JATIMTIMES - Bupati Malang HM. Sanusi menyebut Upacara Labuhan Gunung Kombang ke-115 dalam serangkaian event Pekan Budaya Pantai Ngliyep, sebagai salah satu potensi yang dapat menarik tingkat kunjungan wisatawan ke Kabupaten Malang.
Oleh karenanya, Bupati Sanusi bertekad akan turut mempromosikan salah satu potensi kebudayaan yang ada di Desa Kedungsalam, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang tersebut hingga ke tingkat nasional dan bahkan internasional.
Baca Juga : Jamasan Kanjeng Kiai Golok, Yasendam Ungkap Sejarah Tradisi Leluhur Majan
"Upacara Labuhan Gunung Kombang bukan sekadar ritual adat yang rutin dilaksanakan setiap tahun, namun juga sebagai warisan budaya yang sarat akan nilai-nilai spiritual, kearifan lokal, serta tradisi leluhur yang telah diwariskan secara turun-temurun," ujar Bupati Sanusi dalam sambutannya saat menghadiri serangkaian agenda Labuhan Gunung Kombang, Rabu (18/9/2024).
Disampaikan Bupati Sanusi, kebudayaan Labuhan Gunung Kombang tidak hanya menjaga hubungan antara manusia dengan alam. Lebih dari itu, melalui Labuhan Gunung Kombang juga diharapkan mampu memupuk rasa syukur atas segala berkah yang telah dilimpahkan oleh Tuhan yang maha esa kepada semua makhluk ciptaannya.
"Wujud berkah tersebut juga tercermin dalam bentuk hasil laut maupun hasil bumi, serta keselamatan yang diberikan kepada masyarakat khususnya yang ada di sekitar Pantai Ngliyep," ujar Bupati Sanusi.
Pejabat publik nomor satu di jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang ini menambahkan, upacara Labuhan Gunung Kombang yang menjadi serangkaian event Pekan Budaya Pantai Ngliyep 2024 juga memiliki makna yang sangat mendalam. Khususnya bagi masyarakat Desa Kedungsalam maupun seluruh warga Kabupaten Malang.
"Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk rasa syukur, permohonan perlindungan, serta pengharapan kita kepada Tuhan agar kita semuanya senantiasa diberi keselamatan, kesejahteraan, serta kelancaran dalam menjalani kehidupan," ujarnya.
Bupati Sanusi menyebut, Labuhan Gunung Kombang juga merupakan bukti nyata bagaimana adat istiadat dan tradisi leluhur dapat terus terjaga dan dilestarikan seiring adanya perkembangan zaman.
Atas berbagai pertimbangan itulah, Pemkab Malang sangat mengapresiasi dan mendukung penuh pelaksanaan kegiatan yang turut diwadahi oleh Perumda Jasa Yasa melalui pengelola wisata Pantai Ngliyep tersebut.
"Upacara Labuhan Gunung Kombang menjadi salah satu warisan budaya yang dapat memperkaya khazanah kearifan lokal, kebudayaan ini merupakan aset penting bagi pariwisata Kabupaten Malang," ujarnya.
Baca Juga : Bulutangkis PON XXI 2024: Unggulan Pertama Kalah, All Jatim Final Gagal Tersaji
Potensi kebudayaan Labuhan Gunung Kombang tersebut, disampaikan Bupati Sanusi, juga turut ditunjang dengan lanskap Pantai Ngliyep yang memiliki bentang alam yang begitu indah. Sehingga, dengan segala daya tarik budaya serta potensi tersebut, menjadikan Labuhan Gunung Kombang di kawasan Pantai Ngliyep menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Kabupaten Malang.
"Saya mengajak seluruh elemen masyarakat, pemerintah desa, dan para pemangku kepentingan untuk terus melestarikan serta mempromosikan tradisi ini ke tingkat yang lebih luas," ujarnya.
Pada penghujung sambutannya, Bupati Sanusi berharap tradisi Labuhan Gunung Kombang bisa terus dipertahankan sebagai warisan adat.
Di sisi lain, warisan leluhur secara turun temurun tersebut diharakan juga dijadikan momentum dalam memperkuat solidaritas untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan lingkungan pesisir, serta menjaga keseimbangan antara tradisi, alam, dan pembangunan di Kabupaten Malang.
"Sehingga Labuhan Gunung Kombang bisa menjadi ikon pariwisata budaya yang dapat menarik wisatawan, baik dari dalam maupun luar daerah," pungkas Bupati Sanusi.