JATIMTIMES - Sejumlah anggota Komisi E DPRD Jatim menyatakan dukungannya terhadap rencana pemerintah yang hendak meliburkan siswa sekolah sebulan penuh selama Ramadan. Kendati demikian, terdapat sejumlah catatan yang tetap harus diperhatikan dalam implementasi kebijakan tersebut.
Anggota Komisi E DPRD Jatim Indri Yulia Mariska menekankan pentingnya komunikasi dan peran aktif pihak sekolah, guru, dan orang tua agar selama libur tersebut dapat dimanfaatkan secara positif.
Baca Juga : Program Makan Bergizi Gratis Jangkau 31 Provinsi, Akhir 2025 Ditarget 15 Juta Penerima Manfaat
“Saya rasa tidak ada masalah bila nantinya selama Ramadan sekolah akan libur penuh sebulan. Hanya saja, saya berharap pihak sekolah, guru, dan orang tua tetap menjalin komunikasi agar anak didik dapat mengisi masa libur Ramadan dengan kegiatan yang positif, menyenangkan, dan tentunya lebih khusyu dalam beribadah,” ungkap Indriani, Jumat (17/1/2025).
Lebih lanjut, politisi PDIP ini menilai, bulan Ramadan merupakan momen penting yang dapat digunakan untuk memperkuat pendidikan agama dan membangun karakter spiritual siswa. Dengan libur penuh, menurutnya anak-anak memiliki lebih banyak waktu untuk fokus pada ibadah serta kegiatan-kegiatan yang relevan dengan nilai-nilai keagamaan.
Indriani juga menyebut, liburan tersebut perlu dimanfaatkan untuk hal-hal yang mendukung perkembangan karakter dan spiritualitas anak. “Libur sebulan saat Ramadan ini sangat diperlukan karena dapat memperdalam pemahaman agama bagi anak didik. Ramadan adalah bulan yang penuh berkah, dan kesempatan ini seharusnya digunakan sebaik-baiknya untuk mendidik anak menjadi pribadi yang lebih religius,” urainya.
Ia juga mengingatkan bahwa libur panjang bisa menjadi tantangan jika tidak dikelola dengan baik. Menurutnya, orang tua memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan anak-anak tidak menghabiskan waktu dengan hal-hal yang kurang bermanfaat.
Dalam pandangannya, kolaborasi antara sekolah dan keluarga sangat penting agar masa libur ini tetap produktif. “Saya berharap ada panduan dari sekolah tentang aktivitas yang bisa dilakukan siswa selama Ramadan," tandasnya.
"Misalnya, mengikuti pesantren kilat, lomba hafalan Al-Quran, atau kegiatan sosial yang relevan dengan semangat Ramadan. Ini juga menjadi tanggung jawab orangtua untuk memastikan anak-anaknya tetap terarah dan produktif,” sambung Indriani.
Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim Jairi Irawan juga menyatakan dukungannya terkait kebijakan libur selama ramadan. Namun pihaknya tetap mengingatkan agar kebijakan ini memerlukan kajian mendalam agar tidak berujung pada ketidakproduktifan anak-anak.
Baca Juga : Dewan Minta Pemkot Malang Lebih Mencermati Izin Tempat Hiburan
“Jangan sampai libur panjang ini justru membuat mereka kehilangan arah. Anak-anak perlu diarahkan untuk tetap produktif, karena belajar juga bagian dari ibadah,” ujar politisi Partai Golkar itu.
Jairi menekankan bahwa libur selama Ramadan tidak boleh menjadi alasan bagi siswa untuk meninggalkan rutinitas belajar dan tanggung jawab lainnya. Ia juga mendorong pemerintah untuk menggandeng lembaga pendidikan dan keluarga dalam menciptakan program-program alternatif selama Ramadan.
“Ya harus tetap ada pembelajaran mereka selama libur Ramadan. Seperti kegiatan sosial, kelas agama, atau pelatihan keterampilan, yang ini harus diberikan pada siswa,” harapnya.