JATIMTIMES - Anggota Komisi X DPR RI, Lita Machfud Arifin baru-baru ini diserang netizen. Ini lantaran pertanyaanya kepada Kemenpora terkait ada atau tidaknya biaya dari APBN dalam menaturalisasi pemain timnas.
Perempuan yang terpilih lewat Dapil 1 Jawa Timur meliputi Surabaya dan Sidoarjo tersebut dikritik habis oleh netizen. Ini lantaran potongan videonya ketika rapat viral di media sosial dan dishare tanpa utuh menyeluruh.
Baca Juga : Maskapai Izinkan Gelar Dokter Ditulis di Tiket Pesawat, Kok Bisa?
Pengamat Politik dari Universitas Trunojoyo (UTM), Surokim Abdussalam menyampaikan jika Lita Machfud Arifin sebenarnya sedang menjalankan tugas pokok dan fungsi kedewanan di DPR RI. Yakni dalam menjalankan fungsi kontrol.
"Netizen 62 memang selalu benar, ga mau disalahkan, itulah kuasa netizen. Jadi memang harus hati-hati juga komunikasi publik. Harus paham efek dan memikirkan dampaknya juga. Terutama hal yang sensitif," ujarnya, Sabtu (9/11).
Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor UTM itu kemudian memberikan saran kepada para pejabat publik untuk bijak mengeluarkan pernyataan. Serta memahami konteks pesan dan juga situasi psikologis massa. "Netizen punya logika sendiri mas. Punya cancel culture dan juga punya logika massa yang bebas. Kritik yang dilakukan anggota dewan memang boleh saja tetapi harus empatik terhadap publik," tuturnya.
Menurut Surokim netizen tidak bisa disalahkan, sepanjang para pejabat publik paham prinsip picon public's importance, public's convenience dan public's need. Sehingga akhirnya netizen bisa memahami.
Baca Juga : Hari Ini, Siang-Sore Mayoritas Wilayah Jatim Diprediksi Hujan
"Kita gak bisa menuntut netizen menyesuaikan para pejabat karena netizen punya logika dan mata batin publik juga. Hal yang sensi bisa berurusan dengan netizen sebaiknya dihindari agar tugas kedewanan bisa fungsional," imbuhnya.