JATIMTIMES - Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA) Kabupaten Malang menyebut, ratusan hektare lahan sawah terancam kekeringan dampak fenomena langka Sumber Air Umbul Sengkaring di Desa Tulungrejo, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang.
Sementara itu, guna mengatasi potensi dampak kekeringan sawah tersebut, Kepala Dinas PU SDA Kabupaten Malang Farid Habibah mengaku telah mempersiapkan opsi pembangunan bendungan atau dam covering. "Data sawah yang terancam kering akibat kekeringan Sumber Air Umbul Sengkaring totalnya mencapai 245 hektare," tuturnya.
Beberapa alternatif penanganan termasuk opsi pembuatan dam covering tersebut masih ditelaah lebih lanjut. Dimungkinkan nantinya akan dilakukan relokasi dan treatment khusus terhadap Sumber Air Umbul Sengkaring.
"Masih perlu ditelaah, mungkin akan membangun dam covering atau dibendung dalam tanah," ujar Habibah.
Jika hasil dari pengkajian tersebut memadai, nantinya juga akan dikombinasikan dengan konservasi sumber air dengan dibantu pipa dan pompa. "Walaupun debit tidak terlalu besar, tapi masih mencukupi kebutuhan air sawah dan sumber air tidak pernah kering," imbuhnya.
Sebagaimana diberitakan, semenjak ratusan tahun Sumber Air Umbul Sengkaring tidak pernah mengalami kekeringan. Sebaliknya, pasokan air dari sumber tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, UMKM, hingga pengairan sawah.
Namun, sejak kisaran pertengahan September 2024, Sumber Air Umbul Sengkaring yang semula melimpah dan bahkan bisa mengalir layaknya sungai, mendadak kering. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang melalui Dinas PU SDA beserta pihak terkait kemudian diterjunkan untuk melakukan observasi di lokasi.
Hasilnya, fenomena langka di Sumber Air Umbul Sengkaring ditengarai karena adanya perubahan aliran air di bawah permukaan tanah. Sementara itu, terkait perhitungan pengurangan debit air juga telah dihitung secara visual.
Dimungkinkan masih ada aliran sumber air pada Umbul Sengkaring. Hanya saja tidak dapat naik secara gravitasi akibat ada retakan atau alur aliran lain yang terbentuk.
Namun, beberapa penjabaran dari hasil observasi tersebut masih memerlukan beberapa upaya kajian lebih lanjut. Selain menggali apa penyebabnya, sejumlah solusi juga telah dipersiapkan. Termasuk untuk kemungkinan membangun bendungan dalam tanah guna mengantisipasi kondisi tanah porous yang mudah meresap air pada sumber di area Malang Selatan tersebut.
"Kebutuhan air irigasi terpaksa mengandalkan air tadah hujan hingga pulihnya sumber," pungkas Habibah.