JATIMTIMES - Belakangan ini, banyak perbincangan mengenai apakah konsumsi gula dapat menyebabkan gagal ginjal. Isu ini cukup mengkhawatirkan, terutama bagi para orang tua yang ingin melindungi kesehatan anak-anak mereka.
Menurut Dr. Dion Haryadi, seorang Dokter Umum dan Certified Nutrition & Health Coach, gula sebenarnya tidak secara langsung menyebabkan gagal ginjal. "Kalau kita lihat secara ilmiah, gula tidak secara langsung menyebabkan gagal ginjal. Jadi bukan berarti minum 1 gram gula ginjal itu akan langsung rusak. Nggak," ungkap dr. Dion, dilansir Instagram pribadinya @dionharyadi, Selasa (3/9/2024).
Baca Juga : Matinya Keadapan Pemimpin
Gula Bukan Racun
Pernyataan ini menegaskan bahwa ginjal kita tidak begitu rapuh hingga rusak hanya karena konsumsi gula dalam jumlah kecil. "Ginjal kita tidak serapuh itu, gula itu bukan racun," tambahnya.
Namun, yang menjadi masalah adalah konsumsi gula tambahan yang berlebihan dalam jangka panjang. Kebiasaan mengonsumsi gula dalam jumlah banyak, ditambah pola makan tinggi kalori dan aktivitas fisik yang rendah, dapat berkontribusi pada kerusakan ginjal.
dr. Dion menjelaskan bahwa meskipun gula tidak bersifat racun bagi ginjal, konsumsi yang berlebihan bisa mempercepat munculnya berbagai masalah kesehatan, termasuk kerusakan pada ginjal.
"Konsumsi gula tambahan berlebih, ditambah konsumsi kalori tinggi, ditambah aktivitas fisik yang rendah dapat merusak tubuh, termasuk ginjal kita," ujar dr. Dion. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya tanggung jawab dalam mengelola asupan gula, bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk keluarga, terutama anak-anak.
"Kita juga memegang peran, kita yang bertanggung jawab atas kesehatan diri dan keluarga kita, terutama anak-anak," katanya. Ini berarti, meskipun konsumsi gula masih diperbolehkan, penting untuk membatasinya agar tidak menimbulkan masalah kesehatan di kemudian hari.
Batas Aman Konsumsi Gula Versi WHO
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan batas aman konsumsi gula harian, yang sangat penting untuk diperhatikan, terutama bagi anak-anak dan orang dewasa. "Sebenarnya konsumsi gula termasuk gula tambahan itu masih boleh. Bahkan untuk MPASI. Tapi wajib dibatasi," jelas dr. Dion.
WHO merekomendasikan batas konsumsi gula tambahan antara 5 hingga 10% dari total kalori harian. Untuk anak balita, jumlah ini setara dengan sekitar 20 gram atau sekitar 4 sendok teh gula per hari. Sedangkan untuk orang dewasa, batasannya berkisar antara 25 hingga 50 gram gula tambahan per hari. Namun, akan lebih baik jika konsumsi gula bisa dikurangi lebih jauh. "Lebih bagus lagi, kalau bisa di bawh 25 gram atau Kamu nggak konsumsi sama sekali," tambah Dr. Dion
Untuk diketahui, gula tambahan merujuk pada gula yang ditambahkan ke makanan dan minuman selama pemrosesan. Termasuk di dalamnya adalah gula yang terkandung dalam madu, gula aren, gula merah, sirup buah, dan jus buah konsentrat.
Cermati Kandungan Gizi Makanan Olahan
Mengingat banyaknya produk yang mengandung gula tambahan, dr. Dion menyarankan untuk lebih teliti dalam membaca informasi nilai gizi pada produk makanan dan minuman. "Rajin-rajin baca informasi nilai gizi produk dan perbanyak makan-makanan yang whole foods, yang lebih bergizi, dan tentunya lebih menyehatkan," sarannya.
Makanan olahan, yang sering kali mengandung banyak gula tambahan, tidak sepenuhnya dilarang. Namun, dr. Dion mengingatkan agar porsi dan frekuensinya dibatasi. "Makanan olahan tentu masih boleh, tapi porsi dan frekuensinya itu harus banget dibatasi," jelasnya.
Jadi, meskipun kita masih bisa menikmati makanan olahan sesekali, lebih baik jika lebih sering mengonsumsi makanan yang segar dan lebih alami.
Dari penjelasan dr. Dion Haryadi, dapat disimpulkan bahwa gula tidak secara langsung menyebabkan gagal ginjal, tetapi konsumsi gula tambahan yang berlebihan dalam jangka panjang dapat menjadi salah satu faktor penyebab kerusakan ginjal.
Penting untuk selalu mengontrol asupan gula, baik untuk diri sendiri maupun keluarga, dengan mengikuti rekomendasi dari WHO mengenai batas konsumsi gula harian. Dengan demikian, kita dapat menjaga kesehatan ginjal dan tubuh secara keseluruhan, serta mengurangi risiko terkena penyakit serius di masa depan. Semoga informasi ini bermanfaat!