JATIMTIMES - Salah satu penyebab turunnya Surat Al Munafiqun ayat 4 dalam Al-Quran adalah kisah Abdullah bin Ubay bin Salul Al-Anshari. Ia merupakan sosok munafik yang hidup pada zaman Rasulullah SAW.
Sosok Abdullah bin Ubay mengaku Islam secara lisan. Tetapi hal tersebut hanya menjadi sebuah kedok untuk menutupi kekafirannya.
Baca Juga : Jawab Tudingan Abah Gun, Didik Gatot Subroto Sebut Pemecatan Jadi Keputusan DPP PDI Perjuangan
Dari buku Tokoh Yang Diabadikan Al-Quran 4 karya Abdurrahman Umairah, sosok Abdullah bin Ubay di kalangan kaum jahiliah sangatlah dihormati. Selain itu, sosoknya juga merupakan orang yang kaya. Kekayaan ini diperolehnya dari berbagai upaya yang memang tak patut.
Abdullah berdagang, sekaligus menjadi rentenir dengan memberikan pinjaman kepada mereka yang membutuhkan melalui sistem riba. Selain itu, ia juga menjual budak dan perempuan penghibur. Selain itu, Abdullah bin Ubay mengambil anak laki-laki dari mereka untuk menambah jumlah pelayan dan sekutunya.
Abdullah kerap menawarkan budak perempuan kepada tamu-tamu yang mampir di rumahnya. Selain mendapatkan keuntungan materi, hal ini juga dilakukan agar banyak orang simpati dan bahkan mau menjadi pengikut untuk membelanya.
Banyak masyarakat yang menjadi pengikut Abdullah bin Ubay. Bahkan mereka membuat sebuah mahkota bagi Abdullah bin Ubay dan mengangkatnya menjadi raja.
Rasulullah SAW kemudian datang ke wilayahnya. Kedatangan Rasulullah membawa hal positif. Banyak pengikut Abdullah bin Ubay beralih dan meninggalkannya. Bahkan, keluarga terdekat Abdullah bin Ubay pun meninggalnya. Mereka semua berpindah ke sisi Rasulullah SAW.
Abdullah bin Ubay yang mengetahui hal itu sempat kebingungan. Ia lantas memikirkan cara bagaimana melawan Rasulullah. Ia kemudian berpikir untuk menyaru. Abdullah bin Ubay ingin menampakkan keislamannya dan menyembunyikan kekafirannya.
Sebagian pengikutnya yang masih sangat membutuhkan bantuan dan pemberiannya kemudian mengikuti Abdullah bin Ubay. Mereka juga berpura-pura menunjukkan keislamannya dan menyembunyikan kekafirannya.
Baca Juga : Slow Down, Life Up, Seminar Berkendara Aman Ala Anak Muda di Malang
Al Munafiqun, menjadi surat yang turunnya dilatari kisah ini. Hal ini diceritakan dalam buku Berdakwah dengan Hati karya Syaikh Ibrahim bin Shalih. Dalam riwayat dari Zaid bin Arqam, ia berkata,
"Kami keluar bersama Rasulullah SAW dalam sebuah perjalanan. Ketika itu orang-orang mengalami kesulitan. Maka Abdullah bin Ubay berkata kepada teman-temannya, 'Jangan berinfak kepada orang dekat Rasulullah SAW sampai mereka menjauhi. Kalau kita pulang ke Madinah negeri kita, yang lebih mulia akan mengeluarkan yang paling hina'."
Zaid kemudian berkata, "Maka aku akan melaporkan kepada Rasulullah". Rasulullah yang mendengar hal itu, kemudian memerintahkan seseorang untuk menanyakannya. Ketika ditanya oleh suruhan Rasulullah SAW, Abdullah bin Ubay tidak mengakuinya. Ia justru menyebutkan Zaid-lah yang berbohong. "Zaid bohong", ucap Abdullah bin Ubay.
Apa yang dikatakan Abdullah bin Ubay ini menjadi ganjalan dalam batin Zaid. Karena hal itu, Allah SWT menurunkan ayat yang membenarkannya, yaitu dalam Surat Al-Munafiqun ayat 1. Allah SWT berfirman, "idza ja'akal munafiquna qalu nasy-hadu innaka larasulullah, wallahu ya'lamu innaka larasuluh, wallahu yasy-hadu innal-munadiqina lakadzibun".
Artinya: "Apabila orang-orang munafik datang kepadamu (Muhammad), mereka berkata, "Kami mengakui bahwa engkau adalah Rasulullah SAW. Dan Allah SWT mengetahui bahwa engkau benar-benar Rasul-Nya, dan Allah menyaksikan bahwa orang-orang munafik itu benar-benar pendusta."