JATIMTIMES - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang menyelenggarakan event Kanjuruhan Bantengan Festival (KBF) 2024. Event yang berlangsung di Jalibar, Kecamatan Kepanjen pada Minggu (1/9/2024) tersebut ditujukan dalam rangka melestarikan kesenian dan kebudayaan di Kabupaten Malang.
"Karena memang semua masyarakat di Kabupaten Malang itu punya (potensi) kegiatan ini. Maka kami wadahi menjadi kesenian Kanjuruhan Bantengan Festival," ujar Bupati Malang HM. Sanusi saat ditemui JatimTIMES disela berlangsungnya event KBF 2024.
Baca Juga : Bupati Malang Rintis Kanjuruhan Culture Carnival Jadi Event Internasional
Pejabat publik nomor satu di jajaran Pemkab Malang ini berharap, melalui event KBF bisa menjadi sarana untuk terus melestarikan kesenian dan kebudayaan di Kabupaten Malang. Khususnya kesenian Bantengan.
"Sehingga nanti Bantengan ini bisa terus lestari sebagai kesenian adiluhung Kabupaten Malang," ujarnya.
Diakui Bupati Sanusi, dirinya telah menginstruksikan kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Malang untuk melakukan kajian terkait Bantengan. "Disparbud sudah kami perintahkan agar Bantengan didaftarkan sebagai kekayaan intelektual di Kabupaten Malang," imbuhnya.
Sekedar informasi, terdapat 33 kontingen yang menjadi peserta dalam KBF 2024. Para peserta tersebut mewakili masing-masing kecamatan yang ada di seluruh wilayah Kabupaten Malang.
Sementara itu, pada beberapa kesempatan, Bupati Sanusi juga terlihat berbaur dengan masyarakat dan peserta. Bahkan, Bupati Sanusi dengan didampingi Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto, Kepala Disparbud Kabupaten Malang Purwoto, dan sejumlah pihak juga turut mengikuti koreografi para peserta ketika pentas.
Baca Juga : Tekan Stunting dan Kendalikan Inflasi, Pemkot Malang Salurkan Bantuan Pangan
"Bantengan yang ditunjukkan pada KBF ini merupakan Bantengan tradisional, sehingga bisa jadi tontonan dan memberi hiburan kepada masyarakat," beber Bupati Sanusi.
Sesuai dengan harapan yang diusung, dijelaskan Bupati Sanusi, kesenian Bantengan yang ditampilkan pada KBF 2024 menampilkan sesuai dengan pakem. Sehingga lebih mengutamakan nilai seni ketimbang sensasi yang dapat merusak marwah kesenian Bantengan.
"Gak ngamukan dan gak mberot (tidak anarkis). Tapi Bantengan yang banyak menampilkan seni tari dan juga melestarikan kebudayaan, hingga cerita legendaris dari masing-masing daerah. Sehingga bisa menjadi kebanggaan masyarakat itu sendiri," pungkas Bupati Sanusi.