JATIMTIMES - Upaya pemerintah untuk mengatasi stunting di Kota Blitar semakin nyata melalui program inovatif Pak Gimin Semangat (Paket Gizi Ibu Hamil Nambah Sehat Cegah Stunting). Program yang digagas oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) ini menjadi salah satu terobosan unggulan untuk memastikan ibu hamil mendapatkan asupan nutrisi yang memadai demi mencegah kasus stunting.
Menurut Kepala DP3AP2KB Kota Blitar Parminto, program ini telah menjangkau sekitar 150 ibu hamil yang dinilai rawan stunting. Setiap Jumat selama sepuluh bulan, ibu-ibu tersebut menerima makanan tambahan yang kaya protein, seperti telur, susu, dan kacang-kacangan. Sasaran program ini tak hanya ibu hamil berisiko tinggi tetapi juga mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu.
Baca Juga : Komisi IV DPR RI Programkan One Day One Fish, Riyono: Bisa Tekan Stunting
“Program ini memberikan tambahan protein tinggi untuk ibu hamil yang rawan stunting. Dengan asupan nutrisi yang memadai, risiko bayi lahir dalam kondisi kurang gizi dapat ditekan,” ujar Parminto dilansir dari laman situs resmi Pemkot Blitar, Selasa (2/12/2024).
Hasil nyata dari program Pak Gimin Semangat terlihat pada penurunan angka stunting di Kota Blitar. Berdasarkan data DP3AP2KB, angka stunting yang semula mencapai 6 persen kini turun menjadi 5 persen. Angka ini jauh lebih baik dibandingkan target nasional yang ditetapkan sebesar 14 persen.
Parminto menyebutkan bahwa keberhasilan ini tak lepas dari kolaborasi lintas organisasi perangkat daerah (OPD). Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, hingga kader posyandu di berbagai kelurahan turut mendukung pelaksanaan program ini. "Pendekatan kolaboratif seperti ini menjadi kunci agar upaya penanganan stunting lebih efektif," tambahnya.
Selain memberikan asupan nutrisi, program ini juga mencakup edukasi kepada ibu hamil tentang pentingnya pola makan sehat dan pemantauan kesehatan selama kehamilan. Dengan pendekatan tersebut, pemerintah Kota Blitar optimistis bisa mencapai target ambisius, yaitu menjadi kota dengan nol kasus stunting pada tahun 2025.
Keberhasilan Pak Gimin Semangat tidak hanya bergantung pada DP3AP2KB semata. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk lembaga swadaya masyarakat dan sektor swasta, juga memberikan kontribusi signifikan. Di beberapa kelurahan, misalnya, masyarakat mulai bergerak secara mandiri untuk mendukung ibu hamil dengan berbagi bahan makanan bergizi.
Parminto menekankan pentingnya keberlanjutan program ini. Ia berharap program ini tidak hanya menjadi intervensi jangka pendek, tetapi juga dapat menciptakan perubahan pola hidup sehat yang berkelanjutan di masyarakat.
“Harapan kami, tahun 2025 Kota Blitar benar-benar menjadi kota bebas stunting. Lebih dari itu, pertumbuhan anak-anak ke depan dapat lebih terjamin,” katanya.
Baca Juga : KPU Kota Blitar Pastikan Tidak Ada PSU, Ibin-Elim Menang 53,18 Persen
Kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemenuhan gizi ibu hamil menjadi salah satu indikator keberhasilan program ini. Sebagian besar ibu hamil yang tergabung dalam program ini mengaku terbantu, terutama dalam memenuhi kebutuhan protein yang seringkali menjadi tantangan ekonomi bagi mereka.
Dengan capaian yang ada, Pak Gimin Semangat tak hanya sekadar menjadi program sosial, tetapi juga menjadi cerminan dari komitmen pemerintah untuk melindungi generasi masa depan. Di tengah tantangan ekonomi dan sosial, program ini menjadi bukti bahwa kerja sama dan inovasi mampu membawa perubahan besar.
Ke depan, DP3AP2KB Kota Blitar berencana memperluas jangkauan program ini, memastikan tidak ada ibu hamil yang terlewatkan. Dengan langkah konkret seperti ini, cita-cita Kota Blitar untuk menjadi kota dengan nol stunting semakin mendekati kenyataan.