JATIMTIMES - Tren operasi pemotongan lambung untuk menurunkan berat badan semakin populer belakangan ini. Salah satu contoh publik figur yang menjalani prosedur ini adalah penyanyi dan musisi terkenal Indonesia, Melly Goeslaw.
Melly diketahui melakukan operasi pemotongan lambung setelah berat badannya mencapai 100 kilogram. Setelah menjalani prosedur tersebut, berat badannya turun secara drastis hingga mencapai 52 kilogram.
Baca Juga : Tips Parenting Agar Anak Nurut dan Taat Aturan dari dr. Aisah Dahlan
Namun, seiring dengan meningkatnya popularitas prosedur ini, banyak pertanyaan muncul terkait keamanan dan efektivitasnya. Apakah operasi pemotongan lambung benar-benar aman? Apakah prosedur ini bisa menjadi solusi permanen bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan?
Operasi pemotongan lambung adalah salah satu jenis dari prosedur bariatrik, yang dirancang khusus untuk membantu menurunkan berat badan pada pasien dengan obesitas berat atau yang memiliki masalah kesehatan serius terkait berat badan.
Menurut dr. Dion Haryadi, seorang dokter umum dan Certified Nutrition & Health Coach, operasi bariatrik memiliki berbagai jenis, masing-masing dengan teknik yang berbeda, namun tujuannya sama, yakni untuk mengurangi volume lambung sehingga pasien merasa kenyang lebih cepat dan makan dalam porsi yang lebih kecil.
"Operasi bariatrik dilakukan dengan tujuan membantu penurunan berat badan, dan ada banyak jenis operasi ini," jelas dr. Dion, dilansir Instagramnya @dionharyadi, Jumat (20/9).
Ia juga menyebutkan beberapa jenis prosedur bariatrik yang umum dilakukan, di antaranya sebagai berikut:
1. Gastric Band: Pada prosedur ini, bagian atas lambung diikat menggunakan pita atau band yang bisa diatur. "Dengan band ini, pasien akan merasa kenyang lebih cepat karena volume lambung yang efektif menjadi lebih kecil," tambahnya.
2. Intragastric Balloon: Dalam prosedur ini, balon dimasukkan ke dalam lambung untuk mengurangi volumenya. "Balon ini membantu pasien merasa kenyang lebih cepat sehingga mengurangi jumlah makanan yang dikonsumsi," jelas dr. Dion.
3. Gastric Bypass: Prosedur ini melibatkan pemotongan bagian atas lambung dan menyambungkannya langsung ke usus halus. "Dengan bypass ini, makanan melewati sebagian besar lambung dan usus kecil sehingga penyerapan nutrisi dan kalori berkurang," ungkapnya.
4. Sleeve Gastrectomy: Pada operasi ini, sebagian besar lambung diangkat sehingga hanya tersisa lambung berbentuk seperti tabung kecil. "Prosedur ini membuat pasien makan dalam porsi yang jauh lebih kecil karena lambungnya sudah berkurang volumenya secara signifikan," jelas dr. Dion.
Demikian beberapa jenis prosedur operasi bariatrik. Seperti semua prosedur bedah, operasi bariatrik tidak bebas risiko. Risiko umum termasuk komplikasi pascaoperasi seperti infeksi, perdarahan, atau masalah pencernaan. Namun, dr. Dion menekankan bahwa operasi ini biasanya dilakukan sebagai upaya terakhir setelah metode lain, seperti diet dan olahraga, tidak memberikan hasil yang signifikan.
"Ingat bahwa operasi bariatrik adalah pilihan terakhir yang diputuskan untuk pasien dengan indikasi kesehatan tertentu," jelas dr. Dion.
Baca Juga : Tarung Derajat Jatim Cetak Sejarah Baru, Raih 2 Emas di PON XXI Aceh-Sumut 2024
"Tidak semua orang bisa dan perlu melakukannya. Ini adalah prosedur yang sangat serius, dan harus ada pertimbangan medis yang matang sebelum melangkah ke tahap operasi." tambahnya.
Meskipun operasi bariatrik dapat membantu menurunkan berat badan secara signifikan, dr. Dion mengingatkan bahwa prosedur ini bukanlah solusi instan yang akan menyelesaikan semua masalah berat badan. "Operasi bariatrik saja tidak cukup untuk menyelesaikan masalah obesitas. Pasien masih harus membangun pola hidup sehat, termasuk makan dengan benar, rutin berolahraga, dan mendapatkan istirahat yang cukup," tegasnya.
Pasien yang menjalani operasi pemotongan lambung tetap perlu menjaga pola makan yang baik dan gaya hidup yang sehat untuk menjaga hasil jangka panjang dari operasi. Tanpa komitmen untuk menjalani gaya hidup sehat, berat badan bisa kembali naik, bahkan setelah operasi.
Kapan Operasi Bariatrik Diperlukan?
Operasi bariatrik umumnya disarankan bagi pasien dengan obesitas berat, terutama yang memiliki indeks massa tubuh (IMT) di atas 40, atau yang memiliki masalah kesehatan serius terkait obesitas, seperti diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, atau sleep apnea. Prosedur ini biasanya dipertimbangkan jika metode non-bedah seperti diet, olahraga, dan obat-obatan tidak berhasil.
"Operasi bariatrik bukan untuk semua orang," jelasnya.
"Ini harus benar-benar diputuskan berdasarkan kondisi kesehatan pasien. Karena sifatnya yang invasif dan berisiko, ini adalah opsi terakhir," pungkas dr. Dion.