JATIMTIMES - Pasangan Calon (Paslon) nomor urut 1 HM. Sanusi-Lathifah Shohib (Salaf) mendorong para petani, baik pada sektor pertanian tanaman pangan, hortikultura hingga perkebunan untuk membuka destinasi wisata. Mekanisme tersebut ditujukan sebagai alternatif guna mengantisipasi anjloknya harga pemasaran saat memasuki musim panen.
"Seperti misalnya destinasi wisata petik buah, itu salah satu alternatif untuk meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya para petani," ujar Calon Wakil Bupati (Cawabup) Malang Lathifah Shohib dari Paslon Salaf nomor urut 1, saat ditemui JatimTIMES pada serangkaian kampanye.
Baca Juga : Optimalisasi Pemanfaatan Lahan dan Ketersediaan Pangan, Dispangtan Kota Malang Beri Pelatihan Urban Farming
Politisi yang karib disapa Nyai Lathifah ini menuturkan, Paslon Salaf bakal melibatkan sejumlah pihak dalam merealisasikan pembentukan destinasi wisata baru pada sektor pertanian tersebut. Termasuk di antaranya melibatkan Badan Usaha Milik Desa atau BUMDesa.
"Nantinya akan terjalin kerjasama dengan beberapa pihak, satu di antaranya mungkin kerjasama dengan BUMDesa. Sehingga, BUMDesa bisa jalan, masyarakat hasil pertaniannya harganya juga lebih meningkat," ujar Nyai Lathifah.
Sekedar informasi, gagasan Paslon Salaf untuk mendorong para petani membentuk destinasi wisata tersebut sesuai dengan aspirasi yang telah disampaikan masyarakat. Di mana, saat aktif kampanye sejak 25 September 2024 lalu, sejumlah petani mengeluh harga pemasaran saat panen anjlok.
Setidaknya dalam kurun waktu beberapa minggu belakangan ini, tercatat harga panen sejumlah komoditas sayuran hingga jeruk anjlok. Penyebabnya lantaran memasuki musim panen raya.
Kebanyakan, saat memasuki musim panen, para petani akan menjual hasil pertanian kepada tengkulak. Sedangkan saat musim panen raya, jumlah barang yang melimpah membuat para tengkulak hanya membeli hasil panen para petani dengan harga murah.
Terkait permasalahan tersebut, disampaikan Nyai Lathifah, Paslon Salaf telah mencetuskan sejumlah solusi. Yakni mulai dari mempersiapkan mekanisme pemasaran hasil panen hingga ke luar Kabupaten Malang, maupun menggagas pembentukan destinasi wisata di sektor pertanian.
Baca Juga : Hadapi Bonus Demografi, Paslon Gumelar-Rudi Bakal Siapkan SDM hingga Serap Tenaga Kerja ke BUMD Kota Batu
"Hasil pertanian dan perkebunan juga bisa dijadikan paket wisata seperti yang ada di Poncokusumo. Masyarakat atau wisatawan yang akan ke Bromo, bisa mampir dulu petik buah atau petik jeruk di daerah sana," ujarnya.
Nyai Lathifah menuturkan, jika destinasi wisata di sektor pertanian hingga perkebunan tersebut bisa dibentuk destinasi wisata, maka permasalahan pemasaran saat memasuki panen raya bisa teratasi. Sehingga harga panen para petani tidak anjlok sebagaimana saat dibeli para tengkulak.
"Karena tidak semuanya di jual ke tengkulak, tapi langsung kepada pembeli atau wisatawan," pungkas Nyai Lathifah.