JATIMTIMES - Belum lama ini, pengguna TikTok dihebohkan dengan cerita seorang wanita asal Tangerang Selatan yang mengalami infeksi jamur di telinganya selama lebih dari dua bulan. Wanita yang dikenal dengan nama Lala tersebut mengungkapkan bahwa dirinya rutin membersihkan telinga menggunakan cotton bud.
Meski demikian, ia baru menyadari adanya masalah setelah merasa telinganya tidak bersih meski telah dibersihkan.
Baca Juga : Ingin Jerawat Terhempaskan, Dokter Richard: Makan-Makan Ini!
Suatu hari, Lala merasa aneh saat melihat cotton bud yang digunakan untuk membersihkan telinganya berubah warna menjadi hitam. Padahal, ia menganggap dirinya telah membersihkan telinga secara rutin setiap hari. Hal ini membuatnya heran, sebab biasanya kotoran telinga berwarna cokelat, bukan hitam.
"hah kuping gue sekotor inikah sampai warnanya hitam? Terus gue coba korek lagi, keluar lagi warnanya warna hitam, gue bingung dong, emang iya conge gue warnanya hitam? Perasaan conge warnanya cokelat," tuturnya melalui akun TikToknya @hinamakulala, dikutip Rabu (25/9).
Ia juga menambahkan bahwa beberapa hari setelah kejadian tersebut, telinganya mulai terasa tidak nyaman, menjadi sakit, dan kehilangan pendengaran. Rasa sakit itu bahkan menjalar ke bagian rahang, sehingga akhirnya ia memutuskan untuk memeriksakan diri ke puskesmas, dan dirujuk ke dokter spesialis telinga hidung tenggorokan (THT) di rumah sakit menggunakan BPJS.
Di rumah sakit, dokter THT menemukan bahwa Lala mengalami infeksi jamur di telinganya. Ia diberi obat tetes dan obat minum, namun infeksinya tidak kunjung membaik.
Lala kemudian mencari pengobatan di rumah sakit lain dan menjalani perawatan intensif selama sekitar dua bulan. Setiap hari, dokter harus membersihkan jamur dari telinganya, namun karena kondisi telinganya yang lembap, jamur terus tumbuh kembali.
"Seminggu disedot, minggu depan itu jamur tumbuh lagi, itu tricky banget literally kayak kuping lo basah, lembap, jamur gampang banget tumbuh lagi," jelas Lala. Ia menambahkan, "2,5 bulan panen jamur yang ada di kuping. Bentuknya kayak jamur makanan busuk," ungkapnya.
Lala menduga bahwa jamur tersebut masuk saat telinganya terluka, dan kemudian ia berenang. Ia juga menyarankan agar warganet stop membersihkan telinga dengan cotton bud setiap hari. Karena bisa menyebebkan luka dan tumbuh jamur.
Lantas apa itu infeksi jamur yang tumbuh di telinga?
Infeksi jamur di telinga yang dialami oleh Lala dikenal dengan istilah otomikosis. Menurut keterangan dari RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten melalui laman resmi Kemenkes, otomikosis adalah infeksi yang terjadi di saluran telinga luar akibat pertumbuhan jamur. Jamur ini biasanya membentuk gumpalan putih di dalam telinga, dan meskipun umumnya menyerang salah satu telinga, dalam beberapa kasus dapat terjadi pada kedua telinga.
Baca Juga : Ingin Jerawat Terhempaskan, Dokter Richard: Sarankan Makan Ini
Orang yang tinggal di daerah dengan iklim tropis, berdebu, dan lembap berisiko lebih tinggi terkena otomikosis. Meskipun bukan merupakan kondisi yang serius, infeksi ini perlu ditangani dengan baik agar tidak semakin parah dan menimbulkan komplikasi seperti kehilangan pendengaran.
Otomikosis disebabkan oleh jamur yang masuk dan berkembang biak di dalam telinga. Ada beberapa jenis jamur yang dapat menyebabkan infeksi ini, namun yang paling sering ditemui adalah Candida dan Aspergillus.
- Candida adalah jenis jamur yang biasanya hidup di kulit dan beberapa bagian tubuh seperti mulut, tenggorokan, dan usus. Pada kondisi normal, Candida tidak menimbulkan masalah. Namun, jika pertumbuhannya tidak terkendali, jamur ini dapat menyebabkan infeksi.
- Aspergillus adalah jamur yang bisa ditemukan di banyak tempat. Meskipun biasanya tidak berbahaya, pada beberapa orang jamur ini bisa menyebabkan infeksi atau masalah kesehatan lainnya, seperti reaksi alergi atau infeksi paru-paru.
Infeksi jamur pada telinga bisa terjadi pada siapa saja, namun ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena otomikosis, di antaranya:
1. Tinggal di lingkungan tropis atau beriklim hangat.
2. Masuknya air ke dalam telinga saat berenang atau menyelam.
3. Sistem imun yang lemah, misalnya pada penderita HIV/AIDS atau mereka yang sedang menjalani kemoterapi.
4. Penggunaan obat-obatan tertentu seperti antibiotik atau kortikosteroid dalam jangka panjang.
5. Memiliki masalah kulit pada telinga, seperti eksim.
6. Mengalami cedera pada telinga, misalnya akibat penggunaan alat bantu dengar atau cotton buds.
Gejala Otomikosis
Gejala otomikosis bisa bervariasi tergantung jenis jamurnya. Jika disebabkan oleh jamur Aspergillus, biasanya muncul bintik berwarna kuning atau abu-abu di sekitar telinga. Sedangkan jika disebabkan oleh Candida, telinga sering mengeluarkan cairan putih kental. Gejala lainnya meliputi:
- Kemerahan di sekitar telinga
- Nyeri dan pembengkakan
- Rasa gatal di dalam telinga
- Kulit telinga mengelupas
- Berdenging (tinnitus)
- Keluarnya cairan dengan berbagai warna seperti putih, kuning, abu-abu, cokelat, atau hijau
Jika mengalami gejala di atas, segera periksakan diri ke dokter. Pemeriksaan dini dapat membantu mendiagnosis infeksi lebih cepat dan mencegah komplikasi. Segera cari bantuan medis jika gejala seperti pusing, demam, nyeri telinga yang semakin parah, atau gangguan pendengaran mulai dirasakan.
Bagaimana Cara Penanganan Otomikosis?
Untuk mengatasi otomikosis, dokter akan membersihkan telinga terlebih dahulu menggunakan alat khusus atau dengan bilasan cairan khusus. Setelah itu, obat antijamur akan diresepkan sesuai dengan tingkat infeksi, termasuk:
- Obat tetes telinga untuk mengatasi infeksi dan mencegah kekambuhan.
- Krim atau salep untuk mengobati bagian luar telinga.
- Obat minum (oral) jika infeksi cukup parah atau tidak membaik dengan obat tetes atau salep.
Dokter juga mungkin meresepkan obat pereda nyeri jika pasien mengalami rasa sakit.
Pencegahan Otomikosis
Walaupun otomikosis sulit dicegah sepenuhnya, ada beberapa cara untuk mengurangi risikonya, seperti:
- Hindari menggaruk telinga, baik di bagian luar maupun dalam.
- Pastikan telinga tetap kering setelah mandi atau berenang.
- Hindari penggunaan cotton buds untuk membersihkan telinga.
- Lakukan pembersihan telinga secara rutin ke dokter.
- Gunakan penutup telinga saat berenang untuk mencegah air masuk.
Dengan menjaga kebersihan dan kesehatan telinga, risiko infeksi jamur bisa diminimalisir. Jika merasa ada keluhan pada telinga, segera periksakan ke dokter agar dapat ditangani dengan tepat. Semoga informasi ini bermanfaat!