JATIMTIMES - Pemerintah terus berupaya menekan penyebaran virus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak sapi dengan menggelontorkan ribuan botol vaksin ke seluruh kabupaten/kota di Indonesia
Salah satu penerima yakni, Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Situbondo, mendapatkan sebanyak 60 botol vaksin PMK atau 1.500 dosis vaksin.
Baca Juga : 7 Pengobatan untuk Asam Urat Secara Efektif yang Wajib Kamu Coba, Terbukti Berhasil!
Kepala Disnakkan Situbondo Achmad membenarkan bahwa kabupaten Situbondo menerima 60 botol vaksin dari 350 botol vaksin yang disebar di 4 kabupaten, yakni Bondowoso, Banyuwangi, Jember dan Situbondo.
"Tingkat kasus PMK di Kabupaten Situbondo relatif kecil dan terkendali. Hal ini karena semua jajaran di lingkungan Dinas Peternakan dan Perikanan bekerja sama dalam menahan laju penyebaran virus tersebut. Dasar inilah yang membuat Kabupaten Situbondo mendapatkan bantuan vaksin dengan jumlah relatif sedikit dibanding kabupaten lainnya," ungkap Junaidi, Minggu (29/12/2024) di Pukeswan Panarukan, Desa Paowan, Panarukan, Situbondo.
Selain itu, Junaidi mengungkapkan bahwa pihaknya akan terus berupaya dalam memutus penyebaran virus PMK dengan cara secara rutin melakukan sosialisasi, penyemprotan disinfektan ke kandang kandang ternak dan pasar hewan, serta memberikan vaksin kepada peternak.
"Kami (Disnakkan) tidak bisa bekerja sendirian. Kami dibantu oleh Asosiasi Peternak dan Penggemuk Sapi Indonesia (APPSI), Petugas veteriner dan semua kelompok peternak di Situbondo untuk memerangi penyebaran virus PMK ini," ujarnya.
Oleh karena itu, Junaidi mengimbau masyarakat untuk tetap waspada namun tidak perlu panik karena penyebaran PMK di Situbondo relatif aman dan terkendali.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Veteriner Farma Pusvetma atau BBVF Pusvetma Surabaya drh Edy Budi Susila mengatakan bahwa dirinya mewakili akementerian Pertanian telah menyalurkan 1.500 dosis vaksin PMK kepada Disnakkan Situbondo.
"Ini kan memasuki musim hujan atau peralihan dari musim kemarau ke hujan, biasanya muncul beberapa jenis penyakit termasuk PMK. Selain itu Jawa Timur sendiri merupakan centra penghasil ternak, baik ternak untuk perah maupun potong. Oleh karena itu, perlu diantisipasi dengan dilakukan vaksinasi. Kalau di Kabupaten Situbondo aman, itu karena petugasnya sigap," ungkap Edy Budi.
Hal serupa juga disampaikan oleh Kabag Umum Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari drh Aris Sutomo. Sebagai UPT yang bertanggung jawab terhadap ketersediaan semen beku berkualitas, pihaknya juga mendapatkan mandat dari pemerintah pusat untuk ikut menangani persoalan penyebaran PMK.
"Jadi, jika pejantan sapi terjangkit PMK, maka dapat dipastikan semennya juga tidak berkualitas dan menghasilkan anakan yang tidak berkualitas juga. Sebab, PMK ini periodenya cukup lama, butuh 30 tahun lebih untuk menuntaskan permasalahan PMK. Pada tahun 1950 PMK pertama muncul, baru pada tahun 1980-an kasus PMK bisa zero (nol) . Kemudian muncul kembali pada tahun 2020 dan hingga saat ini kasus PMK ini masih belum tuntas. Oleh karena itu, kami juga bertugas melakukan pencegahan," ujar Aris.
Baca Juga : Kepala BNN Jatim: Santri Harus Berperan Aktif dalam Memerangi Narkoba
Aris menjelaskan, penularan PMK juga bisa melalui peternak ke sapi, maksudnya adalah seorang peternak yang berada di kandang sapi terjangkit PMK kemudian ke kandang sapi sehat, kemungkinan sapi yang sehat bisa tertular, baik melalui sepatu atau pakaian yang dipakai peternak. Kalau dampak ke manusia aman.
"Penularan yang sering terjadi, ketika peternak menangani PMK tidak melalui prosedur yang tepat. Oleh karena itu kami terus berupaya menyosialisasikannya. Jika ada ternak suspect PMK, agar tidak dikumpulkan dengan terbaik lainnya yang sehat dan kandangnya harus di semprot disinfektan agar tidak menular ke kandang lainnya," ungkap Aris.
Sementara itu, Ketua DPD Asosiasi Peternak dan Penggemuk Sapi Indonesia (APPSI) Jawa Timu, Samsul Arifin mengungkapkan bahwa bantuan vaksin PMK dari kementerian pertanian ini merupakan hal yang bermanfaat bagi semua peternak di kabupaten Situbondo.
"Mengingat di akhir tahun, tingkat jual beli ternak sapi semakin meningkat dan juga memasuki musim penghujan, banyak penyakit ternak bermunculan, salah satunya PMK. Kami APPSI terus berkoordinasi dengan kementerian pertanian agar secara teratur memberikan bantuan vaksin ke Kabupaten Situbondo," ungkap pria yang akrab disapa Pak Pong itu.
APPSI Jawa Timur khususnya di Situbondo secara intens dan berkala melakukan peninjauan dan pencatatan daerah daerah yang ternaknya rawan PMK sehingga mudah untuk diputus penyebarannya.
"Kami terus sosialisasi kepada peternak maupun penggemuk sapi agar memantau kondisi kesehatan ternak sapinya, jika ada indikasi sakit sebisa mungkin menghubungi mantri atau pukeswan terdekat agar diperiksa dan dicari solusi pengobatannya, ini juga cara kami agar dapat memutus rantai PMK di Situbondo," pungkasnya.