JATIMTIMES - Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Timur (DPRD Jatim) mendorong Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) untuk melakukan digitalisasi koleksi Museum Mpu Tantular di Sidoarjo. Hal ini disampaikan Ketua Komisi E DPRD Jatim Sri Untari Bisowarno.
Menurut perempuan yang akrab disapa Untari itu, digitalisasi diperlukan untuk mempermudah akses masyarakat dan menjadi sumber edukasi sejarah yang kuat. Gagasan digitalisasi koleksi museum ini, termasuk ribuan artefak bernilai sejarah tinggi.
Baca Juga : Ribuan Warga Banyuwangi Saksikan Pagelaran Gandrung Sewu 2024
Langkah tersebut diyakini akan membuka akses publik secara lebih luas, sekaligus menjaga keamanan koleksi berharga tersebut. Ia menyebut, Museum Mpu Tantular, dengan sekitar 15.000 koleksi artefak yang mencakup sejarah panjang Jatim, menyimpan warisan budaya yang sangat bernilai.
Namun, pemanfaatan koleksi museum ini sering terkendala oleh keterbatasan ruang dan anggaran yang besar. Oleh sebab itu, ia menekankan pentingnya pengelolaan yang efisien serta perencanaan yang matang agar koleksi tersebut bisa lebih optimal dan relevan bagi masyarakat luas.
“Memang perlu dipilah dan dipilih sesuai kebutuhan untuk menyusun sejarah secara utuh,” ungkapnya, Sabtu (26/10/2024).
Sekretaris DPD PDIP Jatim tersebut menilai, tantangan utama dalam pemeliharaan koleksi ini adalah keterbatasan mobilitas dan kerumitan membawa artefak yang cukup besar. Mengingat sebagian koleksi berupa benda kuno dan rentan, proses penataan ulang koleksi untuk menampilkan keseluruhan sejarah secara menyeluruh tidak selalu memungkinkan.
Untuk itu, dibutuhkan tenaga ahli dalam bidang filologi serta teknik konservasi yang tepat guna. “Kami menyarankan agar Museum Mpu Tantular menggandeng universitas atau pihak yang memiliki kompetensi digital agar dapat mengembangkan koleksi yang ada dalam bentuk digital,” ujarnya politisi asal Malang Raya itu.
Dia pun menekankan perlunya kerja sama yang erat antara Museum Mpu Tantular dan institusi pendidikan, terutama universitas yang memiliki fokus pada studi sejarah dan teknologi digital. Langkah kolaboratif ini diyakini akan mendorong terciptanya inovasi dalam pelestarian budaya sekaligus membuka peluang bagi mahasiswa untuk terlibat langsung dalam pengembangan teknologi dan pelestarian sejarah.
Baca Juga : Tim Silat Banyuwangi Peroleh Dua Perak di Popda XIV Jatim 2024
“Kolaborasi dengan perguruan tinggi juga dapat mendorong riset yang lebih mendalam mengenai artefak-artefak yang dimiliki museum,” katanya.
Menurutnya, dengan digitalisasi, masyarakat tidak perlu datang langsung ke museum untuk mengakses koleksi sejarah tersebut. Digitalisasi dianggap sebagai solusi untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas, termasuk mereka yang berada di luar Sidoarjo.
“Dengan bantuan teknologi, informasi mengenai koleksi museum bisa disajikan secara lebih interaktif, seperti dalam bentuk augmented reality atau virtual reality, yang tentunya lebih menarik bagi generasi muda,” tuturnya.