JATIMTIMES - Ribuan peserta yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Tulungagung (AMT) menggelar aksi damai di jalan raya depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tulungagung, Jumat (13/12/2024) sore.
Aksi damai ini diikuti oleh 53 unsur elemen masyarakat yang dipicu penolakan Habib Syech Abdul Qodir Assegaf yang akan melakukan dakwah di Kabupaten Tulungagung.
Baca Juga : Dibuka Wakapolri, Ribuan Atlet Berebut Piala Kapolri Kejuaraan Karate Inkanas 2024 di Kota Malang
Dalam orasinya, Koordinator lapangan (Korlap) AMT Mochamad Hanin Diyaudin merupakan Pengasuh PP Darul Hikmah Tawangsari Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung mengatakan bahwasanya dalam aksi damai ini mengusung tema ‘Merajut Kebersamaan Merajut Persatuan.’
“Kami dari AMT dengan tegas menolak kehadiran Syech bin Abdul Qodir Assegaf di Tulungagung untuk lakukan dakwah,” ucap Gus Hanin lebih akrab disapa itu.
Selain itu, Gus Hanin juga menegaskan akan menghentikan klan Ba'alawi yang dinilai merusak aqidah dan melawan pemerintah. "Kami akan membersihkan makam dan situs sejarah palsu yang dibuat klan Ba'alawi. Sudah banyak ditemukan makam palsu Ba'alawi di Tulungagung ini," ujarnya.
Sepuluh tuntutan kepada Pemerintah juga dibacakan pada aksi ini, di antaranya,
1. Bersikap tegas terhadap klan Ba'alawi yang secara terang-terangan memalsukan nasab Rosulullah dan membelokkan sejarah bangsa.
2. Menghentikan dan melarang segala aktivitas da'wah ba'alawi yang dinilai merusak Aqidah dan profokative melawan pemerintah.
3. Secara tegas dan tuntas membersihkan situs sejarah palsu (makam, prasasti da bangunan sejarah lainnya.
4. Bertindak preventife dan serius dalam memerangi ancaman FPI dan HTI reborn maupun Gerakan lainnya yang tidak sesuai dengan Pancasila dan UUD 45.
5. Membantu segala bentuk dan upaya perjuangan PWI-LS bersama masyarakat dalam menjaga kemurnian ajaran agama dan kedaulatan bangsa.
Baca Juga : Forum LLAJ Kabupaten Malang Batasi Operasional Kendaraan Angkutan Barang Selama Nataru
6. Melarang imigran yaman untuk berperan aktif dalam organisasi yang berafiliasi dengan pemerintah.
7. Untuk melakukan pembersihan terhadap ASN yang terpapar faham ekstrimis dan berafiliasi dengan Gerakan yang membahayakan NKRI.
8. Menghentikan intervensi asing yang merusak ideologi Pancasila.
9. Mencegah distorsi dan manipulasi sejarah local, nasional maupun international.
10. Mengintegrasikan sejarah local dalam kurikulum Pendidikan dasar, Menengah dan Tinggi.
Para peserta aksi membentangkan beberapa banner diantaranya bertuliskan Tolak Syech Abdul Qodir Assegaf antek Riziq kriminal , residivis dan teroris di Tulungagung.
Selain itu juga ada yang bertuliskan butuh pendakwah pribumi yang alim dan ramah bukan da’i import arogan dan pemarah, perampok, pencuri, pemalsu sejarah peradaban Bangsa Indonesia.