free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Kesehatan

Barbie Hsu Meninggal karena Tertular Influenza yang Berujung Pneumonia, Dokter Paru Bilang Begini

Penulis : Mutmainah J - Editor : A Yahya

03 - Feb - 2025, 19:40

Placeholder
Penyakit Pneumonia yang membuat Barbie Hsu meninggal dunia. (Foto dari Wikipedia)

JATIMTIMES - Kabar meninggalnya aktris Taiwan Barbie Hsu terus menjadi perbincangan publik. Apalagi, penyebab kematian aktris pemeran Shancai Meteor Garden itu adalah Pneumonia setelah tertular influenza.

Penyebab kematian Barbie Hsu ini pun menjadi sorotan banyak pihak, salah satunya Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Tjandra Yoga Aditama. Ia menyebut, terkait penyebab kematian aktris kenamaan asal Taiwan Barbie Hsu yang disebut disebabkan oleh pneumonia, patut ditelusuri lebih dalam.

Baca Juga : Senyum Sumringah Dua Korban Curanmor, Motor yang Hilang Berhasil Ditemukan

“Khusus tentang kasus aktris Meteor Garden Barbie Hsu ini maka tentu perlu dicari tahu dulu kejelasan rekam mediknya, baru dari situ kita dapat gambaran jelas tentang hubungan antara virus influenza dan kejadian Pneumonia nya yang kemudian menyebabkan kematian,” ujar Tjandra dalam keterangan yang diterima di Jakarta, dikutip dari ANTARA Senin.

Menurutnya, Pneumonia dapat didiagnosis berdasar anamnesis atau gejala dan keluhan, lewat hasil pemeriksaan dokter berupa palpasi, perkusi dan auskuktasi dengan stetoskop, dan lainnya serta hasil pemeriksaan radiologis dan juga pemeriksaan laboratorium darah. Sementara soal kenapa virus influenza menyebabkan pneumonia, menurutnya tergantung dari keseimbangan antara virulensi virus dan juga daya tahan tubuh orang yang terpapar.

Lalu soal vaksinasi pneumonia, hal ini diakuinya memang belum merupakan anjuran umum untuk semua orang, namun ia merekomendasikan agar vaksinasi dapat dilakukan pada kelompok risiko tinggi tertentu, seperti lansia, daya tahan tubuh rendah, pengidap penyakit paru kronik dan juga bagi masyarakat yang akan bepergian ke tempat berisiko.

Pneumonia dibagi menjadi tiga, ringan (mild), sedang (moderate) dan berat (severe). Kasus pneumonia ringan kadang-kadang bahkan tidak perlu masuk rumah sakit, pneumonia sedang biasanya memang harus di rawat di RS sementara pneumonia berat bahkan bukan tidak mungkin harus dirawat di ICU dan juga pada keadaan tertentu memerlukan ventilator.

Tjandra menuturkan, Pneumonia bisa saja disebabkan oleh bakteri, virus dan juga jamur, lalu untuk kasus yang disebabkan oleh bakteri, maka salah satu penyebab utama adalah bakteri pneumokokus, atau streptococcus pneumoniae. Sementara pneumonia karena virus maka contoh yang banyak dikenal adalah pneumonia pada kasus-kasus COVID-19, juga ada H1N1 pandemi 2009, H5N1 yang dikenal sebagai flu burung.

“Virus Influenza ada yang influenza A, B dan lain-lain. Nah virus influenza A ada banyak sekali jenisnya, dan penamaannya merupakan kombinasi Hemaglutinin (H) dan Neuraminidase (N). Setidaknya ada 18 jenis H (H1 sampai H16) dan 11 jenis N (N1 sampai N9). Jadi bisa saja ada kombinasi H1N1, lalu H1N2 dan seterusnya juga bisa H2N1, H2N2, sehingga bisa sampai ratusan jenis variannya,” ujarnya pula.

Sementara itu, dokter spesialis paru konsultan Profesor Erlina Burhan mengungkapkan bahwa sebenarnya seseorang dalam kondisi imunitas tubuh yang baik bisa sembuh saat terinfeksi influenza mengingat ini merupakan self limiting disease.

"Namun, pada kondisi tertentu bisa influenza ini bisa terjadi komplikasi menjadi pneumonia," kata Erlina Burhan dikutip dari Liputan 6.

Komplikasi bisa terjadi karena berbagai faktor. Erlina mengungkapkan paling tidak ada dua faktor yang membuat seseorang bisa sampai meninggal karena pneumonia yang berawal dari influenza.

"Pertama, barangkali kondisi tubuh sedang lemah sehingga imunitas tidak sedang baik. Alhasil tubuh tidak bisa melawan virus," katanya.

Baca Juga : Heboh, Istri Kanye West Tampil Tanpa Busana di Grammy Awards 2025, Diusir? 

"Kedua, bisa jadi paparan virus yang terlalu lama dan banyak sehingga terjadi proses peradangan yang luas di paru," lanjut dokter yang praktik di RS Persahabatan Jakarta.

Ketika virus ada banyak sekali, hal ini menyebabkan kerusakan yang cukup luas pada jaringan paru. Kondisi ini menyebabkan proses bernapas terganggu.

"Alhasil, oksigen jadi enggak masuk. Orang tersebut kemudian sesak napas, kekurangan oksigen. Padahal oksigen itu kan menghidupkan organ-organ sekitar, ketika organ-orang rusak, ya ga berfungsi sehingga bisa meninggal," kata Erlina.

Lebih lanjut, Erlina menjelaskan Pneunomia pada orang dengan komorbid atau dengan penyakit penyerta, influenza bisa menjadi parah atau menjadi komplikasi. Salah satunya pneumonia atau peradangan pada paru.

"Nah, kita kan enggak tahu Barbie Hsu ini adalah masalah ginjal, atau penyakit lain-lainya," lanjut Erlina.

Erlina kemudian mengingatkan bila seseorang mengalami gejala influenza yang tak kunjung membaik dalam tiga hari segera mencari bantuan medis. Bisa ke dokter maupun rumah sakit.

"Kalau sudah minum parasetamol, sudah makan banyak dan bergizi, sudah minum banyak tapi gejala tidak berkurang misalnya masih demam, masih lemas, kalau itu terjadi lebih dari tiga hari segera ke dokter," katanya. 


Topik

Kesehatan Barbie hsu aktris Taiwan Pneumonia shancai-meteor-garden meteor garden



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Mutmainah J

Editor

A Yahya