free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Anggota Bonek Ambalat Mengaku Jadi Korban Sweeping hingga Pengeroyokan di Pasar Lawang

Penulis : Ashaq Lupito - Editor : Yunan Helmy

09 - Dec - 2024, 20:32

Placeholder
Suporter Bonek Ambalat berinisial SA dan GB (duduk bersanding) saat memberikan keterangan usai mengaku menjadi korban sweeping dan pengeroyokan di Pasar Lawang yang terjadi pada Sabtu (7/12/2024) dini hari. (Foto: Ashaq Lupito/JatimTIMES)

JATIMTIMES - Kejadian nahas dialami SA dan GB, warga Desa Kertosari, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Sabtu (7/12/2024) dini hari. Sepulang usai berkunjung dari kediaman temannya yang beralamat di Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, dua suporter Bonek Ambalat tersebut mengaku menjadi korban sweeping hingga pengeroyokan saat melintas di wilayah Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.

Kejadian tersebut sempat viral lantaran keduanya mengklaim sempat dituding sebagi gangster. Namun, kepada JatimTIMES, baik SA maupun GB kompak menjawab mereka bukanlah gangster.

Baca Juga : Gegara PNM Mekaar, Pegawai dan Nasabah Mengeluh ke LSM Bintara Tulungagung

"Kronologinya, kami pulang kerja, terus mampir ke rumah teman di Malang. Kemudian kami pulang sekitar jam 24.00 WIB. Dari arah Malang sampai daerah Pasar Lawang sekitar jam 02.30 WIB," ujar keduanya.

Saat melintas di Kecamatan Lawang dengan mengendarai sepeda motor itulah, mereka mengaku dari jarak yang cukup jauh melihat ada aksi sweeping. 

"Kami melihat sekitar kurang lebih 100 orang yang sweeping di depan Hotel Niagara, Lawang di jalur ke Surabaya-Malang," ujarnya.

Merasa khawatir, keduanya kemudian memutuskan untuk putar arah. Tak disangka, mereka justru dikejar oleh ratusan oknum yang disebut melakukan sweeping tersebut.

"Akhirnya putar balik mau nunggu sampai sweeping selesai. Ternyata dikejar massa," ujarnya.

Mereka akhirnya “ditangkap” oleh ratusan oknum tersebut di kawasan Pasar Lawang. Para oknum sweeping tersebut kemudian memaksa kedua korban untuk membuka jaket yang ketika itu mereka kenakan.

"Disuruh buka jaket, tidak memakai atribut (Persebaya), lalu dicek KTP-ku Pasuruan, aman," ujarnya.

Tidak berhenti di situ, para oknum sweeping tersebut kemudian memaksa para korban untuk menyerahkan handphone (HP) smartphone milik mereka. "HP-ku diambil, dicek di WA (WhatsApp) ada grup Bonek Ambalat, langsung dikeroyok, di massa," bebernya.

Sejumlah orang yang pada saat itu berada di kawasan Pasar Lawang dan mengetahui kejadian tersebut, kemudian turut meneriaki kedua korban. "Di-bengoki (teriaki) Bonek.. Bonek. Kemudian ditonyori (dikeroyok)," tuturnya.

Usai kejadian Sabtu kelabu tersebut, kedua korban kemudian diarak massa ke kantor lantas Lawang. Di situlah, para korban menyebut menjadi sasaran playing victim.

"Dibawa masuk ke pos lantas Lawang dan diteriaki, gangster.. gangster...," ujarnya.

Baca Juga : Hadir di Lawang untuk Subuh Keliling, Bupati Sanusi Komitmen Jalankan Tiga Fokus Pembangunan

Ketika diamankan di kantor polisi, situasi mulai mereda. Pihak kepolisian juga berupaya meredam amukan massa yang pada saat itu sempat menghujani pukulan ke arah perut hingga bagian kepala.

"Di dalam pos lantas, diinterogasi dari mana, mau ke mana. Selanjutnya kami dipindahkan ke Polsek Lawang," imbuhnya.

Setibanya di Polsek Lawang, para korban kembali diinterogasi polisi. Secara umum, pertanyaan yang diajukan pihak kepolisian sama. Yakni menanyakan dari mana dan mau ke mana.

"Tapi karena terbukti kami bukan gangster dan juga tidak memakai atribut, akhirnya sama aparat dibebaskan dengan syarat membuat surat pernyataan bermaterai," ujarnya.

Dalam surat pernyataannya tersebut tertulis pihak korban tidak menuntut massa, tidak berkenan visum, sepeda motor yang rusak ditanggung sendiri, dan biaya berobat di tanggung pribadi. "Kemudian tanda tangan bermaterai," pungkas kedua korban.

Sekedar informasi, Bonek merupakan suporter klub sepakbola Persebaya. Sedangkan Bonek Ambalat merupakan komunitas basis suporter Persebaya yang berada di wilayah Pasuruan.

Diberitakan sebelumnya, Kapolsek Lawang Kompol Suwarta dalam konfirmasinya juga membantah keributan yang terjadi di kawasan Pasar Lawang disebabkan karena ulah gangster. Sebaliknya, perwira Polri dengan pangkat satu melati ini menyebut kericuhan dipicu karena kesalahpahaman.

Suwarta juga menyampaikan, keributan tersebut terjadi karena ada warga dari luar daerah Kabupaten Malang yang mengenakan atribut tim sepak bola Persebaya. Yakni berupa kaos dari tim asal Surabaya tersebut. Namun, pernyataan tersebut pada akhirnya dibantah oleh Bonek, termasuk para korban.

Hingga kini JatimTIMES masih mencari konfirmasi kepada sejumlah pihak terkait pengakuan para korban. Termasuk menelusuri siapa sebenarnya oknum yang disebut telah melakukan sweeping tersebut.


Topik

Peristiwa Bonek Ambalat sweeping Pasar Lawang



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Ashaq Lupito

Editor

Yunan Helmy