JATIMTIMES - Seiring dengan upaya pemangkasan biaya, beberapa maskapai penerbangan di Eropa mulai mempertimbangkan untuk tidak lagi menyediakan makanan gratis kepada penumpang mereka. Penumpang yang ingin menikmati hidangan selama penerbangan kini harus membeli makanan, baik sebelum keberangkatan maupun saat berada di pesawat.
Menurut laporan dari Euronews (26/9), salah satu maskapai yang mulai melakukan uji coba adalah Air France. Mulai tahun 2025, Air France, bagian dari grup Air France-KLM, berencana menghapus makanan gratis di beberapa penerbangan jarak pendek dan menengah.
Baca Juga : Mau Investasi di Kota Batu? Wajib Jaga Lingkungan dan Serap 60 Persen Pekerja Lokal
Maskapai ini akan menerapkan sistem pembelian makanan di dalam pesawat pada rute-rute tertentu, seperti dari Paris-Charles de Gaulle ke Helsinki dan Lisbon. Sistem ini menawarkan pilihan kepada penumpang untuk membeli makanan langsung di pesawat atau saat melakukan pemesanan tiket.
Bagi sebagian penumpang yang merasa terganggu dengan troli pramugari yang bolak-balik menyajikan makanan di gang sempit pesawat, perubahan ini mungkin menjadi kabar baik. Tanpa adanya layanan makanan gratis, para penumpang dapat menikmati perjalanan yang lebih tenang, terutama pada rute-rute penerbangan pendek.
Namun, untuk penumpang kelas bisnis, layanan makanan gratis tetap tersedia tanpa perubahan. Mereka akan terus mendapatkan hidangan lengkap dengan pilihan minuman panas, dingin, dan alkohol.
Penghapusan makanan gratis ini juga menimbulkan pertanyaan mengenai dampaknya pada harga tiket. Apakah langkah pemotongan biaya ini akan berdampak pada penurunan harga tiket pesawat? Saat ini, hal tersebut masih belum dipastikan oleh maskapai. Namun, langkah ini diprediksi dapat berdampak positif dalam hal pengelolaan sampah.
Menurut data dari Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) pada tahun 2023, layanan katering penerbangan menghasilkan 1,14 juta ton sampah makanan setiap tahunnya. Dengan mengurangi layanan makanan gratis, maskapai penerbangan bisa mengurangi jumlah sampah makanan yang dihasilkan selama penerbangan. Selain itu, sistem pembelian makanan memungkinkan maskapai untuk menawarkan variasi makanan yang lebih luas, sesuai dengan preferensi penumpang.
Fenomena penghapusan makanan gratis bukanlah hal baru. Maskapai-maskapai penerbangan berbiaya rendah seperti Ryanair dan easyJet telah lebih dulu memelopori sistem bayar di pesawat sejak tahun 1990-an. Dalam beberapa tahun terakhir, maskapai layanan penuh seperti British Airways dan Lufthansa juga mulai mengadopsi model ini pada penerbangan jarak pendek.
Baca Juga : Patroli Warung ke Warung, Cara Satpol PP Jombang Cegah Peredaran Rokok Ilegal di Kota Santri
Sementara itu, maskapai nasional Belanda, KLM, dikabarkan juga tengah mempertimbangkan untuk menghapus layanan makanan gratis bagi penumpang kelas ekonomi. Langkah ini memungkinkan maskapai untuk lebih fleksibel dalam menawarkan pilihan makanan yang lebih bervariasi dan disesuaikan dengan selera penumpang.
Perubahan ini jelas menandai sebuah tren baru di dunia penerbangan Eropa, di mana layanan makanan gratis kini mulai ditinggalkan pada rute-rute jarak pendek. Meski penumpang mungkin merasa kehilangan kenyamanan yang selama ini dinikmati, ada peluang untuk menikmati penerbangan yang lebih tenang dan ramah lingkungan. Untuk penumpang yang menginginkan kenyamanan lebih atau memiliki preferensi makanan khusus, mereka tetap dapat membeli makanan dan minuman sesuai kebutuhan.
Dengan adanya langkah ini, kita mungkin akan melihat semakin banyak maskapai yang mengikuti tren serupa di masa depan. Seiring dengan pengurangan biaya operasional dan sampah makanan, penumpang juga diharapkan tetap bisa menikmati pengalaman penerbangan yang lebih baik dan fleksibel.