JATIMTIMES - Kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) mendominasi penyakit yang diderita masyarakat di Kota Malang sepanjang musim kemarau berlangsung. Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang Husnul Muarif, hal tersebut dipengaruhi sejumlah faktor.
Beberapa di antaranya adalah faktor lingkungan dan cuaca. Lingkungan yang dimaksud juga termasuk lingkungan rumah maupun dalam aktivitas sehari-hari. Husnul menyebut bahwa hal tersebut juga berpengaruh pada kondisi imunitas tubuh seseorang.
Baca Juga : GPI Kepung Pendopo RHN Blitar, Tuntut Usir Orang Luar dan Awasi Kasus Wabup
“Faktor eksternal seperti cuaca, lingkungan, dan aktivitas sehari-hari, termasuk lingkungan rumah dan tempat kerja, sangat berpengaruh. Namun, daya tahan tubuh juga menentukan bagaimana seseorang menghadapi risiko ISPA,” jelas Husnul.
Berdasarkan data yang masuk ke Dinkes Kota Malang, setiap puskesmas memiliki jumlah kasus ISPA yang berbeda-beda. Dirinya menyebutkan salah satunya di Puskesmas Janti. Per harinya bisa mencapai 39 kasus ISPA. “Per puskesmas itu jumlah kasusnya tidak sama,” imbuh Husnul.
Sementara, pengobatannya setidaknya memerlukan waktu hingga tiga hari. Namun akan membutuhkan waktu penyembuhan yang relatif lebih lama jika, gejala ISPA muncul lebih parah bahkan jika disertai dengan komplikasi lain.
“Tergantung penyebabnya. Kalau hanya gangguan pernapasan ringan, biasanya tidak butuh antibiotik. Tapi kalau ada infeksi yang lebih berat, antibiotik akan diberikan sesuai kondisi,” terang Husnul.
Ia menjelaskan, gejala ISPA menyerang organ yang termasuk dalam saluran pernapasan. Mulai dari hidung hingga tenggorokan. Untuk klasifikasi usia, lanjut Husnul, yang dinilai paling rentan terkena ISPA adalah balita, anak usia sekolah dan masyarakat lanjut usia (lansia).
Baca Juga : Sabu-Pil Koplo Senilai Rp 90 Juta Disita dari 30 Tersangka di Jombang
Dengan kondisi tersebut, Dinkes pun mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kondisi tubuhnya agar tetap sehat. Termasuk dengan menjaga kebersihan lingkungan dan meningkatkan imunitas.
Selain itu, Husnul menyarankan agar menghindari aktivitas yang dinilai dapat memperburuk risiko ISPA selama musim kemarau.