free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Kesehatan

Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Blitar Menurun, Kelompok Rentan Tetap Diminta Waspada

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : A Yahya

13 - Jan - 2025, 10:44

Placeholder
Ilustrasi. (Foto: Istimewa)

JATIMTIMES - Kabupaten Blitar mencatatkan sedikit penurunan jumlah penderita baru HIV/AIDS sepanjang tahun 2024. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blitar, terdapat 193 kasus baru, sedikit lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 199 kasus. Penurunan ini, meskipun kecil, menjadi sinyal positif, tetapi ancaman HIV/AIDS tetap harus diwaspadai, terutama oleh kelompok rentan.

Eko Wahyudi, Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kabupaten Blitar, mengungkapkan bahwa dari 193 penderita baru, 124 di antaranya adalah laki-laki dan 69 lainnya perempuan.  “Kelompok usia yang paling dominan adalah 25 hingga 49 tahun dengan prosentase 57,5 persen atau 111 orang. Disusul kelompok usia di atas 50 tahun sebesar 28,5 persen atau 54 orang,” ungkap Eko, Senin (13/1/2025). 

Baca Juga : Dispendukcapil Kota Blitar Genjot Capaian Identitas Kependudukan Digital Tahun Ini

Selain itu, kasus baru juga ditemukan pada kelompok usia muda. Data menunjukkan ada 17 penderita berusia 20 hingga 24 tahun, 9 penderita pada rentang usia 15 hingga 19 tahun, dan bahkan 2 penderita yang masih anak-anak, masing-masing berusia 5 hingga 14 tahun serta balita. Fakta ini, menurut Eko, menunjukkan bahwa HIV/AIDS bisa menyerang siapa saja, termasuk kelompok usia muda dan anak-anak.

Penularan dan Kelompok Rentan
Eko menjelaskan bahwa penularan HIV/AIDS di Kabupaten Blitar terjadi melalui berbagai populasi. Populasi umum menjadi kelompok terbesar, diikuti Lelaki Seks Lelaki (LSL), pelanggan pekerja seks komersial (PSK), wanita PSK, serta penularan dari ibu hamil kepada anaknya. Ia menekankan pentingnya deteksi dini, terutama bagi kelompok masyarakat dengan risiko tinggi.

“Masyarakat yang sering berganti pasangan, Lelaki Seks Lelaki, ibu hamil, pasien Tuberkulosis (TB), dan mereka yang melakukan hubungan seksual sebelum menikah (sex before married) sangat dianjurkan untuk rutin melakukan tes HIV/AIDS,” jelas Eko.

Menurutnya, kesadaran masyarakat dalam melakukan pemeriksaan rutin dapat memutus rantai penyebaran virus. Ia juga menekankan pentingnya pemeriksaan bagi ibu hamil untuk mencegah penularan dari ibu ke anak.

Penurunan jumlah kasus tahun ini, meskipun hanya 6 kasus, dianggap sebagai hasil dari upaya pencegahan yang terus dilakukan Dinkes Kabupaten Blitar. Namun, Eko mengingatkan bahwa ini bukan alasan untuk mengendurkan kewaspadaan. Ia berharap masyarakat tetap menjalankan perilaku hidup sehat dan menjauhi aktivitas yang berisiko tinggi.

“Penurunan ini menjadi catatan baik, tetapi masyarakat jangan lengah. HIV/AIDS masih menjadi ancaman serius, terutama bagi kelompok rentan,” tegasnya.

Dalam upaya menekan angka kasus baru, Dinkes Kabupaten Blitar akan terus menggencarkan edukasi kepada masyarakat. Penyuluhan tentang risiko HIV/AIDS, pentingnya pemeriksaan rutin, serta penerapan perilaku hidup sehat menjadi fokus utama ke depan.

Baca Juga : Dispendukcapil Kota Blitar Genjot Capaian Identitas Kependudukan Digital Tahun Ini

Untuk memaksimalkan pencegahan, Eko mendorong masyarakat agar tidak takut memeriksakan diri. Pemeriksaan HIV/AIDS, menurutnya, kini lebih mudah diakses melalui puskesmas dan layanan kesehatan lainnya. Selain itu, edukasi kepada masyarakat perlu menyasar kelompok remaja dan dewasa muda yang rawan melakukan hubungan seksual tanpa perlindungan.

“Penting bagi kita semua untuk memahami bahwa HIV/AIDS dapat dicegah dengan perilaku yang bertanggung jawab. Peran keluarga dan lingkungan juga sangat penting untuk mendukung pencegahan,” pungkasnya.

Meski langkah-langkah ini telah dijalankan, tantangan besar tetap ada. Stigma sosial terhadap penderita HIV/AIDS sering kali menjadi hambatan bagi mereka yang ingin memeriksakan diri. Hal ini, menurut Eko, membutuhkan pendekatan yang lebih humanis dari semua pihak, termasuk masyarakat umum.

Penurunan angka kasus HIV/AIDS di Kabupaten Blitar tahun ini menunjukkan bahwa pencegahan dini dan kesadaran masyarakat memberikan dampak signifikan. Namun, ancaman virus ini belum sepenuhnya hilang. Pemerintah daerah, tenaga kesehatan, dan masyarakat harus terus bekerja sama untuk melawan penyebaran HIV/AIDS, demi mewujudkan generasi yang lebih sehat dan bebas dari stigma.


Topik

Kesehatan Dinkes Dinkes kabupaten Blitar Eko Wahyudi



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Aunur Rofiq

Editor

A Yahya