JATIMTIMES - Ribuan, puluh ribuan, dan bahkan bisa jadi ratusan ribu karyawan online BLK kini sedang dirundung pilu. Para karyawan online yang dulu mendapat pekerjaan menjanjikan, kini seolah dikesampingkan. Kendati tuntutan pekerjaan telah dirampungkan, namun bayaran, tabungan, hingga iming-iming bonus yang dijanjikan hingga bulan Agustus 2024 lalu dikabarkan tak dicairkan.
Kondisi itulah yang setidaknya dialami oleh ribuan karyawan online BLK yang disinyalir merupakan perusahaan asal Amerika, di Malang Raya. Usai hak tak kunjung diberikan, ribuan korban karyawan online BLK di Malang Raya dikabarkan tengah berjuang untuk menuntut keadilan.
Baca Juga : PT Alberti Bintang Terang Raih Penghargaan '3rd Place Best Developer Periode 2023' dari Bank BSI
Kini, para karyawan asal Malang Raya yang tersisa disebut membentuk paguyuban. Tujuannya untuk menuntut hak mereka yang tak kunjung diberikan. Disebutkan, total kerugian yang hanya dari sebagian kecil karyawan di Malang Raya tersebut disebut telah mencapai miliaran.
Jeritan itulah yang kemudian terdengar JatimTIMES. Media online inipun mencoba menelusuri, apa itu BLK yang disebut telah mempekerjakan ribuan karyawan online hingga menyebabkan total kerugian mencapai miliaran tersebut.
Akhir pekan kemarin, Sabtu (7/9/2024) merupakan cikal bakal terbentuknya paguyuban para korban BLK. Perintisnya berjumlah sekitar 15 orang yang terdata bertemu secara langsung. Hampir semuanya berasal dari Malang Raya meski sebagian kini telah berdomisili di luar Malang, yakni Sidoarjo.
Para perintis paguyuban tersebut berkumpul di salah satu rumah toko (Ruko) yang ada di Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Sengaja tidak kami sampaikan secara detail di mana mereka berkumpul secara perdana, lantaran permintaan para korban demi menjaga privasi mereka.
Salah satu karyawan online BLK berinisial MS menyebut, dirintisnya paguyuban korban BLK yang segera terbentuk dan diresmikan tersebut, ditujukan untuk memfasilitasi sisa-sisa karyawan BLK yang kini dirundung nestapa. Sebelumnya, para perintis tersebut berada pada beberapa grup yang sama di WhatsApp. Di mana, satu grup jumlah anggotanya pada saat itu bisa mencapai puluhan dan maksimal sekitar 1.000 orang.
Namun, seiring berjalannya waktu, para anggota grup memilih keluar dan pada akhirnya tak bisa dilacak walau hanya sekedar berkomunikasi melalui aplikasi chatting. Kini yang tersisa hanya sekitar 250 korban yang sebelumnya sempat menjadi karyawan online BLK.
"Korbannya ada 1000 lebih, itu cuma di daerah Malang dan sekitarnya termasuk Kota Batu. Belum termasuk yang wilayah luar Malang. Perkiraan kami, korbannya bisa mencapai ratusan ribu orang, bahkan lebih se-Indonesia," ujar MS saat ditemui usai membahas pembentukan paguyuban korban BLK, Sabtu (7/9/2024).
Berangkat dari pernyataan tersebut, JatimTIMES mencoba menelusuri perusahaan apa sebenarnya BLK itu. Sayangnya, sangat minim informasi terkait BLK. Namun, dari berbagai sumber yang terangkum, BLK yang disebut telah menelan banyak korban hingga dimungkinkan kerugian mencapai miliaran tersebut disinyalir berkedok perusahaan asal Colorado, negara bagian Amerika Serikat.
Dari beragam dokumentasi para korban yang disampaikan kepada JatimTIMES, BLK yang di maksud sejatinya merupakan BLK Culture Advertising Media, Co., Ltd. Setelah ditelusuri di jejak digital, ternyata memang ditemukan dokumentasi yang identik dengan yang disampaikan para korban di Malang Raya. Bahkan, penjaringan karyawan online BLK tersebut juga ada yang berasal dari daerah Provinsi Jawa Barat. Artinya, bisa diduga korban dari wilayah Malang Raya memanglah nyata.
Secara sekilas dari berbagai sumber menyebutkan, BLK merupakan perusahaan pemasaran interaktif inovatif yang berlokasi di Amerika Serikat. BLK dikabarkan telah didirikan pada tahun 2022 silam.
Baca Juga : Beredar Kabar PJ Bupati Brebes Terkena Cacar Monyet Mpox, Benarkah?
Belakangan diketahui, BLK sudah terjun di bidang pemasaran dengan istilah interaktif inovatif sejak tahun 2019. Namun, akibat dampak virus Covid-19, pendirian perusahaan tersebut dikabarkan sempat diundur.
Seiring berjalannya waktu, anggota BLK sudah tersebar di sejumlah kota besar di Indonesia. Sedangkan lokasi operasional Perusahaan BLK di Indonesia saat ini dikabarkan berada di Surabaya, Provinsi Jawa Timur.
Sementara itu, dari penuturan sejumlah korban BLK asal Malang Raya, saat menjadi karyawan online, mereka diminta mengakses sebuah website. Pada website tersebut berisi sejumlah referensi novel online berbahasa inggris.
Referensi novel itulah yang harus di baca, namun hanya dalam durasi 20 detik. Setelahnya, para karyawan akan mendapatkan bayaran yang bervariasi.
Paling rendah, dalam sehari para karyawan online BLK bisa mendapatkan cuan puluhan ribu. Sedangkan paling banyak dikabarkan bisa mendapatkan bayaran mencapai Rp 35 juta.
Pendapatan yang bervariasi tersebut sesuai dengan berbagai klasifikasi. Secara sederhana, para karyawan menyebut besar kecilnya bayaran yang akan diterima sesuai kategori dan level. Kategori berlaku untuk semua karyawan. Sedangkan level berlaku bila mana sang karyawan mampu merekrut bawahan.
Seperti apa modus dan motif para culas dalam meraup pundi-pundi rupiah dari para korban?. Guna mengungkap pertanyaan tersebut, JatimTIMES telah mengkonfirmasi sejumlah pihak. Yakni mulai dari perwakilan korban dengan beragam pengalaman, pihak kepolisian, hingga dalang yang disebutkan dalam tanda kutip telah menjerumuskan sejumlah karyawan online di Malang Raya.
Bagaimana kelanjutannya? Simak terus hanya di pemberitaan JatimTIMES.