JATIMTIMES - Melalui kegiatan pelatihan digital marketing, Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Malang bersama Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Scomptec ingin mewujudkan generasi muda yang sejahtera dan berkompeten.
Setidaknya sebanyak 30 peserta yang berasal dari keluarga buruh atau petani tembakau di Kabupaten Malang ini mengikuti kegiatan pelatihan digital marketing. Kegiatan pelatihan digital marketing ini merupakan salah satu program tahunan dari Disnaker Kabupaten Malang yang dibiayai melalui Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) Kabupaten Malang.
Baca Juga : Daftar ke KPU Kota Malang, Wahyu-Ali Dikawal 13 Parpol Pengusung
Kepala Disnaker Kabupaten Malang Yoyok Wardoyo mengucapkan terima kasih kepada pihak LPK Scomptec yang telah bekerja sama dengan Disnaker Kabupaten Malang untuk memberikan pelatihan digital marketing selama lima hari dan ujian kompetensi satu hari. Yakni dimulai pada Rabu (21/8/2024) hingga Rabu (28/8/2024).
Pihaknya menyampaikan, bahwa maksud dan tujuan digelarnya pelatihan digital marketing untuk keluarga buruh atau petani tembakau ini untuk meningkatkan kesejahteraan melalui kompetensi yang dimiliki.
"Jadi semua pelatihan yang diampu Dinas Tenaga Kerja itu bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan peserta pelatihan dan mampu menurunkan tingkat pengangguran terbuka melalui pelatihan ini dengn sertifikasi kompetensi," ungkap Yoyok kepada JatimTIMES, Rabu (28/8/2024).
Yoyok pun mendorong agar para peserta pelatihan digital marketing ini dapat memanfaatkan kompetensi yang dimiliki. Baik untuk melamar pekerjaan di dunia industri, memulai usaha yang nantinya akan membuka lapangan pekerjaan baru maupun bekerja di luar negeri.
Pasalnya, untuk memasuki dunia industri, kompetensi seperti digital marketing akan menambah daya tarik tersendiri bagi masing-masing pengusaha yang membuka lowongan pekerjaan. Sehingga, masyarakat yang memiliki sertifikasi kompetensi akan selangkah lebih maju dan berpotensi lebih untuk lolos seleksi masuk di dunia industri.
"Jika tidak tertarik untuk bekerja di dunia industri, maka pelatihan ini yang diisi dari beberapa narasumber yang kita datangkan itu bisa menjadi enterpreneur muda, bisa berwirausaha sekaligus menjadi bos untuk dirinya sendiri melalui pelatihan digital marketing ini," terang Yoyok.
Oleh karena itu, dalam pelatihan digital marketing ini, selain narasumber dari LPK Scomptec, Disnaker Kabupaten Malang juga menghadirkan narasumber dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Malang, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Program Vokasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Bank Jatim hingga Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Malang.
Hadirnya narasumber dari Program Vokasi UMM ini untuk memberikan gambaran bagi peserta pelatihan digital marketing yang berniat bekerja di luar negeri. Baik bekerja secara formal maupun informal.
Baca Juga : Berdayakan Ekonomi Umat, Kemenag dan Tokoh Agama Tuban Adakan Pelatihan Membuat Roti
Sedangkan hadirnya narasumber dari dunia perbankan bertujuan untuk memberikan gambaran kepada para peserta pelatihan digital marketing yang didominasi para generasi milenial dan generasi Z ini untuk memiliki rumah. Baik melalui program rumah subsidi hingga KPR.
"Kalau hal itu dilakukan semuanya, maka kesejahteraan akan meningkat. Maka kemiskinan ekstrem bisa teratasi. Kalau mereka sejahtera, golnya kan bisa memiliki rumah," kata Yoyok.
Nantinya, setelah pelatihan digital marketing ini selesai digelar, Disnaker Kabupaten Malang bersama LPK Scomptec akan memaksimalkan pemantauan dan evaluasi terhadap perkembangan peserta pelatihan digital marketing.
"Jadi semua pelatihan itu kan dibentuk grup, kalau dalam monitoring grup, adik-adik belum ada yang berwirausaha, belum ada hang bisa diterima di dunia industri, belum tertarik bekerja ke luar negeri, maka ini harus dievaluasi oleh penyelenggara Disnaker dan LPK," tutur Yoyok.
Sementara itu, perwakilan LPK Scomptec Hariyono mengatakan, bahwa dalam gelaran pelatihan digital marketing ini melibatkan empat pemateri dari LPK Scomptec dan dua lainnya merupakan asesor yang bertugas untuk menguji kompetensi 30 peserta.
"Nantinya masing-masing peserta akan mendapatkan dua sertifikat. Pertama sertifikat lokal dari Scomptec dan kedua sertifikat dari BNSP. Selain itu peserta juga mendapatkan modul dan flashdisk," pungkas Hariyono.