JATIMTIMES - Tiongkok masih menjadi negara asal barang impor Jawa Timur (Jatim) dengan jumlah terbesar. Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim mencatat, pada Juni 2024, sebanyak 30,72 persen barang impor di Jatim berasal dari Tiongkok.
Dengan kata lain, barang-barang asal Tiongkok membanjiri pasar Jatim. Jumlah produk asal Tiongkok bahkan lebih besar, baik di antara negara-negara Asia maupun dunia.
Baca Juga : Update Daftar Negara Tujuan Ekspor Jatim, Tiongkok dan AS Bersaing
Negara lain yang gencar mengirim produknya ke Jatim adalah Amerika Serikat (AS). BPS mencatat, AS memberikan kontribusi pada impor nonmigas masing-masing sebesar 9,10 persen atau senilai USD 148,68 juta.
AS menjadi negara ke-2 asal barang impor Jatim dengan jumlah terbesar. Di urutan ke-3 adalah Thailand dengan nilai impor nonmigas USD 74,40 juta atau berperan sebesar 4,55 persen.
BPS Jatim juga mencatat kelompok negara ASEAN masih menjadi salah satu pemasok utama barang komoditas nonmigas ke Jatim selama Juni 2024 yang mencapai USD 203,15 juta. "Nilai ini turun sebesar 13,79 persen dibanding bulan sebelumnya," jelas BPS Jatim dalam laporan terbarunya, dikutip Kamis (8/8/2024).
Di kawasan ASEAN, Thailand menjadi negara utama asal impor nonmigas dengan nilai USD 74,40 juta atau sebesar 4,55 persen dari total impor nonmigas. Selanjutnya diikuti Malaysia dengan nilai USD 43,82 juta dengan peranan sebesar 2,68 persen.
Sementara itu nilai impor nonmigas yang berasal dari kelompok negara Uni Eropa bulan Juni 2024 sebesar USD 79,20 juta atau turun sebesar 34,07 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Baca Juga : Hasil Maksimal Semangka di Musim Kemarau Bikin Petani Jombang Sumringah
"Nilai impor nonmigas terbesar dari kawasan ini berasal dari Jerman sebesar USD 26,01 juta atau dengan peranan sebesar 1,59 persen. Selanjutnya diikuti impor dari Italia dengan nilai sebesar USD 14,86 juta atau dengan berkontribusi sebesar 0,91 persen," papar BPS Jatim.
Secara kumulatif selama Januari-Juni 2024, nilai impor nonmigas dari kelompok negara ASEAN sebesar USD 1,47 miliar. Utamanya berasal dari Thailand dengan nilai sebesar USD 355,19 juta. Sedangkan nilai impor nonmigas dari kawasan Uni Eropa sebesar USD 549,65 juta dan utamanya berasal dari Jerman sebesar 245,24 juta.