JATIMTIMES - Tiga siswa dari SMAK Kolese Santo Yusup (SMAK Kosayu) Kota Malang berhasil mengharumkan nama sekolah dengan meraih penghargaan bergengsi dalam ajang Museum Kebangkitan Nasional Model United Nations (Muskitnas MUN) 2024 yang berlangsung pada 11-13 September 2024.
Kegiatan ini merupakan simulasi sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bertujuan untuk mengedukasi generasi muda Indonesia, terutama generasi Z, tentang sejarah kebangsaan dan diplomasi global.
Baca Juga : Pertumbuhan Ekonomi Syariah Lebih Subur dari pada Kredit Umum, Jatim Bisa Jadi Percontohan Nasional
Museum Kebangkitan Nasional mengadakan Muskitnas MUN 2024 dengan misi mengajak generasi muda, khususnya generasi Z, untuk belajar dan berdiplomasi mengenai sejarah dan isu-isu global yang relevan. Kegiatan ini diikuti oleh 168 tim dari 28 provinsi di Indonesia, dengan 21 tim terpilih yang berpartisipasi dalam simulasi sidang PBB di Jakarta.
SMAK Kosayu turut serta dalam ajang ini, dan hasilnya sangat membanggakan. Tiga siswa merekaFransiscus Divo, Christopher Joy, dan Nadine Tamyn, membawa pulang penghargaan di tiga kategori berbeda, membuktikan kemampuan mereka dalam diplomasi, komunikasi, dan kepemimpinan.
1. Fransiscus Divo Meraih Boedi Oetomo Award
Fransiscus Divo Meraih Boedi Oetomo Award. (Foto: istimewa)
Fransiscus Divo berhasil meraih penghargaan tertinggi dalam ajang ini, yaitu Boedi Oetomo Award. Penghargaan ini diberikan kepada delegasi yang mampu berbaur dengan baik, berkomunikasi secara efektif, dan mencari solusi bersama dalam perdebatan di sidang MUN.
“Awalnya saya tidak menyangka akan mendapatkan Boedi Oetomo Award, karena banyak delegasi lain yang juga sangat pintar. Tapi ketika nama saya dipanggil, saya sangat terkejut sekaligus senang,” ujar Divo.
Ia menambahkan bahwa keberhasilan ini tidak hanya soal berdebat, tapi juga bagaimana caranya berkomunikasi dengan delegasi lain dan menyatukan pendapat yang berbeda. Menurutnya, itulah esensi dari Model United Nations mencari solusi bersama melalui diplomasi.
Divo berharap SMAK Kosayu dapat terus mengembangkan kegiatan Model United Nations (MUN) di sekolah, termasuk dengan membuka ekstrakurikuler MUN. Ia percaya bahwa MUN dapat membantu siswa mengasah kemampuan diplomasi yang sangat penting untuk masa depan.
2. Christopher Joy Meraih Most Outstanding Delegate di UNESCO Council
Christopher Joy Meraih Most Outstanding Delegate di UNESCO Council. (Foto: istimewa)
Christopher Joy juga membawa pulang penghargaan sebagai Most Outstanding Delegate dalam simulasi sidang di UNESCO Council. Sebagai delegasi Jepang, Christopher membahas pentingnya budaya sebagai kunci keberlanjutan masyarakat.
“Di UNESCO, kami membahas bagaimana budaya yang mengakar dalam masyarakat bisa menjadi penggerak untuk kemajuan. Selain itu, kita juga perlu menghindari praktik budaya yang berpotensi merugikan masa depan,” jelas Christopher.
Baca Juga : FST UIN Maliki Malang Bakal Gelar Konferensi Internasional ICGT ke-14, Simak Jadwalnya
Ia menekankan pentingnya memiliki keterampilan diplomasi, komunikasi, dan negosiasi untuk berpartisipasi dalam MUN. Menurutnya, MUN bukan hanya soal meningkatkan keterampilan pribadi, tetapi juga memahami bagaimana sebuah negara berfungsi dalam konteks global.
Christopher juga menyoroti manfaat berpartisipasi dalam MUN, terutama dalam membuka wawasan generasi muda tentang realitas dunia saat ini. “Dengan mengikuti MUN, kita bisa lebih peka terhadap isu-isu global dan memperluas relasi dengan orang-orang dari berbagai belahan dunia,” tambahnya.
3. Nadine Tamyn Meraih Most Outstanding Delegate di UN Secretary-General’s Envoy on Technology
Nadine Tamyn Meraih Most Outstanding Delegate di UN Secretary-General’s Envoy on Technology. (Foto: istimewa)
Nadine Tamyn berhasil mendapatkan penghargaan sebagai Most Outstanding Delegate di komisi Office of Secretary-General’s Envoy on Technology. Ia menjelaskan bahwa tantangan terbesar yang dihadapi selama MUN adalah mencari solusi yang dapat diterima oleh semua pihak dalam diplomasi.
“Diplomasi itu menantang karena kita harus bisa menyatukan pendapat dari berbagai pihak yang berbeda. Solusi yang ditemukan harus bisa diterima oleh kedua belah pihak, dan itu membutuhkan negosiasi yang baik,” kata Nadine.
Nadine tertarik untuk mendalami bidang hukum internasional dan hubungan internasional di masa depan. Pengalamannya di Muskitnas MUN memperkuat minatnya untuk melanjutkan pendidikan di bidang ini. “Saya ingin terus menggali lebih dalam tentang hukum internasional dan mungkin melanjutkan pendidikan di ranah itu,” tambahnya.
Demikian ketiga siswa yang menorehkan prestasi di ajang Muskitnas MUN 2024. Ketiga siswa ini tidak hanya membanggakan diri mereka sendiri, tetapi juga memberikan penghargaan besar untuk SMAK Kosayu dan Provinsi Jawa Timur. Keberhasilan mereka tidak terlepas dari dukungan penuh para guru pembimbing dan orang tua, yang terus memberikan motivasi dan doa sepanjang proses kompetisi.
Dengan prestasi ini, SMAK Kosayu kembali menunjukkan kualitas pendidikan yang mereka tawarkan serta komitmen untuk mendukung potensi siswa dalam berbagai bidang, termasuk diplomasi dan kepemimpinan global.
"Terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat, terutama para guru dan orang tua, yang telah mendukung perjalanan luar biasa ketiga siswa ini hingga mereka berhasil meraih penghargaan di tingkat nasional," tulis SMAK Kosayu melalui akun Instagram resminya.