JATIMTIMES - Belum lama ini Kementerian Pariwisata melakukan Pembahasan Penetapan Program Kerja Tahun Anggaran 2025 dengan Komisi VII DPR RI.
Dalam pembahasan tersebut alah satu target prioritas Kementerian Pariwisata (Kemenpar) adalah menambah jumlah destinasi super prioritas. Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menyampaikan jika Kemenpar RI akan berfokus pada lima destinasi super prioritas terlebih dahulu.
Baca Juga : Saling Serang di Debat Kedua, Adu Solusi Pendidikan, Layanan Kesehatan hingga Komitmen Perlindungan Anak
Yakni, Danau Toba di Sumatra Utara, Candi Borobudur di Jawa Tengah, Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur dan Likupang di Sulawesi Utara. Sementara dari Jawa Timur belum masuk prioritas pada tahun 2025 mendatang.
Menanggapi ini Anggota DPR RI yang terpilih dari Dapil XI Jawa Timur, Eric Hermawan menyampaikan jika beberapa destinasi wisata yang bakal menjadi fokus Kementerian Pariwisata adalah destinasi yang sudah berkembang secara
mandiri dan sudah banyak kunjungan wisatawan lokal, domestik, dan wisatawan luar negeri.
"Tinggal kemudian pemerintah hanya memberikan sentuhan promosi dan manajemen pengelolaan agar lebih profesional dan inovatif terutama pada aspek digitalisasi market, serta memasukkan program kunjungan wisata dalam agenda terjadwal sebagai event nasional dan internasional," ujar pria yang juga anggota Komisi VII DPR RI ini, Sabtu (9/11).
Menurut dia lima destinasi tersebut sudah dikenal dan terkenal. "Pemerintah memiliki tanggung jawab yang tidak terlalu berat dan porsi yang proporsional, tidak terlalu masuk ke dalam sehingga tidak terjadi overlapping anggaran dan program dengan program destinasi pemerintah daerah yang memiiliki karakteristik dan originalitas ikonik," tuturnya.
Eric merekomendasikan sebaiknya pemerintah mengambil porsi dalam
promosi wisata dan digitalisasi promosi yang berskala internasional. Sebagai contoh pemerintah perlu lebih mengkampanyekan destinasi ini dan sosialisasi jadwal wisata tempat tempat tersebut, sudah tersosialisasi dengan baik dan menarik, sehingga kuantitas dan kualitas kunjungan meningkat secara signifikan.
"Yang kedua, aksesibilitas merupakan kunci untuk mencapai suatu tujuan, yang menyangkut kenyamanan, keamanan, dan waktu tempuh. Hal ini menjadi penting diperhatikan karena semakin
tinggi aksesibilitas semakin mudah untuk dijangkau dan semakin tinggi tingkat kenyamanan wisatawan untuk datang berkunjung. Lantas bagaimana dengan destinasi daerah2 lainnya?," ujarnya bertanya keheranan.
Baca Juga : Belum Terasa di 2024, Pakar Sebut Dampak Kegemukan Kabinet Merah Putih Bakal Terasa di 2025
Eric menjelaskan Kementerian Pariwisata harus berpikir bagaimana memunculkan destinasi baru yang sangat potensial dan digemari wisatawan nasional dan wisatawan manca. Indikatornya destinasi yang bisa berkembang lebih besar lagi indikasinya adalah dengan
banyaknya kunjungan dan minat yang tinggi dari masyarakat domestik dan regional.
"Contohnya di Jawa Timur ada kesenian dan budaya Sapi Sonok Madura yang digemari masyarakat Madura khususnya di Pamekasan, dengan keragaman Batik Tulis Madura, ada destinasi wisata Pulau Gili Labak Kabupaten Sumenep dengan kandungan Oksigen tertinggi di dunia. Nah ini tolong juga diperhatikan agar daerah lainnya juga mendapatkan effect economi yang merata," imbuhnya.
"Kementerian Pariwisata perlu menganggarkan dalam bentuk
Program Pengembangan Destinasi Wisata Baru Potensial yang lebih besar. Demi Allah Saya akan terus mengawal pemerataan ekonomi daerah daerah yang masih tertinggal," pungkas Eric.