JATIMTIMES - "Pendidikan adalah pertolongan untuk setiap kehidupan," demikian ungkapan reflektif yang disampaikan oleh Ms. Rosalynn Tamara, Founder sekaligus Directress Montessori Haus Asia (MHA). Ungkapan tersebut mencerminkan filosofi pendidikan Montessori yang menekankan peran pendidikan sebagai pembimbing setiap individu dalam menjalani kehidupannya.
Filosofi ini dipelopori oleh Dr. Maria Montessori, seorang wanita yang namanya tak asing bagi pegiat pendidikan, psikologi, dan aktivis sosial. Lebih dari 117 tahun lalu, Montessori melangkah dengan berani dan mengambil tindakan yang belum terpikirkan oleh banyak orang.
Baca Juga : Prestasi Gemilang Siswa SMAK Kosayu di Muskitnas MUN 2024
Di San Lorenzo, salah satu daerah termiskin dan "paling ditakuti" di Roma, Dr. Maria Montessori mendirikan sebuah sekolah yang diberi nama Casa dei Bambini atau "Rumah Anak-Anak." Sekolah ini didirikan untuk anak-anak miskin, terlantar, dan dari keluarga yang dianggap terpinggirkan. Langkah ini menjadi tonggak awal perkembangan metode pendidikan Montessori yang kemudian dikenal di seluruh dunia.
Foto bersama para narasumber seminar dengan para peserta. (Foto: istimewa)
Pada Kamis (19/9/2024), metode pendidikan montessori diperkenalkan lebih luas kepada mahasiswa dan akademisi di lingkungan Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Malang melalui seminar bertajuk “Introduction to Montessori Philosophy and Principle”. Seminar ini diselenggarakan sebagai kolaborasi antara PIAUD UIN Malang dengan Montessori Haus Asia, menandai kerjasama yang diharapkan dapat membawa dampak positif pada dunia pendidikan anak usia dini di Indonesia.
Seminar yang digelar di Aula Microteaching FITK UIN Malang tersebut dihadiri lebih dari 150 peserta secara langsung, dengan tambahan peserta yang hadir secara daring melalui Zoom. Peserta terdiri dari mahasiswa PIAUD UIN Malang, mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Malang, mahasiswa Universitas Islam Malang (Unisma), Institut Agama Islam (IAI) AL-Qolam, serta puluhan kepala sekolah Taman Kanak-kanak (TK) dan Raudhatul Athfal (RA) yang menjalin kerjasama dengan PIAUD UIN Malang.
Sebelum seminar dimulai, acara dibuka dengan persembahan tarian dari mahasiswa PIAUD UIN Malang. Sambutan pembukaan disampaikan oleh Wakil Dekan Bidang Akademik FITK, Dr. M. Walid, MA. Dalam sambutannya, Walid menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada tim Montessori Haus Asia yang bersedia berbagi ilmu dengan UIN Malang.
Hadir pula dalam acara tersebut Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan (AUPK), Dr. Abdul Basith, serta Wakil Dekan Bidang Kerjasama dan Kemahasiswaan, Dr. Marno.
Sebelum seminar dimulai, dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Malang dengan Montessori Haus Asia. Pihak FITK diwakili oleh Wakil Dekan Bidang Kerjasama, Dr. Marno, sedangkan Montessori Haus Asia diwakili oleh Andreas Tanudjaja selaku Direktur Operasional MHA.
Andreas Tanudjaja selaku Direktur Operasional MHA (kanan) memberikan simbolis buku kepada pihak UIN Malang. (Foto: istimewa)
MoU yang ditandatangani mencakup beberapa bidang kerjasama, di antaranya dalam bidang pendidikan, pemagangan, peningkatan kompetensi, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
"Kerja sama ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan di lingkungan PIAUD UIN Malang, terutama dalam memperkenalkan metode Montessori kepada mahasiswa dan tenaga pengajar," ungkap Marno.
Ms. Rosalynn Tamara, dalam seminar yang berlangsung selama lebih dari 90 menit, menyampaikan materi tentang filosofi dan prinsip Montessori. “Pendidikan adalah cara untuk membebaskan potensi anak,” ungkap Ms. Rosalynn saat menjelaskan prinsip dasar dari metode ini.
Baca Juga : FST UIN Maliki Malang Bakal Gelar Konferensi Internasional ICGT ke-14, Simak Jadwalnya
Lebih lanjut dijelaskan bahwa Filosofi Montessori menekankan pentingnya memberikan kebebasan kepada anak untuk belajar sesuai dengan minat dan kecepatan mereka, dengan tetap berada dalam kerangka yang terstruktur dan dipandu oleh pendidik.
Ms. Rosalynn juga menegaskan bahwa metode Montessori bukan sekadar metode pengajaran, tetapi sebuah filosofi kehidupan yang menghargai perkembangan alami anak. Dalam metode ini, anak-anak diperlakukan sebagai individu yang memiliki potensi luar biasa, yang perlu didorong dan didampingi dengan penuh kasih sayang serta penghormatan.
“Tugas pendidik bukan untuk mengarahkan, melainkan untuk memfasilitasi anak dalam menemukan potensi mereka,” tegasnya.
Metode Montessori menekankan pada penggunaan bahan ajar yang dirancang khusus untuk membantu anak belajar secara mandiri. Anak-anak didorong untuk bereksplorasi, mengamati, dan memahami dunia di sekitar mereka dengan cara mereka sendiri. Filosofi ini sangat sesuai untuk diterapkan pada pendidikan anak usia dini, yang berada pada tahap perkembangan paling krusial dalam hidup mereka.
Seminar ini memberikan wawasan baru bagi para peserta tentang filosofi pendidikan Montessori yang menekankan kebebasan, tanggung jawab, dan pengembangan individu sejak dini. Kolaborasi antara PIAUD UIN Malang dan MontessoriHaus Asia diharapkan dapat menjadi awal dari peningkatan kualitas pendidikan anak usia dini di Indonesia, khususnya di lingkungan akademik UIN Malang.
Selain itu, kerjasama ini juga membuka peluang bagi para mahasiswa dan dosen untuk belajar lebih dalam tentang metode Montessori melalui pelatihan, penelitian, dan program pemagangan yang akan diselenggarakan ke depannya.
"Kami berharap kerja sama ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat bagi pendidikan anak usia dini di Indonesia," ujar Dr. Marno, Wakil Dekan Bidang Kerjasama FITK UIN Malang, saat menutup acara.
Dengan semangat kolaborasi ini, PIAUD UIN Malang dan Montessori Haus Asia bersama-sama berkomitmen untuk memperkaya dunia pendidikan anak usia dini, membawa harapan baru bagi generasi penerus bangsa.