untuk meraih keuntungan dunia. Agama bukan untuk dunia semata, tetapi untuk menggapai kehidupan yang lebih baik di dunia dan akhirat."

Allah SWT mengingatkan bahwa agama bukanlah sarana untuk meraih kemuliaan dunia, melainkan jalan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik di dunia dan akhirat.

Kisah ini menjadi pelajaran penting bagi siapa pun agar tidak menjadikan agama sebagai alat untuk kepentingan pribadi. Keikhlasan adalah kunci dalam beribadah, dan Allah Maha Mengetahui setiap niat hamba-Nya.

Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari cerita ini dan senantiasa menjaga niat tulus dalam beragama. Wallahu a'lam.


Topik

Agama Nabi Musa kelinci kelinci jelmaan



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anggara Sudiongko

Editor

A Yahya