free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Pemerintahan

Menghidupkan Semangat Bung Karno di Hari Pahlawan: Pjs Bupati Blitar dan Forkopimda Tabur Bunga di Makam Proklamator

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : Dede Nana

10 - Nov - 2024, 13:08

Placeholder
Pjs. Bupati Blitar Dr. Ir. Jumadi, M.MT., pimpin tabur bunga di Makam Bung Karno untuk peringati Hari Pahlawan. (Foto: Pemkab Blitar)

JATIMTIMES - Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, Minggu (10/11/2024), Pjs Bupati Blitar Jumadi bersama jajaran Forkopimda Kabupaten Blitar menggelar upacara penghormatan dan tabur bunga di Makam Ir. Soekarno di Kota Blitar. Upacara ini menjadi momen berharga untuk mengenang jasa-jasa Bung Karno, proklamator sekaligus presiden pertama Republik Indonesia, dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa. 

Di tengah kesakralan acara, Jumadi menyampaikan pesan yang penuh makna tentang pentingnya meneladani perjuangan para pahlawan, terutama Bung Karno yang tidak hanya memimpin bangsa menuju kemerdekaan, tetapi juga memberikan fondasi ideologi bagi Indonesia. 

Baca Juga : Momentum Hari Pahlawan, Pjs Bupati Blitar Ajak Warga Bangun Bangsa dengan Cinta

“Semangat perjuangan Bung Karno harus tetap kita jaga dan aktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap Jumadi. 

Menurutnya, ajaran-ajaran Bung Karno, khususnya Pancasila, telah menjadi fondasi yang mempersatukan bangsa Indonesia dengan segala keberagamannya. Sebagai sosok yang sejak muda berjuang melawan kolonialisme, Bung Karno dikenal gigih dalam menghadapi berbagai tantangan untuk mencapai kemerdekaan. 

Lahir di Surabaya pada 6 Juni 1901, Soekarno mengawali perjuangannya dengan bergabung dalam organisasi pergerakan Jong Java dan kemudian mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) pada tahun 1927. Melalui PNI, Soekarno secara tegas menentang penjajahan Belanda dan memperjuangkan kemerdekaan penuh bagi rakyat Indonesia. 

Upaya ini membuatnya beberapa kali ditangkap dan diasingkan, termasuk ke Ende di Flores dan Bengkulu, namun tak pernah memadamkan semangatnya untuk membebaskan bangsa dari belenggu penjajahan. Ketika Jepang menduduki Indonesia pada masa Perang Dunia II, Soekarno melihat peluang untuk mendekatkan diri dengan rakyat dan menyiapkan landasan kemerdekaan. 

Pada 17 Agustus 1945, ia bersama Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, yang menandai berdirinya Republik Indonesia. Paska proklamasi, Soekarno mengemban tanggung jawab besar sebagai presiden pertama, memimpin negara dalam menghadapi berbagai tantangan termasuk perjuangan diplomasi internasional dan konflik dengan Belanda. 

Pada 19 Desember 1961, Presiden Soekarno menggelorakan Trikora atau Tri Komando Rakyat di Alun-Alun Utara Yogyakarta, sebuah panggilan yang kuat kepada rakyat Indonesia untuk merebut kembali Irian Barat (kini Papua Barat) dari Belanda. Sebagai proklamator sekaligus presiden pertama Republik Indonesia, Bung Karno memandang Papua Barat sebagai bagian tak terpisahkan dari Tanah Air yang harus bebas dari sisa-sisa kolonialisme. 

Trikora hadir sebagai jawaban terhadap upaya Belanda mempertahankan kendali atas Papua Barat meskipun Indonesia telah merdeka sejak 1945. Dalam pandangan Soekarno, kebijakan Belanda untuk mempertahankan Papua Barat bertentangan dengan prinsip kemerdekaan dan kedaulatan bangsa. Dengan Trikora, Soekarno menyerukan semangat perjuangan seluruh rakyat Indonesia, sebuah panggilan kepada jiwa nasionalisme dan tekad untuk membebaskan setiap jengkal tanah Indonesia dari penjajahan. 

Trikora mencakup tiga poin utama sebagai arahan strategis kepada bangsa. Pertama, Soekarno menyerukan untuk menggagalkan pembentukan negara boneka Papua Barat oleh Belanda. Langkah Belanda ini dinilai sebagai taktik untuk mempertahankan kekuasaan kolonial di wilayah tersebut. 

Bagi Bung Karno, upaya ini tak hanya melecehkan kemerdekaan Indonesia tetapi juga menciptakan perpecahan dalam tubuh bangsa yang baru merdeka. Kedua, Bung Karno mengajak rakyat untuk mengibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat. Baginya, bendera Indonesia berkibar di sana akan menjadi simbol kedaulatan penuh bahwa Papua Barat adalah bagian sah dari Republik Indonesia. 

Poin ketiga dari Trikora menegaskan kesiapan untuk melakukan mobilisasi umum. Soekarno meminta seluruh elemen bangsa bersiap untuk segala kemungkinan, termasuk aksi militer jika diperlukan. Ia menyerukan bahwa kemerdekaan Papua Barat adalah harga mati, sebuah komitmen untuk mempertahankan setiap jengkal Tanah Air dari dominasi asing. Untuk mewujudkan Trikora, Presiden Soekarno kemudian membentuk Komando Mandala Pembebasan Irian Barat yang dipimpin oleh Mayor Jenderal Soeharto. 

Tugas dari Komando Mandala ini adalah merencanakan dan melaksanakan operasi militer demi membebaskan Papua Barat dari kekuasaan Belanda. Berbagai operasi militer dilakukan, disertai dengan diplomasi yang intens di panggung internasional. Berkat upaya keras ini, Belanda akhirnya terpaksa menyerah pada tahun 1962. 

Keberhasilan Trikora mencapai puncaknya dalam Perjanjian New York yang ditandatangani pada tahun yang sama. Berdasarkan kesepakatan ini, Belanda setuju untuk menyerahkan administrasi Papua Barat kepada UNTEA (United Nations Temporary Executive Authority). Pada 1 Mei 1963, Papua Barat secara resmi diserahkan kepada Indonesia, dan bendera Merah Putih pun berkibar di tanah yang diperjuangkan Bung Karno dengan segenap bangsa Indonesia. 

Baca Juga : KRA Danureja I: Patih Setia di Balik Stabilitas Kesultanan Yogyakarta

Hingga kini, Trikora tetap dikenang sebagai simbol perjuangan dan kebulatan tekad Soekarno untuk mempertahankan keutuhan wilayah Republik Indonesia. Trikora bukan hanya tentang strategi militer, tetapi juga semangat kebangsaan yang mendalam dan komitmen untuk mempertahankan harga diri bangsa di hadapan kekuatan asing. Di balik pekikan Trikora, tercermin visi Soekarno tentang Indonesia sebagai bangsa yang mandiri dan berdaulat penuh atas setiap jengkal wilayahnya. 

“Keberanian dan ketegasan Bung Karno dalam merangkul perbedaan dan memperjuangkan kesatuan bangsa adalah teladan bagi kita semua,” ujar Jumadi. 

Ia menambahkan bahwa di era modern ini, perjuangan serupa dapat diwujudkan dengan menumbuhkan rasa cinta tanah air dan kebersamaan dalam menjaga persatuan bangsa. Di sisi lain, salah satu warisan terbesar Bung Karno yang menjadi landasan negara hingga kini adalah Pancasila. 

Pada sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tanggal 1 Juni 1945, Soekarno memperkenalkan Pancasila dengan lima prinsip utama: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. 

Ajaran Pancasila ini, menurut Bung Karno, bukan hanya sekadar landasan hukum tetapi juga panduan moral bagi bangsa. Lebih jauh, Soekarno juga mengajarkan konsep Marhaenisme yang berfokus pada pembelaan terhadap kaum marhaen atau rakyat kecil yang tertindas. 

“Ajaran ini mengajarkan kepada kita tentang pentingnya keadilan sosial dan ekonomi bagi seluruh rakyat Indonesia,” tambah Jumadi. 

Melalui Marhaenisme, Soekarno menunjukkan kepeduliannya terhadap rakyat kecil dan berupaya mendorong pemerataan kesejahteraan, yang menjadi cita-cita besar kemerdekaan. Upacara tabur bunga di Makam Bung Karno ini dihadiri oleh sejumlah perwakilan Forkopimda, Sekretaris Daerah, Asisten, Staf Ahli, Kepala OPD, serta berbagai organisasi kemasyarakatan. 

Pada kesempatan tersebut, Pemkab Blitar juga memberikan bantuan sembako kepada Janda Perintis Kemerdekaan sebagai bentuk apresiasi atas pengorbanan dan perjuangan para pahlawan. Menutup peringatan Hari Pahlawan kali ini, Jumadi menyampaikan harapannya agar nilai-nilai kepahlawanan tetap hidup di hati setiap warga. 

“Mari kita teruskan perjuangan Bung Karno dan para pahlawan kita dengan menjadi pahlawan di bidang kita masing-masing,” ajaknya penuh semangat. 

“Dengan cinta dan dedikasi, kita bersama-sama membangun Indonesia yang lebih baik dan lebih maju,” pungkasnya.


Topik

Pemerintahan hari pahlawan pjs bupati blitar pemkab blitar makam bung karno



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Aunur Rofiq

Editor

Dede Nana