JATIMTIMES - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang masih belum memutuskan apakah akan menerapkan rekayasa lalu lintas sebagai antisipasi menjelang moment Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru). Penerapan rekayasa lalu lintas akan dilakukan jika memang benar-benar dibutuhkan.
Dalam hal ini, Kepala Dishub Kota Malang Widjaja Saleh Putra mengatakan, penerapan rekayasa lalu lintas akan dilakukan sesuai kebutuhan. Dan terlebih dahulu melihat dan menganalisa kondisi di lapangan bersama sejumlah jajaran samping.
Baca Juga : Cari Aman Berwisata Akhir Tahun Berkendara Sepeda Motor ke Kota Batu
"Apakah itu dibutuhkan atau tidak, tentu kami bersama-sama perangkat, maaf, jajaran samping, dengan jajaran samping untuk kita apakah dibutuhkan rekayasa lalu lintas atau tidak. Ini berdasarkan insidennya saja," ujar pria yang akrab disapa Jaya ini.
Namun demikian, pihaknya telah menyiapkan sejumlah skema. Salah satunya untuk memilah kendaraan yang memang akan masuk ke Kota Malang atau hanya sekadar melintasi Kota Malang saja.
Terkait hal tersebut, Jaya mengatakan, salah satu yang akan dipantau adalah titik di kawasan Jalan Ahmad Yani. Dimana jika terjadi kepadatan arus karena kondisi jalan yang menyempit atau bottle neck, maka sejumlah kendaraan yang melintas di jalan tol, akan diarahkan untuk keluar di exit tol Pakis.
"Contoh yang ada di Ahmad Yani, kalau memang di sana sudah terjadi bottleneck masuk ke Kota Malang, maka dialihkan misalnya koordinasi dengan jasa marga itu dialihkan ke Pakis. Maksudnya dikeluarkan di Tol Pakis. Apakah butuh seperti juga di Ahmad Yani sana, apakah dibutuhkan kontraflow, ya nanti seperti bagaimana biasanya," terang Jaya.
Dari data yang ia terima, Kota Malang akan menjadi salah satu daerah di Jawa Timur yang akan menjadi jujugan wisatawan saat Nataru. Hal tersebut juga berkaca pada eskalasi wisatawan pada moment Nataru di tahun 2024.
Dari data yang ia terima, Jawa Timur menjadi salah satu daerah di Pulau Jawa dengan pergerakan masyarakat yang tinggi saat moment tersebut. Selain itu juga di Jawa Barat, DKI Jakarta dan Jawa Tengah.
Baca Juga : Soal Rencana Transformasi Angkutan Publik, Dewan Desak Pemkot Malang Lebih Pro Aktif
"Itu akan menjadi destinasi atau tempat pergerakan manusia yang cukup banyak untuk setiap moment seperti demikian," kata Jaya.
Sedangkan, untuk skala Jawa Timur, ia memperkirakan bahwa Kota Malang yang bakal menjadi salah satu daerah dengan pergerakan manusia yang cukup tinggi. Baik untuk kendaraan yang masuk ataupun yang sekadar melintas.
"Maka Kota Malang itu bisa menjadi tempat tujuan dan bisa menjadi perlintasan. Maka karena di Kota Malang ini ada yang namanya tol, maka itu menjadi perlintasan. Sangat dimungkinkan terjadi pergerakan yang cukup signifikan," pungkasnya.