JATIMTIMES - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, menyebut telah melakukan mitigasi dalam menghadapi potensi bencana. Perubahan musim menjadi perhatian BPBD khususnya dalam upaya meminimalkan dampak buruk akibat bencana.
“Kami sudah berkoordinasi dengan kabupaten/kota di seluruh Jawa Timur terkait kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Kami sudah memetakan wilayah-wilayah yang memiliki potensi banjir, serta titik-titik tertentu,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, Gatot Soebroto, saat Sosialisasi Penanggulangan Bencana bagi wartawan, Jum'at (4/10).
Baca Juga : Cor Jalan Mastrip, DPU Bina Marga Jatim Pangkas Waktu 28 Hari Jadi 8 Jam
Dia melanjutkan BPBD Jawa Timur telah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Seperti perahu penyelamat, logistik, serta kebutuhan dasar lainnya bagi masyarakat yang terdampak bencana nantinya.
“Kami akan terus memantau perkembangan cuaca, dan jika ada tanda-tanda peningkatan risiko, tim kami akan segera bertindak.
Di tempat yang sama Guru Besar Universitas Airlangga, Prof. Dr. Hotman Siahaan dalam kesempatan itu menyampaikan agar wartawan dalam meliput bencana mengedepankan sisi kemanusiaan.
Jurnalisme damai menurut dia adalah istilah sosiolog ternama dari Johan Galtung. Menurut Hotman yang digunakan oleh seorang jurnalis dalam melaporkan suatu kejadian dengan menggunakan bingkai (frame) yang lebih luas, berimbang, dan akurat.
Baca Juga : Tempat Pijat GEA Massage di Pakisaji Malang Digerebek Polisi
Istilah ini jelas dia mulai populer ketika terjadi perang Serbia-Bosnia. Tanpa sadar pemberitaan wartawan terbawa situasi mencekam peperangan dan liputan. Dia menambahkan jurnalisme janganlah membuat takut dan trauma masyarakat.