free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Mulai Juni 2025, Inggris Larang Penjualan Rokok Elektrik Sekali Pakai

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Yunan Helmy

28 - Oct - 2024, 17:36

Placeholder
Ilustrasi vape sekali pakai. (Foto: laman ipodoff)

JATIMTIMES - Pemerintah Inggris dan Wales telah memutuskan untuk melarang penjualan rokok elektrik sekali pakai mulai Juni 2025. Keputusan yang dikonfirmasi oleh pemerintah ini bertujuan melindungi kesehatan anak-anak serta mengurangi dampak lingkungan akibat produk yang sulit didaur ulang ini. 

"Langkah ini akan mengurangi daya tarik rokok elektrik bagi anak-anak dan menjauhkan dari tangan remaja yang rentan," ujar Menteri Kesehatan Masyarakat Inggris  Andrew Gwynne sebagaimana dilansir BBC, Senin (28/10). 

Sebelumnya, penjualan produk ini sempat dilarang menjelang pemilihan umum, namun baru sekarang pemerintah menerapkan kebijakan tersebut. 

Skotlandia yang awalnya berencana melarang produk ini pada April 2025, kini sepakat untuk menyesuaikan larangan tersebut agar berlaku serempak dengan Inggris dan Wales pada 1 Juni 2025. Pemerintah daerah juga mendukung penerapan larangan ini secara konsisten di seluruh Inggris. "Kami berharap pelarangan pada tanggal yang sama di seluruh negara akan mendorong tingkat kepatuhan yang tinggi dan pendekatan penegakan yang konsisten," jelas Wakil Menteri Pertama Wales Huw Irranca-Davies. 

Data dari Departemen Lingkungan Hidup, Pangan, dan Urusan Pedesaan (Defra) menunjukkan bahwa penggunaan rokok elektrik meningkat hingga 400% antara tahun 2012 hingga 2023. Setiap minggu, hampir lima juta rokok elektrik sekali pakai dibuang di tempat sampah di Inggris, jumlah ini meningkat hampir empat kali lipat dari tahun sebelumnya. Produk yang dibuang tersebut mengandung lebih dari 40 ton litium, yang cukup untuk menggerakkan 5.000 mobil listrik. 

"Baterai dari rokok elektrik yang dibuang begitu saja menyebabkan ratusan kebakaran di truk sampah dan pusat pengolahan limbah setiap tahun," ujar Mary Creagh, Menteri Defra yang fokus pada pengurangan limbah. Ia menambahkan, "Rokok elektrik sekali pakai sangat boros dan merusak kota-kota kita." 

Banyak ahli kesehatan turut mendukung larangan ini, terutama terkait bahaya kesehatan bagi anak-anak. Dr Claire Hogg, konsultan pernapasan anak, menyatakan, "Rokok elektrik sekali pakai telah menyebabkan epidemi kecanduan nikotin yang serius di kalangan anak-anak, dengan banyak di antaranya mengalami gangguan tidur dan konsentrasi." 

Dr Hogg menambahkan bahwa anaknya sendiri, yang mulai menggunakan rokok elektrik pada usia 14 tahun, kecanduan nikotin akibat pemasaran yang menyesatkan.

Produk rokok elektrik sekali pakai, yang sering kali dijual dengan harga sekitar £5 (Rp102 ribu) dan dikemas menarik dengan warna-warna cerah, lebih murah dibandingkan dengan rokok elektrik isi ulang yang harganya lebih tinggi di awal, yakni sekitar £8-£12 (Rp163 ribu-Rp244 ribu). Meski demikian, rokok elektrik isi ulang cenderung lebih murah dalam jangka panjang. 

Larangan ini diperkirakan memunculkan tantangan lain, yakni potensi peningkatan pasar gelap untuk produk tersebut. John Dunne, Direktur Asosiasi Industri Vaping Inggris, menyatakan kekhawatirannya dalam wawancara dengan BBC Radio 4. "Larangan ini akan memicu penjualan ilegal. Kita sudah memiliki pasar gelap yang sulit ditangani oleh pihak berwenang, dan sekarang itu akan semakin besar," ungkapnya. 

Asosiasi yang dipimpinnya telah mengusulkan agar pemerintah mempertimbangkan skema perizinan bagi pengecer dengan menerapkan verifikasi usia untuk mencegah pembelian ilegal oleh anak-anak. 

Pemerintah Inggris berencana menerapkan undang-undang pelarangan ini pada 1 Juni 2025, memberi waktu bagi pengecer untuk menjual sisa stok mereka. Toko online dan platform besar juga diharapkan mendukung larangan ini dengan menerapkan "prosedur penindakan daring" untuk memblokir pemasok ilegal. 

Sebagai bagian dari upaya untuk memutus kebiasaan merokok pada generasi mendatang, pemerintah Inggris juga tengah merancang undang-undang untuk melarang penjualan rokok kepada siapapun yang lahir setelah Januari 2009. Menteri Kesehatan Inggris, Wes Streeting, mengungkapkan, "Rancangan undang-undang untuk larangan ini akan diajukan ke parlemen sebelum Natal," menandakan komitmen serius untuk menjaga kesehatan generasi mendatang di Inggris.


Topik

Peristiwa Inggris Rokok Elektrik Sekali Pakai rokok elektrik



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

Yunan Helmy