JATIMTIMES - Kebakaran hutan terjadi di area Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Pujon Selatan, Pujon, Kabupaten Malang, Senin (26/9/2024). Titik kobaran api terlihat dari wilayah Kota Batu. Lokasi kebakaran menurut informasi di antara pegunungan Panderman dan Gunung Putri Tidur di dekat Coban Manten Desa Pandesari Kecamatan Pujon.
Peristiwa kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) itu dibenarkan Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang Sadono Irawan. Melalui keterangan yang diteruskan dari pihak Perhutani Resor Pemangku Hutan (RPH) Pujon Selatan Senin malam, ia menyampaikan kebakaran itu terjadi sejak sore hari hingga malam.
Baca Juga : Tak Perlu Koalisi, 5 Parpol ini Bisa Usung Paslon Sendiri di Pilkada Kota Malang
"Dilaporkan kejadian Karhutla wilayah timur Coban Rondo. Tempat kejadian ditangani di petak 100 kawasan hutan lindung," terangnya, Senin (26/8/2024).
Diketahui bahwa luas baku wilayah tersebut sekitar 1.574 Hektare. Dimana luas hutan yang terbakar diperkirakan sekitar 5,0 Hektare. Sedangkan untuk wilayah terbakar diduga merupakan area dengan jenis tanaman rimba campur.
Menurut keterangannya, kebakaran diketahui sejak sekitar pukul 16.00 WIB - 19.06 WIB. Yang mana daerah terdampak adalah wilayah Bagian Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH) Pujon.
Kebakaran itu ditindaklanjuti pihak Perhutani setempat untuk berkoordinasi dengan muspika dan lembaga. Dilanjutkan dengan upaya pemadaman di lokasi.
"Tanaman yang terbakar serasah daun alang-alang kering dan rayutan medan berbatu dan jurang. Untuk sumber api penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan," ungkapnya.
Pihak Perhutani telah melakukan langkah-langkah penanggulangan pemadaman api dengan sistem ilaran. Dilanjutkan dengan melakukan upaya pemantauan dari dekat.
Upaya pemadaman melibatkan personel jakaran KRPH Pujon Selatan, Koramil, Polsek, warga desa, anggota BPBD Batu dan Kabupaten Malang, serta relawan. Upaya pemadaman diminimalisir dengan memotong area kering yang berpotensi terjadi perluasan dengan cara manual.
Hingga berita ini ditulis, upaya penanggulangan masih berlangsung. "Kondisi Terakhir masih tidak di jangkau karena terjal. Masih dilakukan pemantauan," imbuh Sadono.