JATIMTIMES - Dalam demonstrasi besar-besaran untuk menolak revisi UU Pilkada, Kamis (22/8/2024) sejumlah komika dan artis turut ambil bagian, menyuarakan keresahan rakyat terhadap rencana revisi tersebut. Beberapa di antaranya Adjis Doa Ibu, Abdur Arsyad, Arie Kriting, Bintang Emon, Mamat Alkatiri, Cing Abdel, dan Reza Rahadian. Berikut rangkuman orasi mereka:
1. Adjis Doa Ibu
Presiden Stand Up Comedy Indonesia Adjis Doa Ibu memimpin massa dengan semangat yang tinggi. Ia mengajak demonstran menyanyikan lagu "Agak Laen" yang dikenal dari komedian-komedian Batak.
"Agak laen kau, agak laen," seru Adjis, disambut sorakan demonstran yang menambahkan, "agak laen bapakmu, agak laen kau sekeluarga!"
Pernyataan langsung ini menunjukkan bagaimana Adjis menggunakan humor khasnya untuk mencairkan suasana dan membakar semangat massa dalam aksi tersebut.
2. Abdur Arsyad
Abdur Arsyad memulai orasinya dengan menyampaikan bahwa hari ini, dia dan ketiga rekan komikanya tidak akan bisa lebih lucu daripada tingkah anggota DPR.
"Mohon maaf kami berempat naik ke atas sini mewakili teman-teman di bawah," ujar Abdur, mengarahkan orasinya kepada massa. Ia kemudian melontarkan pernyataan yang penuh kritik terhadap DPR, "Kumpulan orang-orang tolol, kalau belum sempat rekam saya ulangi, kumpulan orang-orang tolol."
Abdur kemudian menyinggung soal bagaimana aksi ini bukan tentang nepotisme, melainkan upaya mencari keadilan. "Kita semua berkumpul disini siang hari ini, kita cari kerja sendiri, bukan dibantu ayah," lanjutnya, mengkritik sistem yang dianggap tidak adil.
Ia juga meminta maaf kepada masyarakat yang terkena dampak aksi tersebut, terutama karena macet. "Mohon maaf bapak ibu yang mengalami kemacetan tapi kami pastikan demokrasi gak macet lima tahun ke depan," ungkapnya dengan nada satir.
3. Arie Kriting
Arie Kriting hadir dalam aksi sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat yang merasa tidak lagi diwakili oleh wakilnya di parlemen.
"Selama ini kita masih punya harapan tipis-tipis, mudah-mudahan ada yang bisa terketuk hati hari ini," ucap Arie dalam orasinya. Ia menegaskan bahwa rakyat yang hadir pada aksi ini tidak mengharapkan kepentingan pribadi, melainkan demi kepentingan bangsa.
"Kalau kalian tidak bisa membuktikan yang terbaik untuk Indonesia, kami hadir untuk itu," tegasnya. Arie juga menekankan bahwa aksi hari ini bukanlah aksi tunggal, tetapi akan terus berlanjut sampai keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) benar-benar dijalankan dengan baik oleh DPR.
4. Bintang Emon
Dalam orasinya, Bintang Emon mengkritik keputusan revisi UU Pilkada yang dianggapnya tidak masuk akal. Ia menyatakan bahwa rakyat dipaksa menerima keputusan yang dirasa merugikan.
"Banyak akrobat-akrobat politik menghasilkan keputusan yang nggak masuk akal. Kita dipaksa untuk menelan, kita dianggap tolol, ketika kita dianggap tolol kita harus melawan," tegas Emon dari atas mobil komando.
Ia berharap melalui aksi ini, rakyat Indonesia bisa mendapatkan pemimpin yang lahir dari kompetisi yang adil. "Berikan kami kompetisi yang baik, untuk menghasilkan pemimpin yang baik buat kita," ucapnya.
Bintang Emon juga menyampaikan pesan bernuansa satir, yang diduga ditujukan kepada Kaesang Pangarep. "Tanamkan di kepala kalian, kalau belum berumur 30 tahun jangan nyalon dulu, jangan ya dek ya," pungkasnya.
5. Mamat Alkatiri
Mamat Alkatiri, yang dikenal dengan orasi satirnya, kali ini tampil lebih serius. Ia mengajak massa untuk bersatu melawan rencana revisi UU Pilkada yang menurutnya hanya menguntungkan elit politik.
"Kita jangan mau dipecah belah oleh mereka," tegas Mamat. Ia menekankan pentingnya persatuan di antara rakyat agar tidak mudah dimanipulasi oleh kepentingan sempit para politisi. "Selama ini mereka pecah belah kita dan masukkan agenda mereka," ujarnya dengan lantang.
Dalam orasinya, Mamat mengingatkan bahwa kekuatan rakyat ada pada persatuan mereka. Ia menutup orasinya dengan sebuah seruan: "Hanya satu kata, apa?" tanya Mamat, yang disambut dengan teriakan "Lawan!" dari massa.
6. Cing Abdel
Cing Abdel, dalam orasinya, mengajak massa untuk berteriak dan menunjukkan kekompakan mereka dengan sindiran tajam.
"Saya cuma mau singkat, minta kekompakan kita, kalau saya bilang Indonesia jawabnya lawan, kalau saya bilang DPR jawabnya lawak," katanya.
Seruan ini disambut antusias oleh massa dengan teriakan "Indonesia? Lawan! DPR? Lawak!"
7. Reza Rahadian
Aktor ternama Reza Rahadian juga turut bersuara. Ia mempertanyakan integritas wakil rakyat yang ingin merevisi UU Pilkada setelah putusan MK. Reza merasa kecewa jika upaya MK untuk memulihkan citranya malah diabaikan oleh DPR.
"Melihat MK yang sudah berusaha mengembalikan citranya setelah wajahnya habis proak poranda," ungkapnya. Reza menegaskan bahwa putusan MK seharusnya dihormati dan tidak diubah begitu saja oleh DPR. "Masih juga berusaha untuk dibegal, untuk dijegal," tegasnya.
Ia pun mempertanyakan, "Lantas Anda-Anda ini wakil siapa?" seruan ini mendapat respons riuh dari massa aksi.
Demikian orasi di aksi demo yang diwarnai dengan semangat dan kritik tajam dari para komika dan artis, yang menuntut keadilan dan integritas dalam proses demokrasi di Indonesia.