JATIMTIMES - Kemacetan masih menjadi tantangan utama Kota Batu menghadapi arus wisata saat masa libur Natal dan tahun baru. Hal ini menjadi fokus utama dalam Operasi Lilin Semeru 2024 yang dilaksanakan 21 Desember 2024 hingga 2 Januari 2025. Rangkaian rekayasa lalu lintas diterapkan untuk mengurangi kepadatan arus kendaraan.
Kapolres Batu AKBP Andi Yudha Pranata mengatakan, pihaknya sudah memprediksi bahwa mulai 20 Desember 2024 menjadi hari mobilisasi wisatwan. Dalam hal ini lantaran arus wisatawan ke Kota Batu sudah mulai terlihat dari beberapa indikator seperti kepadatan pintu tol wilayah aglomerasi hingga yang tercatat dari sektor akomodasi.
Baca Juga : Penuhi Kebutuhan Segmen Pendidikan, KAI Logistik Hadirkan Service Point di Kampus
"Data yang masuk daei okupansi perhotelan, tiket dan pintu tol mulai ada traffic peningkatan. Daei arah Surabaya, sudah cukup signifikan masuk maupun keluar Malang Raya," ujar Andi saat ditemui usai Apel Siaga Operasi Lilin Semeru di Alun-alun Kota Batu, Jumat (20/12/2024).
Ia menyebut, penyiapan pasukan gabungan telah dipercepat prosesnya meski operasi lilin baru dimulai 21 Desember besok. Bahkan pihaknya memprediksi kepadatan aktivitas kendaraan masih akan terjadi dua hari setelah jadwal Operasi Lilin Semeru, hingga 4 Januari 2025.
"Prediksi kami sampai 4 Januari (kepadatan) dilihat dari pemesanan tiket dan okupansi masih tinggi. Kami bersepakat mencoba melakukan rekayasa. Karena isu pertama wisata Kota Batu stigma negatifnya masalah kemacetan, tempatnya bagus wahana bagus udara bagus, masyarakat ramah, tetapi akses menuju Kota Batu yang jadi pertanyaan macet atau tidak," tuturnya.
Andi mengatakan, pola rekayasa akses masuk dan keluar Kota Batu menjadi satu solusi yang diambil. Pihaknya juga telah melakukan simulasi sebelumnya untuk bisa maksimal dalam penerapan saat Nataru nanti.
"Kami melihat setelah disepakati ada pola simulasi rekayasa terutama simpang Pendem sampai persimpangan Dewi Sartika, Karanglo, di dalam kota ada di simpang Taman Makam Pahlawan Kota Batu, Pesanggrahan, simpang tiga Bendo, termasuk alun-alun," rincinya.
Beberapa kondisi dijadikan indikator kebutuhan penerapan rekayasa lalu lintas. Di antaranya pertimbangan kondisi pintu keluar tol, lalu kepadatan ruas di waktu tersebut signifikan atau tidak.
"Rekayasa yang dilakukan, kalau diketahui pergerakan 5 sampai 10 kilometer per jam akan diberlakukan sistem pasang surut. Kalau dibawah 5 kilometer per jam akan one way (satu arah). Pasang surut diberlakukan di mana arus datang lebih banyak, maka lajur kita buka lebih banyak dibandingkan yang keluar," tambahnya.
Antisipasi aatu arah, kata Andi, bakal ada di pertigaan Pendem sampai dengan Dewi Sartika.
Khusus dalam kota seputaran TMP dan Jalan M. Sahar yang jadi ruas baru pengurai kemacetan. Polres Batu melibatkan total 579 personel gabungan dengan di dalamnya sekitar 360 personel kepolisian selama Operasi Lilin Semeru.
Andi juga menambahkan, untuk mengurangi kepadatan wisata. Pihaknya juga bekerja sama dengan pengelola destinasi wisata di Kota Batu untuk melonggarkan Kam operasional, sehingga diharapkan bisa memecah aktivitas pariwisata.
Andi mengimbau masyarakat yang berwisata agar memantau informasi lalu lintas melalui berbagai sumber media yang ada. Selain itu masyarakat bisa ikut melaporkan situasi lalin ke pihak berwajib.
"Baik hotel, dan wahana wisata, semua sudah menyiapkan yang terbaik untuk Nataru kali ini. Dengan pengaturan yang kami terapkan harapannya tidak terjadi penumpukan titik tertentu, diupayakan agar masyarakat nyaman beribadah (Natal) maupun berwisata," imbuhnya.