JATIMTIMES – Sejumlah dosen dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Negeri Surabaya (Fisipol Unesa) menyelenggarakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Internasional (International Community Services) pada Sabtu, 13 Juli 2024.
Kegiatan yang bertajuk “Training on the Wise Use of Social Media to Enhance National Awareness for Indonesian Immigrants in Malaysia” ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada imigran asal Indonesia mengenai penggunaan media sosial secara bijak guna meningkatkan kesadaran nasional. Pelatihan tersebut diadakan di Kuala Lumpur dan diikuti oleh 25 peserta yang terdiri dari Tenaga Kerja Wanita (TKW), mahasiswa/pelajar, pekerja rumah tangga, dan ibu rumah tangga.
Baca Juga : Paslon Salaf Libatkan BUMDesa, Bentuk Destinasi Wisata Hasil Perkebunan
Dr. Anam Miftakhul Huda, M.I.Kom, Ketua Tim Pengusul Fisipol, menjelaskan bahwa media sosial bisa menjadi alat yang kuat untuk menyebarkan budaya Indonesia di tengah masyarakat internasional.
“Hadirnya media sosial memungkinkan imigran Indonesia untuk lebih aktif mempromosikan kebudayaan nasional di luar negeri. Dengan pelatihan ini, kami berharap mereka dapat memanfaatkannya secara bijak, terutama untuk meningkatkan kesadaran akan identitas mereka sebagai warga negara Indonesia,” ungkapnya.
Ia juga menekankan pentingnya pemahaman yang baik mengenai bagaimana menggunakan media sosial dengan etika yang benar, agar tidak hanya membawa dampak positif bagi diri sendiri, tetapi juga bagi bangsa.
Tim pengusul pelatihan terdiri dari para akademisi berpengalaman, di antaranya Prof. Drs. Nasution, M.Ed., Ph.D., Dra. Ita Mardiani Zain, M.Kes., Maya Mustika, S.Sos., M.IP., Dr. Agus Suprijono, M.Si., Dr. Sukma Prasetya Perdana, M.T., dan Agung Setiawan, S.Pd., M.Pd.
Mereka secara bergantian memberikan materi kepada peserta pelatihan dengan metode sharing session yang interaktif, memungkinkan para imigran berbagi pengalaman terkait penggunaan media sosial.
Salah satu dosen, Maya Mustika, S.Sos., M.IP., menekankan bahwa dengan mengoptimalkan platform digital, imigran Indonesia dapat berkontribusi dalam menyebarkan pesan-pesan positif tentang Indonesia. “Banyak di antara kita yang tidak menyadari bahwa media sosial memiliki peran penting dalam menjaga identitas budaya. Jika digunakan dengan bijak, media sosial bisa menjadi sarana yang efektif untuk memperkenalkan dan menjaga warisan budaya kita di mata dunia internasional,” jelas Maya.
Ia berharap para peserta dapat membawa hasil dari pelatihan ini ke dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Baca Juga : Pj Wali Kota Kediri Buka Muscab Luar Biasa Gerakan Pramuka Kota Kediri
Di sisi lain, beberapa peserta mengakui pentingnya pelatihan ini dalam membuka wawasan mereka terkait optimalisasi penggunaan media sosial. Siti Rohmah, salah satu peserta yang berprofesi sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Kuala Lumpur, merasa terbantu dengan pelatihan ini.
Tidak hanya sekadar membahas penggunaan media sosial, pelatihan ini juga menjadi ajang bagi para peserta untuk saling berbagi pengalaman hidup sebagai imigran. Prof. Drs. Nasution, M.Ed., Ph.D., salah satu pemateri, menyoroti bahwa pelatihan seperti ini dapat menjadi jembatan bagi imigran Indonesia dalam mengatasi permasalahan yang mereka hadapi di luar negeri.
“Pelatihan ini bukan hanya sekadar memberikan pengetahuan, tetapi juga menciptakan ruang dialog antarimigran. Mereka dapat saling berbagi cerita, tantangan, dan solusi yang dihadapi selama tinggal di Malaysia,” kata Nasution.
Melalui kegiatan ini, para dosen berharap agar imigran Indonesia di Malaysia lebih mampu memanfaatkan teknologi digital untuk hal-hal yang bermanfaat, terutama dalam memperkuat rasa kebangsaan dan kesadaran akan identitas nasional mereka. Pelatihan semacam ini diharapkan bisa berkelanjutan dan memberikan dampak jangka panjang, baik bagi individu maupun komunitas imigran secara keseluruhan.