JATIMTIMES - Nonton film di bioskop barangkali sudah biasa. Ada gaya baru nonton film di tempat yang tidak biasa. Nonton film di bukit ketinggian 1.150 meter dari permukaan laut dengan background city light, nonton film di depan air terjun, di kebun apel, vahkan di kolam pemancingan, Semua itu hanya ada di Rekreasinema.
Rekreasinema adalah sebuah program nonton film layar tancap yang digelar oleh Sinema Mbatu Adem; komunitas film yang berfokus pada ekshibisi, edukasi, dan produksi yang berbasis di Kota Batu.
Baca Juga : Desa Wisata Dewi Anom dan Boonpring Kabupaten Malang Raih Penghargaan di ADWI 2024
Lingga Galih Permadi selaku Pembina Sinema Mbatu Adem dan Programmer Rekreasinema menyampaikan, dalam satu tahun ini pihaknya menyelenggarakan Rekreasinema di 6 tempat wisata yang berbeda di Kota Batu. Di antaranya adalah sebagai berikut:
- Rekreasinema pertama digelar di bukit ketinggian 1.150 meter dari permukaan laut dengan background city light di Mie Soden Selecta
- Rekreasinema kedua digelar di tempat mancing Ayo Mancing Cafe
- Rekreasinema ketiga digelar di Sendratari Arjuna Wiwaha
- Rekreasinema keempat digelar di Pasar Induk Among Tani
- Rekreasinema kelima digelar di Pabrik Apel Celup Tulung Rejo
- Rekreasinema keenam digelar di Coban Putri.
Program Rekreasinema, nonton film di Coban Putri. (Foto: istimewa)
Berbagai lokasi di atas merepresentasikan tema rekreasi yang berbeda-beda. Mulai dari rekreasi kuliner, rekreasi air, rekreasi budaya, rekreasi belanja, rekreasi agro, dan rekreasi alam lainnya.
"Tujuan kami adalah menciptakan pemutaran yang ikonik, rekreatif, dan edukatif, serta menyediakan ruang bagi film-film alternatif, sekaligus mendatangkan wisatawan ke Kota Batu," ujar Lingga Permadi.
Tak hanya memiliki daya tarik sensasi berwisata, Rekreasinema juga memberikan pilihan film yang berbeda dengan sinema komersial. Film yang dipilih adalah film pendek dari seluruh Indonesia, mulai dari Sumatera hingga Papua dengan berbagai genre.
Program Rekreasinema, nonton film di Pasar Induk Among Tani. (Foto: istimewa)
Menurut Lingga, pemilihan film yang diputar di Rekreasinema disesuaikan dengan lokasi pemutaran dan tema rekreasinya. Misalnya, tema rekreasi budaya dengan lokasi pemutaran di Sendratari Arjuna Wiwaha menyajikan film berjudul "PEPAK: Petualangan 3 Detektif", sebuah film petualangan yang mengangkat isu aksara Jawa. Ada juga film dokumenter berjudul "Wisisi Nit Meke", pemenang FFI dokumenter yang membawa isu mengenai musik Papua.
Yang tak kalah unik adalah pemutaran dengan tema wisata agro dengan film pilihan berjudul "Serdadu Apel Emas" di Pabrik Apel Celup Tulungrejo yang sebagian besar diramaikan oleh anak-anak. Mereka tak hanya menonton film yang bersinggungan dengan pertanian, melainkan juga mendapatkan edukasi secara langsung mengenai pengelolaan dan perawatan kebun apel.
Lingga berharap Rekreasinema menjadi destinasi baru bagi para sineas dan masyarakat umum lainnya dalam merasakan pemutaran film yang berbeda dengan ciri khas Kota Batu.
Bahkan, bukan tak mungkin Rekreasinema menjadi festival film berskala internasional yang menarik wisatawan mancanegara ke Kota Batu. Lingga melihat, festival film tersohor dunia seperti Busan International Film Festival di Korea Selatan, Clermont-Ferrand International Short Film Festival di Prancis, atau Venice Film Festival di Italia digelar di kota-kota kecil yang jauh dari keramaian dengan bentang alam yang tak jauh berbeda dari Kota Batu.
"Harapan saya ke depan ingin ini (Rekreasinema) menjadi festival yang ikonik dan menjadi tujuan masyarakat sinema di seluruh daerah di setiap tahunnya. Terlebih bentang alam yang dimiliki Kota Batu tak kalah dengan lokasi-lokasi festival film terbesar yang populer di dunia. Sangat cocok untuk menjadi jujugan masyarakat dunia untuk berfestival dan berwisata," beber Lingga Permadi.
"Harapannya festival film di sini tidak menjadi eksklusif yang dekat dan hanya dinikmati oleh para sineas saja, melainkan juga masyarakat umum segala kalangan seperti petani, pedagang, orang-orang di kampung, dan lain-lain. Dengan sumber daya yang kita miliki, tidak mungkin tidak festival film besar yang menarik wisatawan internasional dilakukan di Kota Batu," pungkas sutradara yang film-filmnya melanglang buana ke berbagai festival film di dalam maupun luar negeri tersebut.