JATIMTIMES - Intermittent Fasting (IF) atau puasa berkala telah menjadi topik yang banyak dibicarakan, terutama dalam komunitas kesehatan dan kebugaran. Jangka waktu puasa yang umumnya diterapkan dalam program intermittent fasting adalah 12 sampai dengan 40 jam.
Meski banyak orang tertarik diet dengan metode ini, Arbiarso Wijatmoko, seorang sport scientist, menjelaskan bahwa penting untuk memahami manfaat IF secara lebih rinci. Dalam unggahan di akun Instagramnya @arbiarso, ia membahas beberapa potensi manfaat dari IF yang bisa dirasakan oleh pelaku diet ini. Di antaranya sebagai berikut:
1. Simplicity: Kesederhanaan dalam Praktik
Baca Juga : 44.092 Pengguna Sehati, Pemkab Situbondo Targetkan UHC di Akhir Tahun 2024
Salah satu daya tarik utama dari IF adalah kesederhanaannya. Arbiarso menegaskan, “IF itu simpel secara praktikal. Kamu cukup menentukan kapan kamu makan dan kapan kamu puasa. Udah gitu aja," ujarnya.
Tidak seperti metode diet lain yang sering kali mengharuskan pengaturan detail tentang jenis makanan yang dikonsumsi, IF hanya mengatur kapan waktu untuk makan dan kapan waktu untuk berpuasa.
Arbiarso juga menjelaskan bahwa ada beberapa variasi dari IF, seperti yang berfokus pada pola mingguan atau harian, namun intinya tetap sama: pengaturan waktu makan.
“Ini yang bikin IF itu sangat mudah buat dimulai buat yang pemula sekali pun,” tambahnya.
Kesederhanaan ini membuat IF menjadi pilihan yang menarik bagi mereka yang baru memulai perjalanan menuju gaya hidup sehat.
2. Big Eating: Cocok bagi Pecinta Makan Besar
Bagi Anda yang suka makan dalam porsi besar, IF bisa jadi pilihan yang cocok. “IF itu berpotensi akan cocok banget sama yang suka dan mampu makan besar atau banyak dalam 1 kali makan," jelasnya.
Namun, ia juga menekankan bahwa ini bukan berarti Anda harus selalu makan dalam porsi besar. Tantangannya terletak pada kemampuan untuk menahan diri dari makan selama jangka waktu yang ditentukan.
Menurut Arbiarso, konsekuensi dari IF adalah kemampuan untuk menahan nafsu makan di luar jam makan yang telah ditetapkan. Hal ini juga berkaitan dengan poin berikutnya, yaitu kemampuan untuk melatih disiplin diri.
3. Discipline Training: Melatih Disiplin dalam Pola Makan
Disiplin merupakan keterampilan penting dalam hampir semua aspek kehidupan, termasuk dalam pola makan. IF, menurut Arbiarso, bisa menjadi sarana yang efektif untuk melatih disiplin, baik dalam hal waktu makan maupun menahan diri dari makan di luar waktu yang ditentukan.
“Bukan cuma soal disiplin waktu makan, tapi disiplin saat bukan jam makan,” jelasnya.
IF membantu mengatasi kebiasaan buruk seperti “over-indulge,” yaitu kecenderungan untuk ngemil tanpa henti yang bisa menyebabkan kelebihan kalori. Dengan IF, Anda belajar untuk lebih mengontrol keinginan makan di luar jadwal yang sudah ditentukan.
4. Health Benefits: Potensi Manfaat Kesehatan
IF juga memiliki potensi manfaat kesehatan yang tidak bisa diabaikan. Arbiarso menjelaskan bahwa IF bisa membantu memperbaiki sensitivitas insulin, menurunkan kadar lemak darah, meningkatkan profil kardiometabolik, dan mengurangi inflamasi. Namun, ia juga menekankan bahwa manfaat kesehatan ini tidak hanya eksklusif pada IF, tetapi bisa didapatkan melalui metode pembatasan kalori biasa.
“Jika IF membantunya mencapai defisit energi yang optimal dan membantu turun berat badan (secara sehat), maka akan ada benefit kesehatan,” tambahnya.
Namun, hal ini hanya bisa dicapai jika IF dilakukan dengan benar dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu.
Demikian 4 manfaat dari penerapan program IF yang sesuai. Meskipun IF memiliki banyak potensi manfaat, Arbiarso menekankan pentingnya menyesuaikan metode ini dengan gaya hidup dan kebutuhan pribadi. “Sebelum IF, pastikan kamu sudah mengukur diri kamu sendiri. Artinya apakah IF itu cocok dengan gaya hidup kamu,” tegasnya.
Ia juga menyoroti kesalahpahaman umum bahwa IF hanya efektif jika dilakukan pada waktu-waktu tertentu, seperti malam hari. Faktanya, jadwal IF bisa disesuaikan dengan kebutuhan Anda. “Kalau kamu pengen IF 16:8 dan merasa bisanya sarapan pagi, ya udah sarapan,” ujarnya.
Arbiarso juga menegaskan bahwa waktu makan pagi pun tetap bisa dianggap sebagai bagian dari IF selama puasa dilakukan selama 16 jam.
Intermittent Fasting memang menawarkan sejumlah manfaat potensial, namun penting untuk melakukannya dengan bijak dan sesuai dengan kondisi tubuh masing-masing.
“Kalaupun nggak IF, nggak masalah sama sekali. Kamu juga bisa dapat manfaat kesehatan yang sama kok," ujarnya.
"Yang paling penting adalah memastikan asupan gizi tercukupi dan menjaga gaya hidup sehat secara keseluruhan. Dengan begitu, baik Anda memilih IF atau tidak, manfaat kesehatan tetap bisa diraih," pungkas Arbiarso.