JATIMTIMES - Saling serang terjadi di debat publik kedua Pilkada Kota Batu, Jumat (8/11/2024) malam. Berlangsung memanas di Singhasari Resort & Hotel, tiga paslon adu program sub tema pendidikan, kesehatan, kebudayaan hingga perlindungan anak.
Debat sempat memanas dengan saling klaim program terbaik dan relevan untuk dilakukan di Kota Batu. Dalam enam sesi, KPU telah memangkas waktu pemaparan dan jawaban pertanyaan di masing-masing segmen. Paslon dituntut menyampaikan secara efektif dan efisien.
Baca Juga : Datang di Debat Publik Kedua, Yuni Shara Tambah Power Calon Wali Kota Batu Kris Dayanti
Ketiga pasangan calon (paslon) percaya diri mengikuti debat kedua. Terlebih mendapat dukungan penuh dari puluhan pendukung masing-masing. Yakni Paslon Nomor Urut 1 Nurochman-Heli Suyanto (NH), Nomor Urut 2 Firhando Gumelar-H. Rudi (Guru) dan Nomor Urut 3 Krisdayanti-Kresna Dewanata Prosakh (Krida).
Paslon Nurochman-Heli menguraikan program 13 tahun wajib belajar dan 50 sarjana per desa dari presiden terpilih Prabowo Subianto dari pendidikan anak usia dini. Hal tersebut diturunkan menjadi program daerah dengan tambahan beasiswa perguruan tinggi.
"Bahkan kami punya program 16 tahun belajar sampai dengan S1 dengan ketentuan per desa atau kelurahan mencetak 50 sarjana setiap tahunnya," jelas Nurochman.
Ia kemudian mendapati tanggapan paslon 2 Gumelar-Rudi tentang realisasi 50 sarjana yang biayanya cukup tinggi. Dikatakan jika 50 sarjana per desa dengan 24 desa dan kelurahan maka ada 1.200 sarjana per tahun. Sedangkan biaya UKT di perguruan tinggi cukup tinggi antar Rp 40 juta – Rp 50 juta. Sehingga dengan total 1.200 sarjana, maka dibutuhkan Rp 4 triliun.
Nurochman-Heli menyatakan akan ada skema pendukung pembiayaan yang tidak hanya bergantung pada APBD, melainkan dana beasiswa program pusat, hingga CSR perusahaan. "Nantinya Pemkot Batu juga bisa melakukan kemitraan dengan perguruan tinggi dan juga dengan perusahaan-perusahaan melalui program CSR-nya," kata Nurochman.
Paslon dengan sebutan NH ini juga mengurai persoalan serapan dari pendidikan. Hal ini usai mendapat pertanyaan dari paslon 3 Krisdayanti-Dewa tentang bagaimana lulusan Kota Batu bisa bekerja. Nurochman dalam hal ini menyampaikan bahwa program pendidikan sudah dipertimbangkan serapannya.
"Bahwa kedepan perusahaan daerah insyaallah kepemimpinan Nurochman-Heli melahirkan perseroan daerah, dari Pasar Kota Batu, Pertanian, kota kelola dengan perusahaan daerah. Fresh Graduate lulus menjadi komitmen bisa diserap. Kemudian tentu pemerintah desa kita membutuhkan tenaga terampil kita arahkan di perencanaan desa," jelasnya.
Selain itu, dalam persoalan kebudayaan, Nurochman-Heli berjanji akan ada festival budaya mewadahi kesenian masyarakat yang masuk pada kalender wisata. Serta menciptakan ruang-ruang pelestarian dan memberi perlindungan hukum seniman dan budayawan.
Sementara, Paslon 2 Firhando Gumelar-Rudi dalam hal pendidikan mewajibkan wajib belajar 13 tahun dan beasiswa perguruan tinggi dalam dan luar negeri. Serta menjanjikan adanya pelatihan-pelatihan vokasi untuk siapa saja yang tidak berkuliah namun ingin meningkatkan derajat hidup dengan bekerja.
Program ini juga mendapat respon dari Paslon 3 terkait dengan realisasinya. Gumelar menyampaikan jika vokasi tak sebatas pada SMK namun pelatihan pada tenaga produktif yang disalurkan dengan tepat serta diberikan sertifikasi.
Kemudian di isu kesehatan, Paslon dengan sebutan GURU ini menawarkan Kartu Prioritas Sehat bagi warga Kota Batu untuk pendataan, ditambah layanan sakit dijemput pulang sembuh yang menjadi solusi masalah layanan.
Baca Juga : Solid Mengabdi, RSUD Srengat Gelorakan Semangat Layanan Prima di HKN 2024
"Sakit dijemput pulang sembuh bagi warga Kota Batu yang tidak bisa ke rumah sakit, puskesmas, atau Posyandu. Kedepan sembari memperbaiki infrastruktur bisa dilayani, dan kartu prioritas sehat khusus warga Batu semua usia untuk bisa terdata dan cek up gratis," janjinya.
Terkait kebudayaan dengan pelestariannya serta seniman lokal, mereka mendapat pertanyaan tentang perlindungan hak hukum dan hak cipta. Serta wadah bagi kesenian masyarakat. Paslon Gumelar-Rudi menawarkan solusi Creative Center Hub tiap kecamatan yang akan dibangun untuk wadah berkesenian yang terarah.
"Kami setuju bahwa tidak harus bangun dari nol. Banyak tempat yang bisa direvitalisasi untuk pusat inovasi Kota Batu dan creative center hub. Wadah ini diperuntukkan kesenian dan kebudayaan yang diredesign di Kota Batu, sudah direncanakan," katanya.
Sedangkan paslon 3 Krisdayanti dan Kresna Dewanata Phrosakh banyak menyoroti soal kesehatan dan perlindungan anak. Mengingat kasus bullying di Kota Batu masih beberapa kali terjadi. Selain itu kesehatan ibu dan bayi menjadi perhatian karena stunting dan angka kematian yang harusnya bisa ditekan.
"Kota batu ingin tetap menjadi layak anak dan ramah disabilitas. Kami akan lakukan penguatan lembaga perlindungan anak dan perempuan," jelasnya. Ia juga menekankan nantinya dengan penguatan edukasi wali murid dan guru yang diharapkan menekan angka kekerasan anak.
KD juga menyoroti kesehatan ibu dan anak, di antaranya termasuk stunting.
"Berkesinambungan dengan peningkatan kualitas tenaga kesehatan juga kesejahteraannya. Keluarga yang memiliki anak penderita stunting, diberikan perhatian pendamping 270 hari dalam janin sudah harus ternutrisi, 820 hari pertama juga akan menekan stunting menjadi nol di Kota Batu," urai KD.
Debat ditutup dengan closing statement dari masing-masing paslon yang juga menyampaikan kesimpulan program-program unggulan mereka. Dari komitmen pelestarian budaya dan mengangkat kesenian, pendidikan gratis, pelayanan kesehatan yang relevan, serapan kerja, masalah kekerasan dan perlindungan anak.
Menurut pantauan, ketiga paslon cukup matang mempersiapkan diri dengan penyampaian yang lugas dan tidak gugup. Meski jumlah pendukung yang boleh memasuki ruangan lebih banyak dari debat pertama, debat kedua tetap berjalan kondusif hingga akhir.