JATIMTIMES – Untuk mengungkapkan kenangan yang paling berkesan selama menjadi dewan, Made Swatiko, anggota Fraksi PDI Perjuangan dalam mengikuti rapat paripurna terakhir mengenakan kopiah atau songkok tinggi. Songkok ini menjadi salah satu ciri khas sejawatnya, H Arifin Salam, anggota dewan asal Fraksi PKB yang telah lebih dulu berpulang.
“Kebetulan waktu pelantikan 2014, saya dan Pak Arifin Salam itu pakai songkok yang sama dan ini adalah kenang-kenangan 2014 yang lalu. Pada saat saya buka laci, kondisinya masih baru, sementara yang lainnya sudah kotor,” ujar Made
Baca Juga : DPC PKB Kota Blitar Lapor Polres, Tegaskan Kesiapan Hadiri Muktamar Sah di Bali
Tiga periode menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Banyuwangi tentu memberikan berbagai kenangan. Baik yang kurang mengenakan maupun kenangan indah yang tidak akan terlupakan bagi Made Swatiko.
Anggota Fraksi PDI Perjuangan yang berasal dari Kecamatan Blimbingsari itu menuturkan, momen terakhir ini dia manfaatkan untuk mengenang masa lalunya. Karena dalam pemilihan legislatif yang lalu, dirinya sudah tidak mencalon diri lagi.
“Jadi ya inilah terakhir saya pakai songkok ini dan juga paripurna terakhir juga saya ikut dalam rangka mendengarkan pidato Presiden RI terkait nota penjelasan APBN tahun 2025 dan ini yang terakhir juga tentunya,” tambahnya.
Made berharap bagi para wakil rakyat yang dilantik selanjutnya bisa lebih rajin. Juga lebih tahu kondisi rakyat Banyuwangi, khususnya dalam penganggaran Anggaran Pendapatan Belanja Daeah (APBD) lebih fokus pada kesejahteraan rakyatnya.
“Harapan saya untuk anggota DPRD yang dilantik selanjutnya yang rajin dan mengetahui kondisi-kondisi rakyatnya. Sehingga, APBD itu nantinya condong kepada rakyat atau pro rakyat,” imbuh Made.
Baca Juga : Orasi Lengkap Para Komika hingga Artis saat Demo Tolak Revisi UU Pilkada
Selanjutnya sebagai anggota legislatif Banyuwangi yang sudah 3 kali dilantik, Made ingin istirahat di rumah menikmati hidup sebagai orang desa yang mengisi hari-hari dengan bertani dan beternak.
Dia bersyukur sekarang ini mempunyai kombong ternak perkutut jenis Bangkok, khususnya yang biasanya buat lomba-lomba burung kicau.
"Kita siapkan sudah hampir 15 kombong (kandang-red) di rumah untuk kesibukan selanjutnya. Saat ini sudah ada 15 kombong kita punya sudah punya 15 pasang untuk mengisi kesibukan selanjutnya. Saat ini kami bergabung dala organisasi penghobi dan pembudidaya burung perkutut Persatuan Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia ( P3SI ),” pungkas Made.