JATIMTIMES - Pertanyaan tentang apakah bahasa Jawa merupakan turunan dari rumpun Austronesia menjadi topik yang menarik untuk dibahas. Mengingat sejarah panjang penyebaran bangsa Austronesia yang menjadi salah satu nenek moyang mayoritas penduduk Indonesia.
Hal ini bukanlah dugaan yang tidak berdasar. Para ahli bahasa dan antropologi memiliki pandangan yang menguatkan kaitan bahasa Jawa dengan rumpun Austronesia.
Baca Juga : Transformasi Keraton Kartasura: Dari Pusat Peradaban Mataram Jadi Petilasan Sunyi
Menurut Myrtati Dyah Artaria, seorang dosen dari FISIP Universitas Airlangga yang mengutip pernyataan Ronnie Hatley, seorang profesor asal Amerika yang meneliti Indonesia, salah satu nenek moyang yang mendominasi Indonesia adalah suku Austronesia.
"Indonesia menjadi salah satu tujuan perantauan suku Austronesia setelah mengarungi Taiwan, sepanjang pantai Asia Tenggara (pantai Champa), hingga sampai ke Indonesia dan Madagaskar," jelas Myrtati Dyah Artaria, sebagaimana mengutip laman resmi Unair, dilihat Jumat (13/9/2024).
Suku Austronesia tidak hanya membawa budaya mereka, tetapi juga bahasa yang kemudian berkembang menjadi berbagai bahasa daerah di Nusantara, termasuk bahasa Jawa. Austronesia juga turut memajukan sistem pertanian di Nusantara, seperti teknologi irigasi sengkedan dan terasering yang mereka bawa.
Keberadaan suku Austronesia di wilayah barat Indonesia juga memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan etnis dan ras di wilayah tersebut. Hal ini terlihat dari perbedaan fisik dan budaya antara penduduk di wilayah barat. Seperti Jawa dan Sumatra, yang lebih mirip dengan penduduk Asia Tenggara, dengan penduduk di wilayah timur seperti Papua, NTT, dan Maluku.
Lalu, apakah bahasa Jawa termasuk dalam rumpun Austronesia? Menurut Subiyantoro, seorang dosen Sastra Perancis dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM), bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa dari rumpun Austronesia.
"Bahasa Jawa menjadi bahasa ibu bagi etnis Jawa yang tinggal di Pulau Jawa bagian tengah dan timur," ungkap Subiyantoro, sebagaimana dilansir laman resmi UGM.
Penelitian lebih lanjut oleh Sriwahyu Istana Trahutami, yang disajikan dalam skripsinya di Universitas Diponegoro Semarang. Hasil penelitian menyatakan bahwa bahasa Jawa termasuk anggota rumpun bahasa Austronesia, bersama dengan bahasa Indonesia (Melayu), Sunda, Bali, Madura, Bugis, Ngaju, Iban, dan bahasa-bahasa lain yang tersebar di Sulawesi Utara dan Filipina. Bahasa-bahasa ini membentuk kelompok bahasa Austronesia bagian barat.
Bahasa Jawa memiliki kemiripan tata bahasa dengan bahasa Indonesia. Sriwahyu Istana Trahutami juga mencatat bahwa "dalam kosa kata bahasa Jawa, terdapat banyak kata yang seasal (cognate) dengan kata-kata dalam bahasa Indonesia." Misalnya, kata "satu" dalam bahasa Indonesia dan "siji" dalam bahasa Jawa Ngoko berasal dari kata proto-Austronesia "esa."
Jika dilihat dari segi kosa kata, bahasa Jawa memiliki banyak kemiripan dengan bahasa proto-Austronesia. Berikut ini adalah perbandingan beberapa angka antara bahasa Proto-Austronesia, Jawa Kuna, Jawa Ngoko, Jawa Krama, dan bahasa Indonesia:
1. Proto-Austronesia: esa
Jawa Kuna: sa
Jawa Ngoko: siji
Jawa Krama: setunggal
Indonesia: satu
2. Proto-Austronesia: dusa
Jawa Kuna: rwa
Jawa Ngoko: loro
Jawa Krama: kalih
Indonesia: dua
3. Proto-Austronesia: telu
Jawa Kuna: telu
Jawa Ngoko: telu
Jawa Krama: tiga
Indonesia: tiga
4. Proto-Austronesia: sepat
Jawa Kuna: pat
Jawa Ngoko: papat
Jawa Krama: sekawan
Indonesia: empat
Dari contoh di atas, terlihat bahwa bahasa Jawa masih mempertahankan banyak kata yang mirip dengan bahasa proto-Austronesia. Ini menguatkan klaim bahwa bahasa Jawa merupakan turunan dari rumpun bahasa Austronesia. Semoga informasi ini bermanfaat!