JATIMTIMES - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono mengapreasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo karena sukses melakukan operasi pemisahan bayi kembar siam atas nama Azizah Syafa dan Azzahra Syafa yang berusia 8 bulan.
Kembar siam yang dialami Azizah dan Azzahra tergolong jenis kembar siam ischiopagus yang terjadi pada area panggul bayi. Jenis ini tergolong langka. Berkat kerja sama tim dokter selama kurang lebih 18 jam, bayi kembar asal Ngawi ini selamat.
Baca Juga : Wajah Lebih Tua dari Usia, Bisa Jadi Kena Moom Face
"Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu operasi pemisahan serta perawatan Azizah dan Azzahra. Khususnya tim dari RSUD dr Soetomo, Pemkab Ngawi dan Bank Jatim," ujarnya saat pelepasan kepulangan bayi di RSUD dr Soetomo Surabaya.
Adhy mengatakan, sebagai rumah sakit tersier terbesar dan terlengkap di Jawa Timur dan Indonesia Timur, RSUD dr Soetomo telah merintis program kesehatan penanganan bayi kembar siam sejak 1975. Maka ia menaruh kepercayaan besar bahwa penanganan di sini probabilitas keberhasilannya tinggi.
"Kami bersyukur RSUD dr Soetomo sebagai top of mind masyarakat Indonesia dalam penanganan bayi kembar siam. Salah satunya bayi kembar siam atas nama Azizah dan Azzahra," kata Adhy.
Secara keseluruhan, Adhy menyebut RSUD dr Soetomo telah menangani 131 kasus bayi kembar siam. Bayi kembar siam Azizah dan Azzahra merupakan kasus ke-126.
"Hal ini menunjukan konsisten RSUD dr Soetomo sebagai rumah sakit rujukan khususnya pemisahan bayi kembar siam," ujarnya. "Perawatan selanjutnya akan dilakukan di fasilitas kesehatan RSUD Ngawi," imbuhnya.
Di samping urusan medis, ada pembiayaan. Adhy memastikan bahwa perawatan hingga pascaoperasi, biayanya ditanggung oleh Bank Jatim. Sebab, operasi pemisahan kembar siam tidak termasuk skema BPJS kesehatan. Sehingga untuk operasi kembar siam pisah panggul yang berdempetan, Pemprov Jatim meminta perawatan, menginap, operasi termasuk biaya dokter dan obat selama 3,5 bulan 0 rupiah.
"Khusus di Provinsi Jatim, Insya Allah warga yang tidak mampu tidak membayar meskipun tidak memiliki BPJS. Wujud Pemprov Jatim melindungi dan memberikan layanan terbaik bagi masyarakat," ungkapnya.
Tidak hanya itu. Adhy mengaku keberhasilan layanan kesehatan yang diberikan kepada Azizah dan Azzahra tidak lepas dari peran bupati Ngawi yang mengalihkan CSR bukan untuk pembangunan, melainkan menyelamatkan nyawa Azizah dan Azzahra.
"Alhamdulillah menjadi skema yang cukup bagus dan mudah-mudahan bisa dilakukan provinsi lain," pujinya.
Pasca-operasi, bayi kembar akan dibawa dan dirawat di RSUD Ngawi. Kepada tim medis, Adhy berpesan untuk memperhatikan tumbuh kembang bayi kembar sehingga mereka tumbuh dengan normal baik secara fisik dan emosional.
Baca Juga : Mengenang Seratus Hari Tokoh Toleransi Agama Romo Benny, Andreas Eddy: Mengingat Persaudaraan Sejati
"Mohon didoakan keduanya menjadi anak yang bisa berkontribusi untuk pembangunan masyarakat, seperti banyak kasus kembar siam yang selamat dan sukses. Salah satunya ada yang menjadi dokter," ungkapnya.
Ke depan, Adhy mengingatkan kemungkinan kasus kembar siam akan bertambah. Maka, dibutuhkan penanganan melalui kerja sama lintas sektor. Sebab, salah satu tantangan dari perawatan dan penanganan bayi kembar siam adalah masalah pembiayaan yang belum ditanggung secara keseluruhan oleh sistem kesehatan nasional.
"Dibutuhkan peran serta dan kerja sama pemerintah maupun pihak lain yang mendukung penanganan bayi kembar siam. Kondisi ini menjadikan kewajiban pemerintah daerah dan warga Jawa Timur untuk membantu penanganannya," tandasnya.
Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Jatim, RSUD dr Soetomo, Bank Jatim dan seluruh jajaran dokter yang bekerja sama secara luar biasa. "Terima kasih sinergi Pemprov Jatim, RSUD dr Soetomo, Nank Jatim dan seluruh tim dokter," ujarnya.
Menurut dia, sinergi pembiayaan bisa di-cover oleh CSR Bank Jatim di Kabupaten Ngawi yang dialihkan untuk pembiayaan pemisahan kembar siam senilai Rp 600 juta.
"CSR tidak melulu untuk infrastruktur, melainkan membantu keselamatan jiwa menjadi hal yang tidak boleh ditinggalkan," ungkapnya.
Sementara itu, Direktur RSUD dr Soetomo Prof Cita Rosita Sigit Prakoeswa mengatakan, pemisahan bayi kembar siam Azizah dan Azzahra melibatkan 126 tim medis. Pemisahan bayi kembar siam yang dialami Azizah dan Azzahra memiliki kesulitan khusus karena panggul dempet. Jadi, tulang belakang isinya saraf sehingga penanganannya menjadi sulit.
"Alhamdulilah selama 18 jam hasil operasi berjalan lancar dan bayi kembar selamat. Tim medis mengatakan stabil dan wajahnya ceria. Tolong dipantau untuk tumbuh kembangnya dan teman-teman di Ngawi berkomunikasi dengan teman-teman di RSUD dr Soetomo jika ada hambatan dalam perawatannya," tutupnya.