JATIMTIMES - Implementasi nyata Tri Dharma Perguruan Tinggi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang berkolaborasi strategis bersama dua universitas dan industri obat tradisional. Kolaborasi ini dalam kaitan penelitian dan pengembangan obat herbal afrodisiak.
Proyek penelitian ini diinisiasi dan diketuai oleh Dr Maximus Markus T. MSi dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) dengan anggota tim proyek penelitian kolaborasi. Antara lain Dr Apt Burhan Ma’arif ZA MFarm, dosen Prodi Farmasi FKIK UIN Malang; Apt Novia Maulina MFarm, dosen Prodi Farmasi FKIK UIN Malang; Erly Grizca Boelan dari FMIPA Unwira; Faisal Akhmal Muslikh SFarm MFarm dari Fakultas Farmasi Universitas Hang Tuah Surabaya; dan Apt Fuma Aji Putra P SFarm dari PT Agaricus Sido Makmur Sentosa (Asimas) Malang.
Penelitian ini berangkat dari hasil studi etnomedisin yang dilakukan oleh Dr Maximus Markus T. MSi. Tumbuhan Uvaria Rufa atau yang biasa dikenal dengan sebutan "Lelak" memiliki potensi besar sebagai agen afrodisiak. Untuk itu, dengan potensi yang ada, rim melakukan pengembangan untuk hasil penelitian yang ada di kongkritkan menjadi sebuah prototipe yang memiliki nilai komersil.
Baca Juga : Bank Jatim Fasilitasi UMKM Binaan Ikuti Misi Dagang di Medan
Dr Maximus Markus T. MSi melalui salah satu anggota tim, Apt Novia Maulina MFarm, menyampaikan bahwa proyek penelitian ini telah lolos dari pendanaan dengan program "Bantuan Biaya Luaran Prototipe Tahun Anggaran 2024". Adapun penelitian ini berjudul “Pengembangan dan Hilirisasi Prototipe Obat Herbal Terstandar Afrodisiak dari Ekstrak Uvaria rufa Berdasarkan Etnomedisin Masyarakat Nusa Tenggara Timur".
Dijelaskan, kolaborasi penelitian adalah salah satu wujud nyata Tri Dharma Perguruan Tinggi yang merupakan suatu kewajiban akademisi. Mengadakan penelitian dan mengembangkannya dilakukan untuk mencapai tujuan perguruan tinggi, yaitu memiliki sumber daya manusia yang kreatif, cerdas, dan kritis, serta untuk memberikan kebermanfaatan kepada masyarakat.
"Hasil dari sebuah penelitian perlu dikembangkan lebih lanjut untuk menambah nilai guna dari hasil penelitian tersebut," terangnya.
Tim peneliti berkesempatan untuk melakukan kunjungan dalam rangka merealisasikan potensi kerja sama dan kolaborasi ke Unwira. Kunjungan kali ini juga melibatkan Universitas Nusa Cendana dan Poltekkes Kemenkes Kupang.
Kunjungan tersebut disambut baik oleh Dr Max selaku kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) dan para anggotanya.
Hal ini juga menjadi satu wadah dalam memperkuat kolaborasi dan jejaring antarperguruan tinggi maupun mitra industri. Tentu, dengan terjalinnya kolaborasi yang kuat, diharapkan terwujud hasil penelitian yang menjadi sebuah produk prototipe.
Kunjungan diisi dengan diskusi strategis. Diskusi tersebut disambut antusias para akademisi, ditandai dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan terkait langkah-langkah pengembangan produk prototipe hasil penelitian.
Selain itu, kunjungan industri dilakukan di Institut Pendidikan Soe (IPS). Kunjungan ini dalam upaya perkenalan produk prototipe sebagai salah satu bentuk hilirisasi penelitian dan kerjasama dengan mitra industri.
Baca Juga : Terinspirasi Prof. Mujamil Qomar, Dr. Nik Haryanti Siap Luncurkan Buku Baru Akhir 2024
"Selain dilakukan kunjungan ke kampus Unwira dan IPS, kunjungan lain yang dilakukan untuk merealisasikan program penelitian yang telah lolos didanai ini adalah dengan mengunjungi tempat tumbuh dari lelak (Uvaria Rufa)," terangnya.
Kunjungan ini dalam rangka mengetahui bagaimana pemanfaatan lelak sebagai agen afrodisiak alami. Produk ini telah turun-temurun digunakan masyarakat. Tumbuhan lelak sendiri tumbuh subur di sepanjang jalan kabupaten maupun kota dan biasa tumbuh di pekarangan warga.
Dalam kunjungan tersebut, tim peneliti berkesempatan membawa sampel sebagai objek penelitian yang akan dilakukan uji lebih lanjut secara in vitro maupun in vivo.
Ujung dari penelitian yang telah lolos didanai ini adalah prototipe kapsul dengan bahan aktif Uvaria Rufa yang akan dikomersialkan ke masyarakat umum. Dalam merealisasikan proyek ini, mitra industri herbal PT Agaricus Sido Makmur Sentosa (Asimas) telah digandeng.