JATIMTIMES – Pertandingan Liga 1 antara Arema FC melawan Persis Solo di Stadion Gelora Soeprijadi, Kota Blitar, Kamis (12/12/2024) sore sempat diwarnai insiden saling ejek antar suporter. Ketegangan yang muncul usai laga berhasil diredam oleh aparat keamanan yang sigap menangani situasi di lapangan.
Iptu Samsul Anwar, Kasi Humas Polres Blitar Kota, memastikan kondisi pertandingan secara umum tetap aman dan terkendali. "Laga Arema FC melawan Persis Solo berakhir kondusif. Memang sempat ada saling ejek antar suporter setelah pertandingan selesai, tetapi situasi berhasil kami amankan," ujar Samsul.
Baca Juga : Update Ranking FIFA Timnas Indonesia Setelah Ditahan Laos 3-3 di Piala AFF 2024, Turun atau Naik?
Menurut Samsul, puluhan suporter Persis Solo langsung mendapatkan pengawalan ketat untuk mencegah insiden lebih lanjut. Pihak kepolisian bahkan mengantar mereka hingga ke perbatasan Kabupaten Blitar dengan Kabupaten Kediri. Langkah ini diambil sebagai upaya menjaga keamanan dan memastikan tidak ada gangguan selama proses kepulangan suporter tim tamu.
Pertandingan yang mempertemukan Arema FC dan Persis Solo sebenarnya hanya boleh dihadiri oleh suporter tuan rumah, Aremania. Namun, fakta di lapangan menunjukkan sekitar 20 orang pendukung Persis Solo tetap hadir di tribun untuk memberikan dukungan langsung kepada tim kesayangan mereka.
"Meski pertandingan ini hanya untuk suporter Arema, ada sekitar 20 suporter Persis Solo yang tetap datang. Kami sudah melakukan pendekatan persuasif agar situasi tetap aman," jelas Samsul.
Keberadaan suporter tim tamu memang sempat menimbulkan tensi kecil. Usai pertandingan yang berakhir imbang 1-1, gesekan berupa saling ejek antara dua kubu suporter tak terhindarkan. Namun, personel kepolisian yang disiagakan di stadion segera turun tangan. Dengan pendekatan dialogis dan pengamanan ketat, situasi panas berhasil diredam sebelum berkembang menjadi insiden yang lebih besar.
Ketatnya pengamanan dalam pertandingan ini memang bukan tanpa alasan. Rivalitas antara kedua tim kerap kali memicu gesekan di luar lapangan. Polres Blitar Kota bersama Polres Blitar dan TNI menurunkan 496 personel untuk memastikan pertandingan berjalan aman.
"Sebanyak 496 personel gabungan telah dikerahkan. Kami bekerja sama dengan Polres Blitar dan TNI untuk mengamankan jalannya laga. Alhamdulillah, berkat kerja sama semua pihak, pertandingan berakhir aman dan lancar," ungkap Samsul.
Kehadiran personel di berbagai titik strategis, mulai dari pintu masuk stadion, tribun penonton, hingga akses keluar kota, terbukti efektif meredam potensi kericuhan. Pengamanan ini juga mencakup pengawalan khusus bagi rombongan suporter Persis Solo hingga ke wilayah perbatasan.
Baca Juga : Bupati Sanusi Hadiri Perayaan Natal Asosiasi Pendeta Indonesia Malang di Kalipare
Langkah cepat kepolisian dalam menangani gesekan kecil ini mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak. Pendekatan humanis dan pengamanan ketat membuat pertandingan berjalan kondusif hingga peluit akhir dibunyikan.
"Situasi seperti ini memang sensitif, tapi kami selalu berusaha agar sepak bola tetap menjadi hiburan yang aman dan nyaman bagi semua pihak," tutup Samsul.
Hasil imbang 1-1 dalam laga sengit tersebut tampaknya menjadi ujian emosional bagi suporter kedua tim. Bagi Arema FC, bermain di kandang sendiri seharusnya menjadi momen penting untuk meraih tiga poin penuh. Sementara bagi Persis Solo, hasil ini menjadi catatan positif dalam perjuangan keluar dari zona degradasi.
Meski tensi di dalam dan luar lapangan cukup tinggi, keberhasilan aparat menjaga keamanan membuktikan bahwa rivalitas dalam sepak bola masih bisa dikendalikan. Stadion Gelora Soeprijadi, yang sempat menjadi pusat ketegangan, kini berakhir dengan kesan positif: sepak bola tetap bisa dinikmati dalam suasana kondusif.