JATIMTIMES - Limbah rumah tangga telah menjadi masalah lingkungan yang serius di Kota Blitar. Seiring dengan perkembangan teknologi dan gaya hidup masyarakat yang semakin bergantung pada produk-produk instan, volume limbah terus meningkat.
Limbah seperti botol air kemasan, yang tidak dapat terurai secara alami, memberikan dampak negatif pada kualitas tanah dan air. Limbah organik dari dapur juga menambah beban lingkungan jika tidak dikelola dengan tepat. Untuk menghadapi tantangan ini, Bank Sampah Tunas Sejahtera mengambil peran sebagai garda terdepan dalam pengelolaan sampah organik dan anorganik, terutama limbah botol air kemasan.
Baca Juga : Dukung Beasiswa Mahasiswa, Bank Jatim Launching Cash Waqf Linked Deposit
Tahun 2024 menjadi tonggak penting bagi Bank Sampah Tunas Sejahtera, salah satu bank sampah di Kota Blitar. Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar bekerja sama dengan Universitas Bondowoso (Unibo) memenangkan program pemberdayaan yang bertujuan meningkatkan kapasitas bisnis pengelolaan limbah rumah tangga.
Tim pelaksana program ini diketuai oleh Palupi Puspitorini dari Unisba, dengan anggota Aris Sunandes dari Unisba dan Rini Purwatiningsih dari Unibo. Dukungan teknis juga diberikan oleh Alfan Setya Winurdana dari Unisba, yang berperan penting dalam pelaksanaan di lapangan.
Program ini bertujuan untuk mengolah limbah organik dan anorganik menjadi produk dengan nilai ekonomis yang lebih tinggi. Limbah dapur akan diolah menjadi pupuk organik bernama Soilfert, sementara limbah botol air kemasan akan diubah menjadi bijih plastik melalui inovasi mesin pencacah plastik.
Proses pencacahan ini memungkinkan botol bekas diolah menjadi plastik cacah yang memiliki nilai jual lebih tinggi dibandingkan ketika dijual dalam bentuk aslinya. Selain itu, plastik cacah ini dapat digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan peralatan rumah tangga seperti kursi, meja, dan bangku.
Bank Sampah Tunas Sejahtera, sebagai mitra utama dalam program ini, telah rutin melakukan pengumpulan dan penimbangan sampah di basecamp mereka di Kota Blitar. Dengan adanya program ini, Bank Sampah Tunas Sejahtera siap mengimplementasikan berbagai inovasi yang diperkenalkan. Program ini dilaksanakan melalui metode sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan dengan pendekatan Rural Appraisal, yang melibatkan kelompok bank sampah dalam menyelesaikan masalah pengelolaan limbah rumah tangga.
Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Lurah Gedog Suprabowo, Ketua Paguyuban Bank Sampah Kelurahan Gedog dan Kecamatan Sananwetan, perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Blitar, perangkat RW dan RT setempat, serta perwakilan dari bank sampah lain seperti Bank Sampah Gong Lestari dan Sinar Berlian. Pada kesempatan ini juga dilakukan penandatanganan kerjasama antar bank sampah sebagai langkah untuk meningkatkan kapasitas produksi mereka.
Palupi Puspitorini, Ketua Tim Program, menyatakan harapannya bahwa program ini akan mendorong Bank Sampah Tunas Sejahtera menjadi lebih kreatif dan mandiri secara ekonomi. "Kami berharap dengan program ini, Bank Sampah Tunas Sejahtera tidak hanya mampu mengelola limbah dengan lebih baik, tetapi juga dapat memproduksi pupuk organik Soilfert secara komersial dan bijih plastik yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi," ujarnya.
Baca Juga : Usai Menerima Formulir B1-KWK dari PKS, Pasangan Dhito-Dewi Kembali Diusung Partai Amanat Nasional
Aris Sunandes, anggota tim dari Unisba Blitar, menekankan bahwa program ini merupakan bagian dari upaya mendukung penerapan ekonomi sirkular di masyarakat. "Pengolahan limbah menjadi produk yang berguna dan bernilai jual adalah langkah strategis dalam mengurangi dampak lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Dengan teknologi yang tepat dan pelatihan yang memadai, kita bisa mengubah limbah menjadi sumber daya yang bermanfaat," katanya.
Rini Purwatiningsih dari Unibo menambahkan bahwa keberlanjutan program ini sangat penting. "Keberhasilan program tidak hanya diukur dari hasil jangka pendek, tetapi juga dari kemampuan Bank Sampah Tunas Sejahtera untuk terus menerapkan inovasi yang telah diajarkan secara mandiri. Keberlanjutan adalah kunci. Kami ingin memastikan bahwa setelah program ini selesai, Bank Sampah Tunas Sejahtera tetap mampu beroperasi secara efektif dan menghasilkan produk yang berkualitas," jelasnya.
Kolaborasi ini diharapkan menjadi model bagi kelompok bank sampah lainnya di Kota Blitar dalam pengelolaan limbah rumah tangga. Melalui inovasi dan peningkatan kapasitas, limbah yang dulunya menjadi masalah kini dapat diubah menjadi sumber penghasilan dan produk yang bermanfaat bagi masyarakat.
"Melalui kolaborasi ini, kami tidak hanya ingin memberikan solusi jangka pendek, tetapi juga menciptakan dampak yang berkelanjutan bagi masyarakat. Kami berharap Bank Sampah Tunas Sejahtera bisa menjadi contoh nyata bagaimana pengelolaan limbah yang inovatif dan berbasis ekonomi dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus menjaga kelestarian lingkungan," tutup Palupi Puspitorini.