JATIMTIMES - Kanker memang menjadi penyakit menakutkan yang belum memiliki obat. Kesembuhan pasien kanker pun sangat bergantung cara penanganannya. Jika ditangani sejak awal, maka kesempatan untuk sembuh pun semakin besar.
Salah satu kanker yang sering menyerang adalah kanker usus besar. Kanker usus besar sebagian besar muncul akibat gaya hidup. Oleh karena itu, kebutuhan makanan berserat seperti buah dan sayur harus terpenuhi setiap hari.
Baca Juga : Abdullah bin Ubay, Kisahnya Jadi Salah Satu Penyebab Turunnya Ayat Surat Al Munafiqun
Jenis kanker yang satu ini umumnya terjadi pada usia lanjut seperti 50 tahun ke atas. Namun, akhir-akhir ini penyakit ini juga menyerang usia di bawah 50 tahun.
Salah satunya Carly Barret. Dia didiagnosis kanker usus di usia yang sangat muda, yakni 24 tahun. Sebelumnya, Carly tidak merasa bahwa gejala yang ia alami adalah gejala kanker.
Meski begitu, keluhan demi keluhan terus ia alami. Mulai dari BAB berdarah, sakit perut, berat badan menurun, sampai sensasi yang aneh pada perutnya.
Saat mencari tanda-tanda peringatan itu di internet, ia mengira gejala ini disebabkan oleh wasir, kolitis ulseratif, sindrom iritasi usus besar, atau penyakit crohn.
Ketika berkonsultasi ke dokter kandungan, dokter mendesaknya menemui spesialis gastroenterologi. Namun, setelah bertemu dokter penyakit dalam, gejala yang ia alami disebut tidak gawat dan berbahaya.
"Saya berusia 24 tahun. Saya terlalu muda. Kanker tidak terjadi pada orang-orang di usia ini," kenang Barrett, yang sekarang berusia 28 tahun dan mengajar kelas 4 di Louisville, Kentucky.
Agar tidak bernasib sama seperti Barrett, alangkah baiknya kita mengetahui sejak dini gejala awal hingga penyebab terjadinya dari kanker usus besar.
Gejala Kanker Usus Besar
Dilansir dari laman Halodoc, pengidap kanker usus besar pada tahap awal biasanya tidak merasakan gejala.
Gejala yang timbul biasanya bergantung pada jumlah, letak benjolan, dan ukuran.
Tanda dan gejala yang biasanya timbul antara lain:
- Perubahan menetap pola buang air besar, dapat berupa diare atau konstipasi.
- Perdarahan pada anus atau adanya darah dalam feses.
- Rasa tidak nyaman pada perut yang bersifat menetap seperti kram, nyeri, atau penimbunan gas.
- Timbul rasa lelah yang penyebabnya tidak pasti.
- Muntah dalam jumlah banyak tanpa sebab.
- Penurunan berat badan tanpa sebab.
Faktor Risiko Kanker Usus Besar
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker usus besar pada seseorang, yaitu:
• Usia tua, kanker jenis ini dapat terdiagnosis pada segala usia, namun sebagian besar kasusnya terjadi pada usia lebih dari 50 tahun.
Baca Juga : Dibuka Perbasi Jatim, Dispora Jember Berharap JBL Jadi Agenda Tahunan
• Riwayat kanker usus besar atau polip usus besar, riwayat kanker atau polip pada usus besar di orang yang sama dapat meningkatkan risiko kanker ini.
• Kondisi peradangan kronik pada usus besar, peradangan kronis pada usus besar seperti penyakit kolitis ulseratif atau penyakit crohn meningkatkan risiko kanker kolon.
• Faktor keturunan, riwayat kanker usus besar pada keluarga meningkatkan risiko pada keturunannya.
• Diet tinggi lemak, beberapa penelitian menunjukkan peningkatan risiko kanker kolon pada orang dengan diet tinggi lemak pada daging merah dan daging olahan.
• Diabetes, orang dengan diabetes atau resistensi insulin memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya kanker usus besar.
• Obesitas, orang dengan obesitas memiliki risiko yang lebih tinggi pada kanker usus besar dibandingkan pada orang dengan berat badan normal.
• Rokok, pemakaian produk tembakau dapat meningkatkan risiko terkena berbagai jenis kanker.
• Alkohol, tingginya konsumsi alkohol meningkatkan risiko kanker kolon.
Penyebab Kanker Usus Besar
Secara umum, awal terjadinya kanker usus besar adalah ketika sel-sel yang sehat di usus besar mengalami perubahan susunan DNA karena mutasi.
DNA adalah sumber informasi dari suatu sel yang berisikan apa saja yang harus dilakukan oleh sebuah sel. Pada kanker, DNA ini berisi instruksi untuk terus melakukan pembelahan sehingga terbentuk massa abnormal.
Mutasi yang dapat menyebabkan kerusakan DNA biasanya terjadi karena zat-zat dari luar tubuh yang dapat memicu kerusakan DNA dan kanker (zat karsinogenik).
Dalam konteks ini, sel yang melapisi usus besar akan terus bertumbuh dan membelah dengan sendirinya walaupun sudah waktunya sel tersebut mati.